TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Kelenjar Timus si Organ di Sistem Imun, Benarkah Perlu Diketuk?

Organ kecil yang sering terlupakan walau perannya besar

verywellhealth.com

Kelenjar timus. Ia merupakan organ kecil seukuran daun thyme dan terletak di belakang tulang dada (sternum). Kamu mungkin jarang mendengar nama organ atau kelenjar yang satu ini. Ia termasuk ke dalam sistem limfatik. Sama seperti sumsum tulang belakang, limpa, kelenjar getah bening, dan amandel.

Mereka semua berperan dalam menghasilkan, menyimpan, dan membawa sel darah putih untuk melawan penyakit. Jadi, walaupun kecil dan jarang terdengar, timus adalah organ yang penting untuk tubuh. Penasaran dengan fungsi lengkap dari kelenjar timus? Bagaimana ia bisa melindungi diri kita? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

1. Timus berfungsi untuk memproduksi sel T yang mampu melawan virus

cancer.gov

Kelenjar timus memiliki peran yang sangat spesifik dalam tubuh, yaitu memproduksi sel T atau limfosit T. Mengutip Endocrine Web, ini merupakan jenis sel darah putih yang melindungi tubuh dari ancaman tertentu, termasuk virus.

Selain itu, sel T masih memiliki beragam fungsi lainnya. Ia berguna untuk membantu organ dalam sistem imun untuk tumbuh sempurna, menghancurkan sel-sel yang rusak karena infeksi, hingga melawan sel kanker. 

Baca Juga: 7 Jenis Penyakit Autoimun yang Paling Umum, Sering Menyerang Wanita

2. Sel T yang dihasilkan kelenjar timus juga berperan dalam mencegah penyakit autoimun

theconversation.com

Selain berperan sebagai imunitas, ternyata sel T yang dihasilkan kelenjar timus juga penting untuk mencegah penyakit autoimun. Ini merupakan penyakit yang terjadi ketika sel imun menyerang sel sehat. Contohnya lupus, psoriasis, diabetes tipe 1, dan lain-lain.

Dilansir dari Very Well Health, ini bisa terjadi karena sel T sangat dilindungi di dalam kelenjar timus, sehingga ia tidak sensitif terhadap sel tubuh kita. Karena ia tidak mengenal diri sendiri, risiko terjadinya gangguan autoimun pun dapat diminimalkan.

3. Timus perlahan mengecil sejak ketika kita menginjak masa pubertas

study.com

Kelenjar timus ternyata tidak selamanya bisa berfungsi. Ketika kita menginjak masa pubertas, ia perlahan mengecil karena tertutup oleh lemak. Seiring dengan pengecilan ukuran, fungsinya pun turut menurun. Menurut penjelasan dari Philip Battiade, founder dari Infusio, klinik di Beverly Hills, Amerika Serikat, fungsi timus menyusut menjadi 15 persen ketika kita berada di usia 50 tahunan. 

Namun perlu diketahui bahwa organ tersebut telah melakukan fungsinya dengan maksimal saat kita masih anak-anak. Bahkan menurut penjelasan Endocrine Web, semua sel T yang kita butuhkan selama hidup telah selesai diproduksi oleh kelenjar timus saat pubertas tiba. 

Melansir jurnal Thymus: The Next (Re)Generation, timus ternyata merupakan organ outlier, yang berperilaku tidak sesuai dengan banyak organ lainnya. Organ ini sangat sensitif terhadap kerusakan akut, tapi bisa dengan cepat pulih juga dan beregenerasi.

Namun, seiring bertambahnya usia, kemampuan regenerasi ini hilang, bahkan penuaan timus berlangsung lebih cepat daripada jaringan lain. Pemahaman lebih jauh tentang proses-proses ini, dalam kaitan erat dengan cabang-cabang lain dari kedokteran regeneratif dan imunologi, akan membuka jalan menuju pilihan terapi baru.

4. Bisakah kita mengaktifkan fungsi kelenjar timus dengan mengetuk-ngetuk dada?

kellirussell.com

Kita kini mengetahui bahwa kelenjar timus kehilangan fungsinya ketika kita beranjak dewasa. Namun terdapat rumor yang mengatakan bahwa kita bisa merangsangnya untuk aktif kembali dengan mengetuk-ngetuk dada, tempat kelenjar tersebut berada. Kabarnya dengan melakukan itu, timus akan kembali berfungsi untuk memproduksi sel T. 

Namun apakah rumor tersebut benar? Hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang melandasi pernyataan tersebut. Bahkan tidak ada jurnal maupun artikel ilmiah yang menjelaskan mengenai hal ini. Jadi, mengetuk-ngetuk dada masih belum terbukti bisa mengaktifkannya kembali. 

"Kelenjar timus terletak di belakang sternum (tulang dada) dan di antara kedua paru. Kelenjar ini berfungsi dalam imunitas selular, yaitu memproduksi sel limfosit T. Tulang dada adalah tulang pipih yang kuat, karena melindungi organ vital manusia yang terletak di dada. Mengetuk-ngetuk tidak akan mempengaruhi organ yang ada di dalamnya. ketukannya akan dihantarkan oleh tulang iga menyamping ke kanan dan kiri. Itu tidak akan mempengaruhi kelenjar timusnya." penjelasan dr. Sigit Widyatmoko, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam, kepada IDN Times.

Baca Juga: Jika Terdiagnosis Positif Virus Corona, Ini yang Harus Kamu Lakukan!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya