TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bahaya Burnout bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya, Waspada!

#ANGPOIN Segera atasi jika kamu mengalami burnout

ilustrasi bekerja (pexels.com/fauxels)

Burnout merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan keadaan stres dalam pekerjaan. Dan kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus karena dapat membahayakan kesehatan mental dan kesehatan fisik orang yang mengalaminya.

Jika kondisi seperti ini terjadi, maka perlu segera diatasi, supaya bahaya yang ditimbulkan tidak semakin parah. Nah, kamu harus memahami apa itu burnout, dan apa saja bahayanya bagi kesehatan, dan cara mengatasinya.

1. Pengertian burnout menurut ahli

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut Davis dan Newstrom (1985), burnout merupakan situasi dimana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi, dan menarik diri dari pekerjaan. Pekerja yang mengalami burnout lebih gampang mengeluh, menyalahkan orang lain bila ada masalah, cepat marah, dan sinis terhadap karier mereka.

Untuk penjelasan umum mengenai burnout adalah dimana seseorang mengalami sumber energi yang terkuras akibat stres yang berlebihan dan berkepanjangan, dan juga kelelahan emosional, dan perasaan tidak berprestasi.

Menurut Ivancevich (2006), burnout merupakan suatu proses psikologis yang di bawa oleh stres pekerjaan yang tidak terlepaskan, menghasilkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan perasaan penurunan pencapaian.

Sedangkan menurut Siagian (2009), burnout merupakan suatu kondisi mental dan emosional serta kelelahan fisik karena stres yang berlanjut dan tidak teratasi.

Dari pengertian para ahli di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa burnout merupakan kondisi seseorang mengalami stres akibat pekerjaan, adanya kelelahan fisik, mental, dan emosi secara berkepanjangan.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Pemicu Burnout, Ubah Gaya Hidupmu, yuk!

2. Faktor-faktor yang dapat memicu munculnya burnout

ilustrasi burnout (pexels.com/Tim Gow)

Kondisi burnout dapat terjadi karena beberapa faktor. Di bawah ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya burnout menurut Schaufeli dan Buunk pada tahun 2003, di antaranya adalah:

  1. Banyaknya tuntutan pekerjaan (quantitative job demands). Kondisi ini merupakan kondisi dimana pekerja mengalami kelebihan pekerjaan dan tekanan waktu berakibat pada kelelahan emosional;
  2. Permasalahan peran (role problems). Dimana kondisi role conflict terjadi ketika tuntutan pekerjaan dalam waktu bersamaan tidak dapat dipertemukan. Sedangkan role ambiguity terjadi ketika pekerja memiliki peran ganda yang harus dilakukan secara bersamaan dalam pekerjaannya. Kurangnya informasi yang didapatkan pekerja untuk peran yang ingin dilakukan juga dapat memicu timbulnya ambigu pekerja;
  3. Kurangnya dukungan sosial (lack of social support). Dukungan sosial sangat berfungsi untuk mengurangi stres. Jika seorang pekerja yang mendapatkan dukungan sosial akan lebih mampu untuk mengatasi tuntutan pekerjaan. Dukungan sosial yang dimaksud di sini itu seperti dukungan dari atasan, rekan kerja, teman, komunitas, keluarga, dan tim;
  4. Kurangnya aktivitas regulasi diri (lack of self-regulatory activity). Aktivitas regulasi diri berperan penting bagi pekerja dalam mencapai tujuan pekerjaannya. Jika regulasi diri berkurang maka dapat menyebabkan pekerja mengalami burnout. Regulasi diri ini seperti, sikap tegas yang dimiliki pekerja terhadap pekerjaan yang dilakukan, terlibat dalam pengambilan keputusan, apresiasi dari atasan untuk pekerjaan yang telah diselesaikan;
  5. Berhubungan dengan tuntutan klien (client-related demands). Kondisi pekerjaan pada sektor human service seperti tingginya interaksi dengan klien yang bermasalah, kontak dengan klien dalam kondisi kronis atau sakit parah, klien dalam kondisi kritis atau kematian klien menyebabkan pekerja terlibat secara emosional dalam menghadapi situasi tersebut. Dalam kondisi lama kondisi tersebut dapat menyebabkan pekerja mengalami burnout.

3. Ciri-ciri seseorang yang mengalami burnout

ilustrasi kerja tim (pexels.com/fox)

Seseorang yang mengalami burnout dapat dilihat dari cara orang tersebut menjalani kesehariannya. Menurut dokter Ballard, seseorang yang mengalami burnout dapat dilihat dari ciri-ciri berikut:

  1. Mudah kelelahan;
  2. Kurang motivasi dalam menjalani kesehariannya;
  3. Mengalami frustrasi, sinisme, dan emosi negatif;
  4. Mengalami masalah kognitif;
  5. Pekerjaan yang dilakukan berantakan;
  6. Masalah interpersonal yang terjadi di rumah atau tempat kerja; 
  7. Tidak merawat diri sendiri;
  8. Disibukkan dengan pekerjaan, bahkan saat kamu tidak bekerja;
  9. Kepuasan diri yang menurun;
  10. Masalah kesehatan.

Jika kamu mendapati ciri-ciri di atas terjadi kepada keluarga atau temanmu, harus segera diatasi. Karena kondisi tersebut jika dibiarkan terjadi berkepanjangan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan fisik dan mental. Segera bicarakan kepada mereka dengan baik-baik dan cobalah berkonsultasi dengan ahlinya untuk mencegah terjadinya burnout secara berlarut-larut.

4. Bahaya yang ditimbulkan burnout bagi kesehatan

ilustrasi stres (pexels.com/Inzmam Khan)

Kondisi burnout jika dibiarkan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Bahkan kondisi burnout dapat memicu hal negatif bagi orang-orang di sekitarnya. Bahaya burnout bagi kesehatan di antaranya adalah:

  1. Kesehatan mental.

Bahaya yang dapat ditimbulkan bagi kesehatan mental adalah, berkurangnya kreativitas, sinisme, gampang frustrasi, mudah kecewa, membenci pekerjaan yang dilakukan, muncul perasaan gagal, meragukan diri sendiri, merasa tidak ada pihak yang mendukung dan membantu, selalu merasa tidak puas akan pekerjaannya, dan kehilangan motivasi.

  1. Kesehatan fisik

Bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan fisik di antaranya adalah, sering mengalami sakit pada bagian kepala, menderita sakit perut, menderita sakit usus, nafsu makan menurun, gangguan tidur, dan merasa pegal-pegal pada badan.

Baca Juga: Gejala Burnout dan 5 Tips Mengatasinya, Jangan Diabaikan!

Verified Writer

Irma N Lumbantoruan

Mahasiswi Universitas Lampung, Teknik Geofisika

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya