TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dampak Negatif Kekerasan Verbal pada Anak, Orang Tua Harus Bijak

Setiap anak berhak untuk tumbuh bahagia

ilustrasi kekerasan verbal pada anak (pexels.com/Monstera)

Mungkin kamu sering mendengar pepatah "mulutmu adalah harimaumu". Namun, pernahkah kamu berpikir betapa kuatnya kekuatan kata-kata itu bagi anak-anak? Kekerasan verbal atau verbal abuse dapat merusak masa depan anak dan meninggalkan bekas yang mendalam dalam hidup mereka. 

Dampaknya tidak hanya dirasakan saat ini, tetapi juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Sayangnya, banyak orang tua atau orang dewasa yang tidak menyadari betapa seriusnya dampak dari kekerasan verbal pada anak. Apa saja sih dampak negatif dari kekerasan verbal pada anak? Orang tua harus tahu!

1. Menghalangi anak menjadi pribadi yang pemberani dan terbuka

ilustrasi anak dengan kepribadian pemberani dan terbuka (pexels.com/Victoria Rain)

Ketika anak mengalami kekerasan verbal, dampaknya bisa sangat merusak bagi kesehatan mental dan emosional mereka. Banyak anak yang cenderung menjadi penakut dan tertutup setelah mengalami kekerasan verbal, karena mereka kehilangan kepercayaan diri dan merasa malu untuk berbicara tentang perasaan mereka. 

Berdasarkan laporan dalam jurnal Scientific Reports tahun 2019, anak yang mengalami kekerasan verbal cenderung merasa tidak berharga dan berakhir membuat anak menjadi pribadi yang menutup diri. Anak akan kesulitan untuk merasa percaya diri dan berani untuk menyuarakan pendapatnya. Pada akhirnya, itu akan membentuk pribadi anak menjadi penakut dan tertutup.

Marah pada anak wajar karena orang tua juga manusia. Namun, orang tua sepatutnya belajar untuk mengomunikasikan kemarahan tersebut dengan cara yang tepat.

Baca Juga: 6 Dampak Perceraian bagi Kesehatan, Efeknya Sedahsyat Ini!

2. Anak menjadi sulit berkonsentrasi

ilustrasi anak sulit berkonsentrasi (pexels.com/RDNE Stock project)

Kadang marah kepada anak tak terhindarkan. Namun, kadang orang tua khilaf dan pada akhirnya mengeluarkan kata-kata yang merendahkan dan bernada tinggi. Banyak orang yang tidak menyadari efek besar dari perilaku ini.

Konsekuensinya pada anak termasuk membuatnya sulit berkonsentrasi dan mengalami penurunan secara akademik. Laporan dalam American Journal of Psychiatry tahun 2006 mengemukakan bahwa kekerasan verbal pada anak dapat merusak sel saraf tertentu pada otak anak. Akibatnya, anak mengalami penurunan fungsi pada otak dan membuatnya sulit berkonsentrasi.

Anak yang mengalami kekerasan verbal mengalami perkembangan neurodevelopment yang buruk dan bisa berakibat buruk di kemudian hari.

3. Anak mudah mengalami gangguan kesehatan mental

ilustrasi anak mengalami stres dan menyendiri (pexels.com/Ryan Peck)

Kekerasan verbal tidak hanya dalam bentuk bentakan. Ini juga termasuk memanggil anak dengan nama yang mengejek atau merendahkan. Sayangnya, ini kerap ditemukan di tengah masyarakat.

Studi dalam Journal of Instructional Psychology menjelaskan bahwa anak yang mengalami kekerasan verbal cenderung mudah merasa trauma, stres, dan depresi akibat perasaan tidak diinginkan sebagai efek dari kekerasan verbal tersebut.

Selain itu, anak menjadi mudah mengalami kecemasan pada hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Hal ini dapat merugikan bagi perkembangan anak.

4. Anak sulit bersosialisasi

ilustrasi anak bersosialisasi (pexels.com/Yan Krukau)

Kekerasan verbal pada anak tidak hanya berefek pada masalah mental, tetapi juga permasalahan sosial. Mengkhawatirkan, bukan?

Banyak orang tua yang mempertanyakan mengapa anaknya tidak bisa berbaur dengan teman-temannya atau dengan orang lain. Kalau ini terjadi, orang tua harus mengingat kembali apakah orang tua, teman, atau orang terdekat pernah melakukan kekerasan verbal pada anak.

Studi dalam The Journal of Psychiatry & Law menyebutkan bahwa anak menjadi tidak mempercayai bahwa ia berharga, sehingga anak akan berpersepsi bahwa ia tidak pantas untuk merasa berharga. Akibatnya, anak akan menarik diri dari pergaulan dan terus merasa waspada terhadap lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Warning, 9.588 Anak Menjadi Korban Kekerasan Seksual Tahun 2022!

Verified Writer

Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya