TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bolehkah Makan Mi Instan Setiap Hari? Ini Faktanya

Hayo, siapa yang lapar dikit bikin langsung bikin mi~

ilustrasi mie instan (Pexels.com/Kampus Production)

Mi instan jadi pilihan banyak kalangan sebagai asupan makanan dalam berbagai kondisi. Mau lapar tengah malam, cheating diet, hingga tujuan penghematan, mi instan sering kali masuk ke menu andalan. Beberapa bahkan menjadikan mi siap saji ini sebagai konsumsi harian. 

Padahal, katanya mi instan mengandung berbagai kandungan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Namun, gak sedikit pula yang berargumen bahwa hal tersebut hanya mitos. Lantas, bolehkah makan mi instan setiap hari? Simak penjelasan lebih lanjut berikut.

Apa itu mi instan?

Sebagian besar dari kamu pasti pernah mengonsumsi mi instan, setidaknya sekali seumur hidup. Julukan 'instan' diberikan pada mi produksi pabrik yang dikukus, dikeringkan, kemudian dikemas, dan dipasarkan.

Pembuatannya pun sangat mudah. Kamu tinggal merebus mi atau merendamnya di dalam air panas. Kemudian, tunggu beberapa saat sebelum mencampurkan bumbunya. Jika sudah, mi instan siap dinikmati. Buat yang sedang lapar berat, mi instan sering jadi pilihan, karena cara membuatnya praktis dan gak makan waktu, cuma 5 menit jadi.

Dalam setiap kemasan biasanya terdiri satu blok mi kering serta bumbu penyedap. Komposisi mi umumnya terdiri dari tepung, garam, dan minyak kelapa sawit. Adapun bumbunya terbuat dari kombinasi bahan khusus, monosodium glutamat alias MSG dan garam. Terkadang dijumpai pula sayuran yang dikeringkan. 

Baca Juga: Efek Kesehatan Makan Mi Instan saat Sahur dan Pengaruhnya pada Puasa

Kandungan mi instan

ilustrasi mi instan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Ada buanyak merek mi instan yang ada di dunia. Bisa sebutkan salah satu favoritmu? Meski bervariasi, secara garis besar, mi siap saji ini memiliki kandungan nutrisi serupa. Dilansir Healthline, kandungan mi instan di antaranya:

  • Kalori: 188
  • Karbohidrat: 27 gram
  • Jumlah lemak: 7 gram
  • Lemak jenuh: 3 gram
  • Protein: 4 gram
  • Serat: 0,9 gram
  • Natrium: 861 mg
  • Tiamin: 43% dari RDI
  • Folat: 12% dari RDI
  • Mangan: 11% dari RDI
  • Besi: 10% dari RDI
  • Niasin: 9% dari RDI
  • Riboflavin: 7% dari RDI.

Jumlah di atas merupakan kandungan untuk satu porsi alias satu kemasan mi instan. Konon, ada pula variasi mi instan yang diklaim lebih sehat karena menggunakan bahan alami. Untuk kondisi tersebut, komposisi bisa saja berbeda. 

Mi instan cenderung memiliki jumlah kalori lebih rendah daripada jenis pasta lainnya, melansir Nutrition Data. Sekilas, hal tersebut mungkin jadi kabar baik buatmu yang ingin menurunkan berat badan. Namun, rendahnya kalori ini juga dibarengi dengan serat dan protein, sehingga bukan pilihan tepat untuk diet. 

Lebih lanjut, ini karena protein dan serat membawa peran penting pada sistem pencernaan. Dua jurnal berbeda yang dipublikasi dalam Journal of The American College of Nutrition menyebutkan, protein terbukti dapat meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi rasa lapar. Adapun serat mampu bergerak perlahan melalui saluran pencernaan. Keduanya sangat baik sebagai manajemen berat badan. 

Plus minus mengonsumsi mi instan

Ilustrasi mi instan. (flickr.com/Elsie Hui)

Pro dan kontra aturan makan mi instan terus bergema di antara pencinta makanan satu ini. Sebagian menganggap mi instan bukanlah makanan yang bisa dikonsumsi secara rutin, sementara yang lain gak menganggap demikian. 

Pada kelompok pertama, beberapa bahaya mi instan sering menjadi alasannya. Termasuk risiko darah tinggi, obesitas, gagal ginjal, hingga kerusakan hati. Nah, yang paling sering dibahas yakni kandungan monosodium glutamat (MSG). Penggunaan zat aditif satu ini bertujuan sebagai penguat dan meningkatkan cita rasa. 

Namun, faktanya, MSG secara alami ditemukan dalam produk seperti protein nabati terhidrolisis, ekstrak ragi, ekstrak kedelai, tomat dan keju. Food and Drug Administration Amerika sendiri memberikan izin kandungan MSG sintesis digunakan dalam makanan.

Meski demikian, efek potensial bagi kesehatan dari zat yang sering mendapat julukan micin ini tetap kontroversial. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah, sakit kepala, dan mual setelah mengonsumsi MSG dalam jumlah tinggi.

Belum lagi kandungan garam tinggi yang terkandung dari bahan mi dan bumbu penyedap.  Bagi seseorang yang sensitif, efek natrium dan tingginya asupan natrium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, masalah ini gak hanya ditemukan dalam mi instan saja, misalnya pada snack kemasan.

Dukungan terhadap konsumsi mi instan aman berasal dari adanya kandungan mikronutrien bermanfaat bagi tubuh, termasuk zat besi, mangan, folat dan vitamin B. The American Journal of Clinical Nutrition mencatat, sekitar setengah dari mi instan, terlebih yang ada di Indonesia, diperkaya dengan vitamin dan mineral. 

Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil mengonsumsi susu dan mi dengan zat besi dapat menurunkan risiko anemia. Selain itu, beberapa mengutarakan pendapat bahwa selama barang beredar di pasaran dan memiliki izin, berarti aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Hati-Hati! Ini 5 Bahaya Makan Tiram Mentah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya