TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan di Balik Nafsu Makan Lansia yang Cenderung Menurun

Proses menua berpengaruh besar pada nafsu makan seseorang

ilustrasi nafsu makan yang turun (freepik.com/8photo)

Kamu mungkin pernah terheran-heran ketika melihat kakek atau nenekmu makan. Nampaknya, porsi makan yang mereka santap terbilang sedikit dibandingkan porsi normal kebanyakan orang. 

Namun tahukah kamu, bahwa porsi makan kebanyakan lansia memang cenderung lebih sedikit. Akibatnya, banyak lansia yang mengalami kurang gizi. Dilaporkan dalam telaah sistematik pada jurnal Frontiers in Nutrition, angka kekurangan gizi pada populasi lansia Indonesia cukup tinggi, yakni sekitar 1 dari 4 lansia.

Sebenarnya, kurangnya nafsu makan mereka bukanlah tanpa alasan. Berdasarkan penjelasan secara ilmiah, berikut adalah enam alasan yang sering membuat lansia menjadi kurang nafsu makan.

1. Kecepatan mencerna makanan turun

lansia umumnya memiliki massa otot lebih rendah (freepik.com/user18526052)

Sesuai jurnal Nutrition and Healthy Aging yang ditulis di tahun 2019, terdapat penurunan kerja saluran cerna pada lansia secara umum. Saraf yang menggerakan otot dinding usus sudah kurang sensitif pada usia itu, sehingga makanan lebih lambat ketika bergerak melewati saluran cerna. Jika sudah begitu, mereka akan lebih cepat merasa kenyang.

Telaah ilmiah berjudul "Gastric Emptying in the Elderly" yang dipublikasikan Clinics in Geriatric Medicine berusaha menerangkan fenomena ini secara jelas. Studi tersebut membandingkan kerja lambung orang muda dengan orang usia lanjut. Hasilnya, otot saluran cerna pada lansia bekerja hampir dua kali lebih lambat dibandingkan orang yang lebih muda.

Baca Juga: Selain COVID-19, 5 Jenis Vaksin Ini Juga Diperlukan Lansia

2. Gangguan hormon pengontrol nafsu makan

hormon pemicu nafsu makan akan menurun pada lansia (pexels.com/meo)

Dalam tubuh, terdapat beberapa hormon yang mengontrol nafsu makan. Contohnya adalah ghrelin dan kolesistokinin, yang memiliki cara kerja yang berlawanan. Kolesistokinin akan memicu rasa kenyang, sedangkan ghrelin akan memicu rasa lapar.

Jurnal Nursing Older People pada tahun 2015 sempat membahas mengenai perubahan hormon seiring bertambahnya usia. Diterangkan bahwa pada lansia, terjadi peningkatan kadar kolesistokinin dan penurunan ghrelin. Lantas apakah akibatnya? Tentu mereka akan lebih mudah merasa kenyang dan jarang merasa lapar.

3. Sensor pengecap di lidah kurang sensitif

indera pengecapan akan menurun seiring usia (freepik.com/KamranAydinov)

Rasa dari suatu makanan dapat meningkatkan nafsu makan. Kita bisa menyicipi rasa dari suatu makanan berkat kuncup pengecap yang ada di permukaan lidah. Kuncup pengecap ini, menurut laman Everyday Health, akan hilang secara bertahap ketika mulai berusia tua. Hilangnya kuncup pengecap akan menurunkan ketajaman rasa.

Menariknya, lidah lansia hanya mengalami penurunan pengecapan pada jenis rasa tertentu. Berdasarkan tulisan "Taste loss in the elderly: Possible implications for dietary habits" terbitan Critical Review in Food Science and Nutrition tahun 2017, lansia cenderung lebih sensitif terhadap rasa pahit dan asam, serta kurang sensitif terhadap rasa lainnya.

Meskipun mengonsumsi makanan yang sama dengan orang lain, rasa makanan yang terasa di lidah mereka tentu akan berbeda. Perubahan rasa juga akan mengubah pola makan pada lansia secara umum.

4. Kesulitan untuk menggigit dan mengunyah

sakit gigi sering ditemukan pada lansia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Lansia juga banyak yang mengalami masalah gigi dan gusi. Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat tahun 2021, 1 dari 5 lansia mengalami kerusakan pada giginya. Setelah usia 65 tahun, sebagian di antara mereka pun sudah tidak memiliki gigi yang tersisa. Tidak adanya gigi dapat membuatnya menjadi malas untuk makan.

Sebagian lansia yang sudah kehilangan giginya akan memilih untuk menggunakan gigi palsu. Namun berdasarkan jurnal BMC Geriatrics di tahun 2021, ini justru akan membatasi gerakan mengunyah sekaligus menelan makanan. Tekstur makanan yang bisa dikunyah menjadi terbatas dan bisa saja tidak sesuai dengan seleranya.

5. Mengalami depresi yang tersembunyi

sebagian lansia mengalami depresi tanpa mereka sadari (pixabay.com/Gerd Altmann)

Meski sering kali tidak disadari, banyak lansia yang diam-diam mengalami depresi. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Fakultas Psikologi UI tahun 2022, sebanyak 1 dari 3 lansia ternyata menunjukkan gejala yang mengarah pada depresi.

Dalam tulisan "An overview of appetite decline in older people" oleh jurnal Nursing Older People, depresi dapat menurunan nafsu makan seseorang. Ketika mengalami depresi, orang tersebut tidak memiliki keinginan untuk berbelanja bahan makanan ataupun menyicipi suatu makanan.

Masih berdasarkan jurnal yang sama, rasa kesepian yang kerap melanda juga bisa menurunkan nafsu makan mereka. Dikatakan bahwa seorang lansia yang makan sendiri tanpa ditemani anggota keluarga lainnya cenderung menjadi kurang bersemangat ketika makan.

Baca Juga: 6 Manfaat Puasa bagi Kesehatan Tubuh di Bulan Suci Ramadan

Verified Writer

Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya