TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Sindrom Nefrotik, Yuk Kenali 7 Gejalanya Sekarang Juga!

Komplikasinya bisa cukup serius

whatisepigenetics.com

Sindrom Nefrotik adalah suatu penyakit dimana terjadi kerusakan pada glomerulus (unit penyaringan darah di ginjal) yang mengakibatkan protein masuk ke dalam urine dan rendahnya level protein dalam darah.

Kalian perlu ketahui kalau Sindrom Nefrotik dapat menyerang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sindrom Nefrotik juga nggak memandang jenis kelamin maupun ras, setiap orang bisa terkena sindrom nefrotik, lho. Salah seorang yang pernah terkena Sindrom Nefrotik adalah putra dari Wulan Guritno pada beberapa tahun silam. 

Menurut medscape, penyebab dari Sindrom Nefrotik banyak sekali. Penyebab utamanya karena penyakit ginjal lain seperti nefropathy, glomerulosclerosis, dan glomerulonephiritis. Penyebab sekundernya karena penyakit sistemik yang bisa mempengaruhi organ ginjal seperti diabetes dan lupus. Sindrom Nefrotik juga bisa disebabkan karena penyalahgunaan obat-obatan seperti heroin, lho. 

Menurut Official Journal of The International Society of Nephrology, dari 100.000 anak di bawah 16 tahun sekitar 1-3 terserang Sindrom Nefrotik. Apabila Sindrom Nefrotik gak segera diobati, Sindrom Nefrotik dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi, terutama dari infeksi bakteri. 

Supaya kamu bisa mengenali Sindrom Nefrotik, berikut 7 gejala dari Sindrom Nefrotik.

1. Proteinuria atau adanya kadar protein dalam urine

belmarrahealth.com

Proteinuria menjadi gejala utama jika terjadi kerusakan ginjal. Selain itu, pasien dengan kadar protein yang lebih tinggi dalam urine mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan kerusakan ginjal progresif.

Penentuan kadar protein dalam urine bisa berdasarkan penentuan albumin / kreatinin atau protein / kreatinin (ACR atau PCR) pada pemeriksaan urine 24 jam. Berdasarkan American Family Physician, rentang proteinuria dalam Sindrom Nefrotik biasanya lebih dari 3 hingga 3,5 gram protein dalam pengumpulan urine 24 jam.

Baca Juga: Ini 5 Komplikasi Penderita Gagal Ginjal Kronis Yang Wajib Kamu Tahu!

2. Terjadi edema atau pembengkakan di bagian tubuh tertentu

mutantworkout.org

Gejala kedua terjadi edema (pembengkakan). Pada Sindrom Nefrotik, kadar protein banyak di urine sehingga berkurangnya kadar protein dalam darah yang akan memperlambat aliran air dari jaringan tubuh untuk masuk ke pembuluh darah. Akibatnya, air akan menumpuk di jaringan tubuh dan menyebabkan edema.

Edema bisa paling terlihat di daerah wajah, sekitar mata, sekitar kaki dan pergelangan kaki, dan perut. Berdasarkan medscape, seiring berjalannya waktu, edema menjadi umum dan dapat dikaitkan dengan peningkatan berat badan, perkembangan asites, atau efusi pleura (penumpukan cairan di antara dua lapisan selaput paru-paru).

3. Gejala selanjutnya adalah hyperlipidemia

livinginwellbeing.org

Hiperlipidemia pada sindrom nefrotik ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida. Komplikasi ini dihasilkan dari interaksi kompleks antara metabolisme lipoprotein yang terganggu, obat-obatan, dan faktor makanan. Lipoprotein adalah struktur biokimia yang terdiri dari lemak dan protein yang berfungsi dalam pengangkutan lemak dalam darah. 

Berdasarkan American Family Physician, hiperlipidemia berat ditandai dengan kadar kolesterol total > 350 mg per dL (9,06 mmol per L) .

4. Akan terjadi juga hipoalbumin

unsplash.com/Hush Naidoo

Hipoalbuminemia merupakan akibat dari kehilangan protein albumin yang dikeluarkan dalam urin selama proteinuria. Hati tidak mampu mengompensasi hilangnya protein albumin dan akibatnya terjadi katabolisme albumin.

Menurut pubmed, hipoalbumin terjadi jika kadar serum albumin < 2.5 g per dL (25 g per L) . Pada keadaan normal, produksi albumin di hati adalah 12-14 g/hari (130-200 mg/kg) dan jumlah yang diproduksi sama dengan jumlah pada proses katabolisme.

5. Foamy Urine alias urine berbusa

heydoctor.org

Berdasarkan kindey.org, salah satu gejala Sindrom Nefrotik adalah foamy urine ( urine berbusa). Urine berbusa terjadi karena albumin memiliki efek seperti sabun yang mengurangi tegangan permukaan urine, di mana telah diketahui bahwa urine mengandung protein. Secara umum dianggap bahwa urin berbusa adalah tanda awal penyakit ginjal dan pasien dengan kondisi ini harus dievaluasi lebih lanjut.

6. Peningkatan berat badan

medicalnewstoday.com

Peningkatan berat badan (cairan) dapat terjadi pada orang yang mengalami pembengkakan akibat dari hasil retensi cairan. Pertambahan berat badan (lemak tubuh) juga dapat terjadi akibat terapi obat steroid karena nafsu makan meningkat. Berdasarkan medscape, obat steroid digunakan sebagai salah satu pengobatan Sindrom Nefrotik.

Baca Juga: Ingin Ginjal Sehat, Kurangilah Mengonsumsi 7 Makanan Ini

Writer

Firyal Eqwa

Pre-clinical.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya