TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Mitos Diet Paling Populer yang Ternyata Salah Besar

Jangan-jangan ini yang membuat dietmu tidak kunjung berhasil

ilustrasi diet (squarespace-cdn.com)

Sudah mengikuti segala macam tip workout, makan salad, minum jus detoks, dan lain-lain tapi kenapa lemak masih ada di mana-mana. Kira-kira kenapa, ya?

Sebagian besar orang setuju bahwa cara terbaik menurunkan berat badan adalah membakar kalori lebih banyak daripada yang kita konsumsi. Terdengar simpel memang. Namun, banyak orang yang tidak berhasil dan akhirnya menyerah begitu saja.

Tanpa disadari, hingga saat ini, terdapat sejumlah mitos diet dan pola makan yang beredar di masyarakat. Mungkin inilah yang membuat dietmu tidak kunjung berhasil. Apa sajakah itu? Yuk, ketahui kebenarannya berikut ini!

1. Mitos 1: Tidak makan adalah langkah yang tepat untuk cepat kurus

ilustrasi diet (treehugger.com)

Hayo, kamu pernah melakukannya, gak? Banyak yang beranggapan bahwa tidak makan akan membuat kita cepat kurus. Namun, hal ini justru tidak baik untuk kesehatan.

Para penderita asam lambung akan merasakan nyeri perut saat melewatkan jam makan. Selain itu, tidak makan hanya akan membuatmu kelaparan dan akhirnya ingin memasukkan makanan lebih banyak lagi ke dalam perut.

2. Mitos 2: Makanan low fat baik untuk diet

ilustrasi makanan low fat (townparle.in)

Susu rendah lemak, keju rendah lemak, hingga margarin rendah lemak sering kali menjadi pilihan seseorang yang sedang diet. Namun, apakah benar makanan tersebut baik untuk kita? Menurut studi dari The Lancet tahun 2017, makanan low fat ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit jantung

Maka dari itu, muncullah tren diet keto yang mengutamakan konsumsi lemak. Sebenarnya banyak makanan berlemak yang sehat, kok. Asalkan jangan terlalu sering mengonsumsi makanan yang digoreng, junk food, dan makanan olahan. 

Baca Juga: Penjelasan 7 Mitos Pil KB yang Bikin Wanita Khawatir, Ini Realitasnya!

3. Mitos 3: Makan sayur-sayuran selalu lebih sehat

ilustrasi salad (businessinsider.com)

Tren terbaru yang sedang beredar adalah pengurangan konsumsi daging dan makanan berlemak secara keseluruhan. Banyak orang yang beralih hanya makan sayur-sayuran sebagai penggantinya. 

Namun, ternyata pola makan vegetarian yang seperti itu tidak selalu menyehatkan, lo! Tubuh kita masih membutuhkan asupan lemak. Jika kamu adalah seorang vegetarian, sebaiknya tetap konsumsi lemak nabati. Misalnya alpukat, kacang, minyak zaitun, dan lain-lain.

4. Mitos 4: Harus menghindari camilan saat diet

ilustrasi camilan (theconversation.com)

Banyak pula yang menganggap bahwa kebiasaan ngemil sebaiknya ditinggalkan saat sedang diet. Akan tetapi, sebenarnya pernyataan tersebut keliru. Justru konsumsi makanan ringan di tengah jadwal makan adalah cara yang baik untuk mengontrol rasa lapar.

Pilihan camilanlah yang seharusnya diperbaiki. Jika kamu biasa makan keripik kentang, cokelat susu, donat, dan lain-lain, sekarang gantilah makanan tersebut dengan yang lebih sehat. Contohnya buah-buahan, kacang-kacangan, cokelat hitam, atau yoghurt.

5. Mitos 5: BMI adalah tanda kesehatan yang akurat

ilustrasi indeks massa tubuh (agoramedia.com)

Body mass index atau BMI adalah satuan yang menunjukkan berat badan kita sudah ideal atau tidak. Banyak yang menganggap bahwa BMI adalah sebuah standar untuk mengukur kesehatan. Sebenarnya hal ini keliru.

Dilansir Run Society, BMI hanya mengukur perbandingan tinggi dan berat badan kita. Massa otot, lemak tubuh, dan faktor-faktor lain tidak diperhatikan. Maka dari itu, BMI tidak bisa digunakan untuk mengukur kesehatan.

6. Mitos 6: Gula buatan lebih baik daripada gula dari tebu

ilustrasi gula (aarp.net)

Tidak sedikit, lo, orang yang beralih ke gula buatan seperti gula jagung, sakarin, aspartam, dan lain-lain karena mereka percaya bahwa gula tebu mengandung kalori yang tinggi. Namun, studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine tahun 2019 menemukan bahwa gula buatan justru tidak baik untuk kesehatan kita.

Terdapat beberapa risiko kesehatan yang kemungkinan besar dibawanya. Seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga gangguan ginjal. Maka dari itu, akan lebih baik jika kita mengontrol konsumsi gula secara keseluruhan daripada menggantinya dengan pemanis buatan.

Baca Juga: Membongkar Mitos Pengaruh Bulan terhadap Kesehatan, Ini Penjelasannya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya