TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Produk Susu Dapat Menyebabkan Jerawat, Benarkah?

Kenapa begitu?

daysoftheyear.com

Girls, pernah nggak sih ketika kalian tengah berobat ke dokter kulit, sering sekali kita dapat saran agar tidak lagi mengonsumsi produk susu dan turunannya, seperti: keju, mentega, yoghurt, dll. Dikatakan bahwa produk susu tersebut justru malah merangsang pertumbuhan jerawat di wajah kita. Benarkah demikian?

1. Produk susu dapat menyebabkan jerawat karena kandungan casein-nya

pixabay

Casein adalah sejenis protein bagi para hewan. Susu yang berasal dari hewan seperti susu sapi ternyata mengandung 80% casein ini. Bagi kita manusia, casein ini malah menjadi perangsang munculnya inflamasi pada wajah, salah satu wujudnya adalah jerawat dan noda hitam.

2. Karena saat makan/ minum produk susu, sesungguhnya kita mengonsumsi hormon!

supermadre.net

Apa? Kok malah jadi mengonsumsi hormon?

Yes, darling.

Semua makhluk berjenis betina, termasuk kita wanita, sudah diberikan kemampuan alamiah untuk meproduksi susu sendiri. Kita manusia, dengan sendirinya akan memproduksi ASI untuk diberikan kepada bayi kita. Proses persiapan produksi ASI sendiri akan dimulai otomatis oleh hormon tubuh begitu kita hamil.

Sama halnya dengan sapi atau hewan mamalia betina lainnya, ketika akan memiliki anak, mereka akan mulai memproduksi susu untuk dikonsumsi anak-anak mereka kelak. Entah darimana awalnya, manusia mulai meminum susu sapi dan karena permintaan susu yang demikian banyak, tapi kemampuan sapi untuk melahirkan dan memproduksi susu terbatas, maka para peternak tersebut mulai menyuntikkan hormon kepada sapi agar dapat memproduksi susu lebih banyak lagi dalam waktu singkat. Dengan adanya suntikan hormon tersebut, maka produk susu yang dihasilkan otomatis sudah terpapar hormon tambahan tersebut, yang kemudian kita konsumsi.

Alhasil, tubuh kita yang sudah memiliki hormon alami, lalu mendapat hormon tambahan dari susu, jadinya malah kelebihan hormon dan memicu jerawat sebagai efek sampingnya. Pernah dengar kalau pil KB dapat membantu mengontrol jerawat? Ini dikarenakan pil KB mengontrol hormon estrogen yang bertugas untuk mengontrol produksi sebum sehingga jerawat dapat berkurang bahkan hilang. Tapi bukan berarti setelah ini kamu langsung beli pil KB ya, girls! Kamu harus tetap konsultasi kepada dokter ahli dan penggunaan pil KB tidak bisa dikonsumsi sembarangan tanpa pantauan pakar, apalagi bagi kita yang masih single. Salah-salah bisa berefek buruk pada tubuh kita.

3. Karena produk susu mengandung laktosa

pixabay.com/ID 2204574

Laktosa adalah gula alami yang terkandung di dalam susu jenis apaun, termasuk ASI. Tubuh kita sendiri secara alami juga dapat memproduksi enzim laktase yang berfungsi untuk memecah laktosa agar dapat diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Bagi sebagian orang enzim laktase ini bisa berhenti berproduksi ketika seorang anak mulai disapih. Akibatnya ketika tumbuh dewasa dan tetap minum susu, mereka tidak dapat memecah laktosa ini sehingga menimbulkan yang namanya lactose intolerant.

Tidak semua orang dewasa mengalami intoleran terhadap laktosa. Masih ada yang baik-baik saja dengan minum susu tanpa mengalami masalah berarti. Namun, bagi kita yang tidak cocok dengan laktosa, salah satu efek samping lainnya adalah munculnya masalah kulit karena laktosa yang tidak terpecah dengan baik malah merangsang tumbuhnya bakteri jahat dan berimbas pada ketidakseimbangan body chemistry.

4. Kalau nggak boleh konsumsi produk susu, lalu konsumsi apa dong?

healtline.com

Jika kita merunut ke belakang atau mungkin melihat pada kondisi ibu dan bayi, sesungguhnya tubuh kita sudah dirancang sedemikian rupa oleh Yang Maha Kuasa dalam hal memproduksi dan mengonsumsi susu. Seperti yang kita ketahui, kebutuhan ASI pada bayi akan berkurang seiring bertambahnya usia. Terbukti pada perlu diberikannya MPASI ketika bayi mulai memasuki usia 6 bulan dan akan terus berkurang hingga bayi tersebut berusia 1-2 tahun lalu 100% beralih ke makanan padat. Memang berbahagialah kaum ibu yang dapat memberikan ASI eksklusif hingga sang anak berusia 2 tahun, tapi dengan melihat proses ini, kita bisa berpikir bahwa sebagai manusia kebutuhan untuk konsumsi susu ada jangka waktunya tersendiri. Dan tak hanya manusia, kita bisa lihat juga pada anak-anak hewan mamalia yang tidak lagi mengonsumsi susu ketika beranjak dewasa. Namun karena alasan kebutuhan protein dan lemak, manusia mulai mengonsumsi susu dari non-manusia.

Baca Juga: Ladies, 5 Tindakan Medis Bantu Kamu Atasi Jerawat dan Bekas-bekasnya

Writer

Melissa Olivia

Full time mom, part time blogger. Author of Mel's Playroom blog (www.melsplayroom.com). Let's keep in touch through my Instagram @melsplayroom.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya