TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Infeksi Kulit yang Disebabkan Bakteri Staphylococcus Aureus

Mulai dari bisul sampai impetigo

ilustrasi ruam (freepik.com/freepik)

Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang dapat ditemui di kulit serta hidung manusia. Flora normal yang satu ini umumnya tidak menimbulkan masalah jika jumlahnya seimbang, seperti dikutip dari Departement of Health. 

Sayangnya, ketika pertumbuhannya berlebih dan sistem imun sedang melemah. Maka, kemungkinan besar bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi. 

Selain itu, luka yang tak dirawat dengan baik dapat menjadi "jalur" bagi bakteri Staphylococcus aureus. Akhirnya, mikroorganisme ini masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi di tubuh, termasuk kulit.

Lalu, apa saja masalah kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus? Yuk, simak lebih jelasnya di bawah ini!

1. Bisul

ilustrasi bisul (freepik.com/freepik)

Bisul atau juga disebut furunkel terjadi ketika bakteri Staphylococcus aureus menginfeksi folikel rambut, yakni tempat tumbuhnya rambut. Akibatnya, muncul benjolan merah yang berisi nanah dan terasa nyeri.

Mengutip Healthline b,isul dapat muncul di bagian tubuh mana pun, terutama wajah, leher, paha, selangkangan, serta bokong. Ini karena anggota tersebut sering mengalami gesekan serta banyak berkeringat. 

Umumnya, bisul tak membutuhkan penanganan khusus karena dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bila kondisinya semakin memburuk dan disertai demam, kamu perlu memeriksakannya ke dokter kulit terdekat.

Baca Juga: 7 Masalah Kulit Ini Rentan Muncul saat Cuaca Panas, Lebih Waspada yuk!

2. Selulitis 

ilustrasi selulitis (freepik.com/freepik)

Ketika kulit terluka, kondisi ini memungkinkan bakteri masuk ke dalamnya. Lalu, bakteri penyebab selulitis seperti Staphylococcus serta Streptococcus akan menginfeksi jaringan tersebut. 

Selain itu, seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah juga rentan dengan kondisi ini. Dilansir Mayo Clinic, kulit yang mengalami selulitis nantinya akan muncul kemerahan, bengkak, nyeri dan terasa hangat saat disentuh.

3. Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS)

ilustrasi Staphylococcal scalded skin syndrome (commons.wikimedia.org/Kronoman))

Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) atau juga disebut penyakit Ritter merupakan suatu infeksi kulit berat akibat bakteri Staphylococcus aureus. Penyakit ini tergolong langka serta lebih sering dialami oleh bayi dan anak-anak di bawah lima tahun.

Pada pengidap SSSS, bakteri Staphylococcus aureus masuk ke aliran darah melalui luka. Setelah itu, mikroorganisme ini turut memproduksi racun eksfoliatif ke dalam aliran darah. 

Hal inilah yang menyebabkan lapisan kulit melepuh dan mengelupas, seperti luka bakar. Dilansir Healthline, Gejala SSSS lainnya meliputi lemas, pusing, demam, kehilangan nafsu makan serta menggigil.

Baca Juga: 5 Cara Cegah Penuaan pada Kulit Wajah, Bisa Mulai dari Pilih Makeup

Verified Writer

I am Lavennia

"Earth" without "Art" is just "Eh".

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya