TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Mengatasi Bayi Jatuh dari Tempat Tidur, Jangan Asal!

Perhatikan bila ada perubahan yang tak biasa pada bayi

ilustrasi bayi tidur (unsplash.com/jonathanborba)

Bukan rahasia kalau bayi sangat aktif bergerak termasuk saat berbaring di tempat tidur. Ini karena mereka merasa bebas usap lepas dari gendongan orangtua atau pengasuhnya. Sayangnya, bayi belum punya kewaspadaan seperti orang dewasa, yang membuatnya kerap mengalami sesuatu yang tidak diinginkan, bahkan bisa berpotensi membahayakan kesehatannya.

Nah, di sinilah peran orangtua atau pengasuhnya untuk terus memantau dan memperhatikan si Kecil. Selain karena mereka belum bisa menjaga diri mereka sendiri, juga karena mereka berhak atas waktu dan perhatian.

Meski sudah diawasi sebaik mungkin, tetapi kadang kasus bayi jatuh dari tempat tidur bisa terjadi. Bila sampai terjadi, ini tidak boleh dianggap sepele. Ini cara mengatasi bayi yang terjatuh dari tempat tidur yang perlu diketahui orangtua dan pengasuhnya.

1. Tenangkan dulu

ilustrasi ibu menenangkan bayinya (unsplash.com/holliesantos)

Walaupun bayi yang jatuh dari tempat tidur tidak boleh diremehkan, tetapi usahakan untuk tidak panik di depan bayi karena ini bisa membuatnya takut, dan perasaan terkejut yang dirasakannya tak kunjung mereda.

Kamu bisa mengalihkan perhatian bayi dengan mainan atau objek kesukaannya, atau ajak ia menikmati udara segar di luar rumah hingga tangisannya berhenti. 

Karena kejadian bayi terjatuh tak selalu menimbulkan kondisi yang serius, bisa saja mereka hanya menangis karena terkejut atas kejadian yang baru saja menimpanya, dan bayi butuh orangtua atau pengasuhnya untuk menenangkannya.

Baca Juga: Ibu Hamil Wariskan Antibodi dari Vaksin COVID-19 kepada Bayinya

2. Periksa lebih teliti

ilustrasi bayi menangis (unsplash.com/marcospauloprado)

Setelah bayi mulai tenang, periksa kondisi bayi lebih teliti, misalnya bila ada benjolan, memar, atau luka. Bila ada luka, bersihkan luka tersebut atau kompres dengan dingin bila ada benjolan. Jangan lupa juga untuk memeriksa bagian kepala bayi, ya.

Menurut laporan berjudul "Traumatic brain injury in infants and toddlers, 0–3 years old" dalam Journal of Medicine and Life tahun 2011, disebutkan kalau patologi total pada bayi usia 0-3 tahun jauh berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak dengan cedera kepala harus ditangani oleh departemen pediatri, dan profilaksis yang akan memainkan peran penting dalam meningkatkan hasil.

Profilaksis adalah pencegahan infeksi menggunakan obat. Penggunaan antibiotik ini terbukti efektif menurunkan risiko infeksi pada luka operasi, sehingga akan meningkatkan keamanan jika prosedur bedah harus dilaksanakan.

Itulah sebabnya identifikasi awal ini sangat penting dilakukan agar para orangtua tahu apa langkah yang harus mereka ambil selanjutnya jika kondisi bayi mereka memburuk.

3. Pantau terus kondisi si Kecil

ilustrasi memegang bayi (unsplash.com/kellysikkema)

Orangtua adalah sosok terdekat bayinya. Itulah kenapa orangtua pasti tahu lebih cepat bila ada perubahan pada si Kecil. Bila ia yang biasanya aktif dan ceria mendadak lemas, hilang keseimbangan, atau tanda-tanda tak biasa lainnya, ini harus diwaspadai.

Dilansir Healthline, jika bayi yang jatuh masih berusia di bawah 1 tahun, alangkah baiknya orangtua langsung memeriksakan bayi ke dokter. Atau, setidaknya pantau ketat kondisi bayi hingga 24 jam setelah ia jatuh.

4. Mencari informasi

ilustrasi ibu menggendong bayinya (pexels.com/Sarah Chai)

Yang tak kalah penting, carilah informasi sebanyak mungkin yang dibutuhkan, terutama tanda atau gejala yang bisa mengindikasikan gegar otak atau cedera kepala. Dilansir Healthline, ada beberapa tanda gegar otak yang perlu diwaspadai, yakni: 

  • Menangis saat kepala digerakkan
  • Mudah marah
  • Kebiasaan tidurnya terganggu
  • Muntah
  • Benjolan dan memar di kepala

Jika melihat adanya beberapa gejala di atas, jangan menunda lagi untuk mengunjungi dokter spesialis anak karena penanganan dini tentunya akan lebih baik.

Baca Juga: 7 Fakta Kraniosinostosis, Kelainan Bentuk Kepala pada Bayi

Verified Writer

Laila Alhaffatah

Full time wife, mom, and writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya