TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Alasan Laki-laki Sulit Dapat Perawatan Gangguan Mental Menurut Ahli

Laki-laki lebih sulit dapat perawatan daripada perempuan

pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi

Siapa bilang hanya perempuan yang bisa mengalami masa-masa sulitnya dan menjadi depresi? Laki-laki juga merasakan hal yang sama dengan apa yang perempuan rasakan.

Ketika ia berada di masa-masa sulit dengan berbagai macam komentar dan opini dari orang lain, ada kalanya laki-laki merasa bahwa ia sendirian dan kosong. Tidak ada orang yang bisa diajak berjalan bersama dengannya untuk melewati masa-masa sulit itu.

Tak banyak juga yang mau menjadi tempat curhatnya agar bisa sedikit mengurangi beban pada dirinya. Hal ini menyebabkan penanganan pada gangguan mental yang dialami laki-laki tak berjalan dengan baik.

Ada beberapa alasan mengapa laki-laki cenderung lebih sulit mendapat perawatan gangguan mental daripada perempuan. Apa saja alasannya?

1. Bagi laki-laki, depresi adalah kelemahan

pixabay.com/Free-Photos

Salah satu artis pria yang diketahui memiliki gangguan mental adalah Zayn Malik. Mantan personel One Direction itu diketahui memiliki masalah mental yang berupa gangguan kecemasan. Saat diwawancarai oleh BBC beberapa tahun lalu, Zayn mengatakan, jika kecemasan adalah hal yang tidak ingin diperlihatkan seseorang, sama halnya seperti kelemahan.

Senada dengan Zayn Malik, Dr. Raymond Hobbs, yang merupakan psikolog di Blue Cross Blue Shield of Michigan, menjelaskan, jika alasan laki-laki tidak mau mengakui kondisinya karena depresi adalah agar stigma kuat dan tangguh tak hilang dari dalam dirinya. 

Baca Juga: 15 Ilustrasi Ini Ajak Kita Mencintai Diri Sendiri dan Melawan Depresi

2. Stigma bahwa laki-laki itu harus selalu kuat

pixabay.com/buy_me_some_coffee

Stigma paten ini benar-benar berhasil membuat para laki-laki berpikir, bahwa gangguan mentalnya adalah sebuah kelemahan, di mana ia sendiri akan di-judge sebagai laki-laki yang lemah dan berbanding terbalik dengan stigma yang selama ini tersemat dalam dirinya.

Padahal, laki-laki juga manusia yang sudah pasti tidak sempurna, sama halnya dengan perempuan. Ketika laki-laki berada dalam masa-masa tersulitnya ia juga butuh orang lain untuk merangkulnya agar bisa survive melawan gangguan mental yang dialaminya itu. 

3. Malu untuk mengakui gangguan mental yang dimilikinya

pixabay.com/Comfreak

Ada berbagai macam gangguan mental yang sering dialami oleh seorang laki-laki, yang tak jauh bebrbeda dari perempuan, yaitu depresi, panick attack, anxiety disorders dan masih banyak lagi.

Ketika lelaki mengidap salah satu atau bahkan lebih dari satu gangguan mental, biasanya ia akan malu mengakui hal itu. Akhirnya, mereka memasang topeng agar tetap ceria di depan orang lain dan berakhir pada membohongi diri sendiri juga orang lain bahwa sebenarnya ia sedang tidak baik-baik saja.

4. Merasa bersalah, tidak mendapat perawatan khusus, dan berakhir pada bunuh diri

pixabay.com/rawpixel

Terbesit rasa bersalah dalam diri laki-laki ketika ia ingin meminta bantuan kepada psikolog atau orang lain mengenai gangguan mental yang dideritanya. Banyak laki-laki yang keliru akan stigma dan anggapan bahwa ia harus bisa mengatasi semua masalah sendiri dan jika ia meminta bantuan, itu tandanya mereka adalah laki-laki yang lemah. Kekeliruan ini yang akhirnya menyebabkan penyangkalan dalam diri mereka sendiri akan masalah yang dihadapinya.

Beberapa kasus yang pernah terjadi adalah kebanyakan laki-laki berusaha menutupi kondisinya, bahkan ketika ia sudah merasakan tanda dan gejala dirinya depresi. Alasan tersebut juga membuat kebanyakan laki-laki tidak mendapat perawatan yang seharusnya dan berakhir dengan memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. 

Berdasarkan pada laporan American Foundation for Suicide Prevention pada tahun 2017, laki-laki yang memiliki gangguan mental 3,54 persen lebih rentan melakukan bunuh diri ketimbang wanita. Ini diakibatkan karena mereka tidak mendapat perawatan yang tepat untuk menyembuhkan kondisi tersebut.

Untuk para laki-laki, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter ketika kalian sudah merasakan gejala, seperti suasana hati yang mudah berubah, tidak fokus bekerja, merasa tidak tertarik dengan hal-hal yang tadinya kalian sukai, gejala insomnia, sakit kepala, dan mendapat masalah pencernaan yang lebih sering.

Jika kamu membutuhkan informasi dan konsultasi terkait hal seperti ini, kamu bisa menghubungi beberapa kontak di bawah ini:

  • NGO Indonesia: Jangan Bunuh diri || telp: (021) 9696 9293 || email: janganbunuhdiri@yahoo.com
  • Organisasi INTO THE LIGHT || message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) || direct message via Twitter: @IntoTheLightID
  • Kementrian Kesehatan Indonesia || telp: (021) 500454

Baca Juga: Berbeda dengan Depresi, Kenali 8 Tanda Post Traumatic Stress Disorder

Verified Writer

Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya