Selain COVID-19, 5 Jenis Vaksin Ini Juga Diperlukan Lansia

Mereka juga membutuhkan vaksin Tdap dan MMR

Meskipun terkena suatu penyakit yang sama, seorang dengan usia lanjut lebih memiliki risiko tinggi. Pasalnya, lansia memiliki daya tahan tubuh yang semakin menurun. Bagi seseorang yang sudah berumur 65 tahun atau bahkan lebih, mendapatkan vaksinasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit menular dan infeksi. Maka dari itu, lansia menjadi prioritas untuk menerima vaksin COVID-19 saat pandemik menyerang.

Akan tetapi, selain vaksin COVID-19, terdapat beberapa jenis vaksin yang juga harus diberikan pada lansia. Kelima jenis vaksin tersebut adalah sebagai berikut.

1. Vaksin influenza

Selain COVID-19, 5 Jenis Vaksin Ini Juga Diperlukan Lansiailustrasi vaksinasi influenza (Pexels.com/RF Studio)

Seorang lansia memiliki risiko tinggi terkena gejala parah bahkan kematian akibat flu. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), antara 70--85 persen kematian terkait flu terjadi pada ornag dewasa berusia 65 tahun ke atas dan 50--70 persen di antaranya harus menjalani rawat inap.

Terdapat 24 ribu hingga 62 ribu orang meninggal karena influenza (flu) di Amerika Serikat. Sementara itu, ratusan ribu orang harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena terkena infeksi pernapasan ini.

Terdapat dua jenis vaksin influenza yang direkomendasikan untuk lansia berumur 65 tahun ke atas, yaitu:

  • Fluzone high-dose vaccine, mengandung empat kali jumlah virus tidak aktif yang digunakan dalam vaksin flu standar.
  • Fluad adjuvanted vaccine, mengandung zat aditif yang memicu respons imun yang lebih kuat

Pemberian vaksin kepada lansia selain untuk melindungi diri sendiri juga berguna untuk melindungi seluruh anggota keluarga dalam satu rumah. Khususnya pada bayi, mereka sangat rentan terhadap komplikasi yang diakibatkan oleh flu.

2. Vaksin Tdap

Selain COVID-19, 5 Jenis Vaksin Ini Juga Diperlukan Lansiailustrasi vaksin Tdap (Shannonlawgroup.com/Jon Svitak)

Tdap merupakan singkatan dari tetanus, difteri, dan aselular pertusis. Seseorang dengan usia lanjut, khususnya yang akan memiliki seorang cucu disarankan untuk mendapatkan vaksin Tdap jika belum pernah mendapatkan sebelumnya. Vaksin ini melindungi tubuh dari tiga penyakit, yaitu tetas, difteri dan pertusis (batuk rejan).

Pertusis cenderung memiliki gejala yang ringan, seperti demam. Meski demikian, infeksi dapat dengan mudah ditularkan ke bayi baru lahir yang sering kali berakibat serius. Menurut laporan CDC, kurang lebih 50 persen bayi di bawah usia 1 tahun yang menderita pertusis harus dirawat di rumah sakit.

Antara tahun 2000 dan 2017, terdapat laporan kematian akibat pertusis sebanyak 307 kasus dan anak-anak di bawah usia 2 bulan menyumbang 84 persen dari kematian ini. Remaja dan orang dewasa juga dapat mengalami komplikasi pertusis, seperti sulit tidur, inkontinensia urin, pneumonia, patah tulang rusuk, sinkop, dan penurunan berat badan.

Bahkan jika seseorang tidak memiliki cucu, CDC merekomendasikan agar setiap orang mendapatkan vaksin Tdap atau Td (tetanus-difteri) setiap 10 tahun. Setidaknya satu dari vaksinasi harus dengan vaksin Tdap. Terdapat dua vaksin Tdap yang disetujui untuk digunakan di AS, yaitu Boostrix (untuk usia 10 tahun ke atas bahkan di atas 65 tahun) dan Adacel (untuk usia 10 hingga 64 tahun).

Baca Juga: Mengapa Vaksin Booster Diberikan Kombinasi Vaksin yang Berbeda?

3. Vaksin pneumococcus

Selain COVID-19, 5 Jenis Vaksin Ini Juga Diperlukan Lansiailustrasi vaksin pneumococcus (Medineplus.gov)

Pneumococcus atau Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pneumonia, meningitis, ensefalitis dan penyakit parah lainnya. Bakteri ini sering kali menular dari anak-anak ke orang dewasa, terutama lansia. Pada anak-anak, bakteri ini menyebabkan penyakit ringan seperti infeksi telinga. Akan tetapi, pada lansia, pneumococcus dapat menyebabkan pneumonia yang bisa mengakibatkan kematian.

Menurut laporan CDC, risiko kematian akibat penyakit tersebut pada orang berusia 75 hingga 84 tahun adalah tiga kali lipat dari orang berusia 65 hingga 74 tahun. Angka tersebut meningkat seiring bertambahnya usia untuk pria dan wanita. Namun, pada setiap kelompok usia tingkat kematian lebih tinggi terjadi pada pria daripada wanita.

Terdapat dua jenis vaksin pneumococcus yang dapat digunakan di Amerika Serikat.

  • Pneumovax23 (PPSV23), direkomendasikan untuk semua orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, orang berusia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi medis tertentu, dan orang dewasa berusia 19 hingga 64 tahun yang merokok.
  • Pevnar 13 (PCV13), direkomendasikan untuk semua anak di bawah 2 tahun dan mereka yang berusia 2 hingga 6 tahun dengan kondisi medis tertentu.

4. Vaksin shingles atau herpes zoster

Selain COVID-19, 5 Jenis Vaksin Ini Juga Diperlukan Lansiailustrasi penyuntikan vaksin (Pixabay.com/Huntlh)

Vaksinasi ini akan melindungi tubuh dari penyakit herpes zoster atau cacar ular atau biasa  disebut juga dengan cacar api. Meski jarang menyebabkan kematian, herpes zoster bisa menjadi penyakit yang menyakitkan dan menyebabkan komplikasi serius. Risiko penyakit ini meningkat 30% pada lansia berumur 65 ke atas.

Selain bisa menularkan herpes zoster ke bayi, seorang lansia juga berisiko menularkan cacar air jika belum mendapatkan vaksinasi. Pasalnya, kedua penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang sama.

Saat ini, terdapat satu jenis vaksin herpes zoster yang disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat yaitu shingrix, vaksin DNA yang direkomendasikan untuk orang dewasa berusia di atas 50 tahun. Tingkat keefektifan vaksin ini dapat digambarkan sebagai berikut.

  • Pada orang dewasa berusia 50-69 tahun dengan sistem kekebalan yang sehat, Shingrix 97 persen efektif dalam mencegah herpes zoster, sedangkan pada usia 70 tahun ke atas, keefektifan Shingrix adalah 91 persen.
  • Pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah, Shingrix efektif dalam mencegah herpes zoster antara 68 dan 91 persen, tergantung pada kondisi imunokompromais yang mendasarinya.

5. Vaksin MMR

Selain COVID-19, 5 Jenis Vaksin Ini Juga Diperlukan Lansiailustrasi injeksi vaksin (pexels.com/r.f.studio)

Vaksin MMR adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari tiga jenis penyakit, yaitu campak, gondongan dan rubella. Meskipun orang dewasa yang lebih tua jauh lebih kecil kemungkinannya terkena campak, mereka lebih mungkin mengalami komplikasi serius jika terkena campak.

Mereka juga berisiko menularkan ke anak-anak yang dapat menyebabkan komplikasi. Tercatat sebanyak 1 dari setiap 20 anak penderita campak mengalami pneumonia. Sekitar 1 dari setiap 1.000 anak yang terkena campak juga mengalami pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang yang berakibat pada kehilangan pendengaran atau cacat intelektual.

Menurut CDC, satu dari lima orang yang tidak divaksinasi akan dirawat di rumah sakit jika mereka terkena campak, terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Vaksinasi MMR direkomendasikan untuk siapa saja khususnya lansia berumur 65 ke atas.

Demikian beberapa vaksinasi yang dibutuhkan lansia selain COVID-19. Selain untuk melindungi diri sendiri, vaksinasi juga akan meminimalkan risiko untuk menularkan penyakit berbahaya ke anggota lain khususnya bayi yang baru lahir dan masih memiliki imun yang lemah.

Baca Juga: 8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19

Lula Lula Photo Verified Writer Lula Lula

you can reach me on my IG @lulumaryamah23

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya