TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Membongkar Mitos Pengaruh Bulan terhadap Kesehatan, Ini Penjelasannya!

Benarkah bulan purnama bisa membuat kita gila?

shubhpuja.com

Konon katanya, bulan purnama adalah hal yang memengaruhi perubahan seorang manusia menjadi werewolf atau manusia serigala. Ia akan membesar, sekujur tubuhnya ditumbuhi rambut, dan wajahnya pun berubah. Tak hanya itu, saat wujud serigala mengambil alih, ia kehilangan akal dan menjadi agresif layaknya hewan buas.

Masyarakat percaya bahwa ini semua gara-gara bulan. Satelit alami bumi tersebut sering dianggap mampu memengaruhi kondisi manusia, termasuk kesehatan fisik dan mental. Memang tidak seekstrem menjadi manusia serigala, tetapi cukup untuk membuat “kegilaan” seseorang meningkat.

Namun apakah semua klaim tersebut benar?  Yuk simak penjelasannya menurut penelitian berikut ini!

1. Mitos 1: Bulan purnama memicu kejang pada pasien epilepsi

clevelandclinic.org

Sejumlah pasien epilepsi percaya bahwa kondisi mereka kambuh saat bulan memasuki fase purnama. Ada pula yang menganggap bahwa satelit bumi tersebut mengurangi intensitas kejang mereka. 

Sebenarnya mana yang benar? Peneliti membuktikan bahwa kedua anggapan tersebut keliru. Studi di tahun 2004 dari Epilepsy & Behavior mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara kejang epilepsi dengan fase bulan. 

2. Mitos 2: Bulan purnama dapat membuat seseorang menjadi gila

consciousreminder.com

Rumor yang satu ini beredar seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap werewolf. Mereka menganggap bahwa bulan purnama dapat membuat seseorang kehilangan akal atau gila. 

Studi dari Psychological Bulletin tahun 1985 mencoba menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut. Mereka menemukan bahwa tingkat keterkaitannya hanyalah satu persen. Angka tersebut mencakup beberapa faktor, mulai dari pembunuhan, laporan di rumah sakit jiwa, dan perilaku kriminal.

Baca Juga: Jarang Disadari, Ini 5 Risiko Kesehatan Akibat Terlalu Lama Duduk

3. Mitos 3: Fase bulan berpengaruh terhadap kondisi psikologis

picdn.net

Masyarakat percaya bahwa bulan memengaruhi keparahan gangguan mental sejak Abad Pertengahan, atau sekitar abad ke-5 hingga ke-15 Masehi. Apakah anggapan tersebut benar adanya? Sekali lagi, sains berhasil mematahkan mitos itu. 

Penelitian tahun 2005 dari jurnal Psychiatric Services mengamati perbedaan jumlah laporan saat siang hari dan malam hari (ketika bulan muncul). Hasilnya, mereka tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan.

Penelitian tersebut sebenarnya masih belum kuat untuk menjadi bukti. Maka dari itu, pada tahun ini, peneliti dari Swiss dan Amerika Serikat menganalisis data pasien 15 rumah sakit jiwa selama sepuluh tahun ke belakang.

Jumlah pasien yang dianalisis mencapai 17.966 orang. Temuan mengatakan bahwa tidak ada bukti kuat mengenai hubungan antara bulan dan gangguan mental. 

4. Mitos 4: Tenaga medis cenderung membuat kesalahan ketika bulan purnama

npr.org

Rumor berikutnya yang beredar tentang bulan adalah benda langit tersebut menyebabkan dokter dan suster melakukan kesalahan. Khususnya ketika mereka melakukan operasi. Namun sekali lagi, anggapan tersebut salah. 

Penelitian pada tahun 2009 dari jurnal Anesthesiology mengatakan bahwa kinerja tenaga medis kurang lebih sama. Entah pada saat bulan purnama, bulan setengah, atau tak ada bulan sekalipun. Satu-satunya hal yang memengaruhi kinerja mereka adalah dirinya sendiri. 

5. Mitos 5: Bulan purnama menyebabkan manusia kekurangan tidur

myactivesg.com

Para peneliti memperkirakan bahwa anggapan ini sudah dimulai sejak berabad-abad yang lalu. Pada saat itu, manusia masih bergantung dengan cahaya bulan dan matahari. Bulan yang bersinar terang saat memasuki fase purnama membuat manusia kesulitan untuk tidur.

Sebenarnya sudah ada banyak penelitian yang dilakukan untuk topik ini tetapi para ilmuwan masih belum mendapatkan jawaban yang pasti. Penelitian di tahun 2014 mengatakan bahwa anggapan ini salah.

Sedangkan studi baru di tahun 2016 mengatakan bahwa durasi tidur anak-anak berkurang lima menit ketika bulan purnama. Sedangkan hasil studi lainnya pun beragam.

6. Mitos 6: Fase bulan berhubungan dengan menstruasi

forbes.com

Ada banyak situs kalender menstruasi yang menyarankan agar wanita memperhatikan fase bulan. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa probabilitas kehamilan dapat meningkat ketika fase bulan tertentu. 

Dilansir dari Medical News Today, beberapa studi mengatakan bahwa ada korelasi antara fase bulan dan menstruasi. Bagaimana bisa? Ternyata para peneliti tersebut menemukan adanya pengaruh bulan terhadap meningkatnya melatonin, hormon yang keluar ketika menstruasi dimulai.

Namun sebuah penelitian dari Endocrine Regulations di tahun 2013 memberikan hasil yang berbeda. Setelah melakukan studi selama setahun, para peneliti yakin bahwa tidak ada korelasi antara bulan dan menstruasi wanita. Ini karena setiap wanita memiliki tanggal haidnya masing-masing.

Baca Juga: Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan, Ini 7 Efek Samping Diet Vegan  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya