TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Makanan Ini Bisa Membuat Feses Keras, Kurangi Konsumsinya

Lebih baik, jangan dikonsumsi berlebihan!

ilustrasi roti tawar (pixabay.com/CordMediaDigitalServices)

Feses yang keras dan terus menerus terjadi tidak kunjung diobati dapat menyebabkan wasir, dampak buruk lain yang bisa terjadi adalah fisura ani. Kondisi ini ditandai dengan terbentuknya luka atau robekan pada anus sehingga buang air besar jadi terasa sakit dan menimbulkan darah pada feses. 

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya fisura ani. Di antaranya adalah mengonsumsi makanan seimbang dengan banyak buah-buahan, sayuran, dan air. Melakukan aktivitas fisik secara teratur juga membantu mengatasi masalah pencernaan sebelum sembelit parah terjadi.

Menurut laporan dalam Journal Comprehensive Pediatric Hospital Medicine tahun 2007, selain mengetahui apa saja yang baik dikonsumsi untuk mencegah kesulitan buang air besar karena feses yang keras, penting juga untuk tahu makanan apa saja yang menjadi penyebab masalah ini. Dengan begitu, kita bisa menghindarinya. Sebab, makanan yang kita konsumsi sangat berpengaruh terhadap tekstur feses.

Nah, berikut ini lima makanan yang bisa membuat feses menjadi keras sehingga menimbulkan rasa sakit saat buang air besar. Apa saja? Cek daftarnya di bawah ini!

1. Nasi putih

ilustrasi nasi putih (pixabay.com/SpencerWing)

Sekitar 2 sampai 27 persen populasi dunia menderita sembelit pada tingkat tertentu. Kelainan ini ditandai dengan feses yang keras atau jarang buang air besar. Jika buang air besar kurang dari tiga kali seminggu, secara klinis kondisi tersebut dapat didiagnosis sebagai sembelit.

Ada banyak pengobatan untuk gangguan ini, dan yang paling penting di antaranya adalah pola makan kaya serat. Namun di saat yang sama, kita juga harus memperhatikan makanan yang tidak boleh dimakan saat mengalami sembelit agar upaya penanggulangan sembelit menjadi lebih efektif.

Ternyata nasi putih bukanlah teman yang baik bagi usus. Nasi putih berasal dari beras yang telah dihilangkan kulit, kuman, dan dedaknya. Namun justru ketiga komponen itu sebenarnya mengandung banyak nutrisi dan serat penting. Akibatnya, zat yang tersisa mayoritas adalah karbohidrat dan sedikit protein serta lemak.  

Jika nasi putih adalah sumber karbohidrat utama, maka tubuh tidak mendapatkan banyak serat. Melansir MedicineNet, pola makan yang tak seimbang dengan hanya mengandalkan nasi putih dapat menyebabkan sembelit berkepanjangan. Ada baiknya untuk beralih atau memvariasikan dengan nasi merah dan biji-bijian. Pola makan ini bisa meringankan kesulitan buang air besar karena feses yang mengeras.

Beras merah dapat membantu meringankan sembelit karena kulit, dedak, dan kumannya belum dihilangkan sehingga serat masih terkandung di dalamnya. Beras merah merupakan jenis biji-bijian yang baik dan mengandung sekitar 3,5 gram serat serta 5 gram protein dalam satu cangkirnya.

Baca Juga: Ada Busa di Feses? Ini 5 Penyebab BAB Berbusa yang Perlu Diwaspadai

2. Gorengan

ilustrasi gorengan (pixabay.com/windala)

Makanan berminyak dan digoreng seperti gorengan, kentang goreng, dan donat membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan jenis makanan lainnya. Gorengan biasanya terdiri dari protein dan karbohidrat yang bukan merupakan sumber serat makanan baik. Akibatnya, mereka dapat memperlambat proses cerna kita.

Dikutip dari Everyday Health, mengonsumsi gorengan dalam porsi besar dan dalam intensitas tinggi dapat meningkatkan risiko sulit buang air besar. Ini terjadi karena makanan tersebut cenderung tinggi lemak, rendah serat, dan tidak mengandung air. Kombinasi tersebut dapat memperlambat pencernaan sehingga membuat feses menjadi keras dan padat.

Alasan lain di baliknya adalah, ketika makanan berada di usus besar, organ tersebut mengeluarkan air yang terkandung di dalamnya untuk membentuk feses. Jadi, jika makan makanan yang tidak mengandung air dan mengendap lama di dalam usus besar, akan menjadi feses dengan konsistensi yang keras.

3. Daging merah

ilustrasi daging merah (pixabay.com/MatteoPhotoPro2020)

Dilansir GastroDoxs, mengonsumsi daging merah setiap hari dapat menyebabkan feses menjadi keras. Daging merah tidak mengandung serat, sedangkan zat tersebut diperlukan karena mampu melunakkan feses sehingga dapat bergerak melalui sistem pencernaan dengan lancar.

Selain itu, potongan daging merah mengandung lemak dan zat besi, dua nutrisi yang juga dapat memicu sembelit. Tingginya kandungan lemak di dalamnya juga membuat organ pencernaan membutuhkan waktu lebih lama untuk memprosesnya. Itulah sebabnya, konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan keesokan harinya. Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa terlalu banyak makan daging merah dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker usus. 

Lalu bagaimana cara mengonsumsinya? Usahakan batasi konsumsi daging merah hanya dalam jumlah yang wajar, seperti 100 sampai 200 gram dalam 2 kali seminggu. Kamu juga harus mengimbanginya dengan mengonsumsi banyak sayuran, buah, dan biji-bijian.

Selain itu, cobalah untuk menghindari makan jeroan seperti hati dan ginjal. Beralih ke seafood atau ayam, dan pilih daging yang direbus dibandingkan goreng.

4. Pisang yang belum matang

ilustrasi pisang (pixabay.com/Security)

Pisang yang belum matang mengandung tanin dan pati resisten yang lebih tinggi. Kedua zat tersebut juga berpengaruh besar terhadap masalah pencernaan. 

Tanin bisa menghambat gerak peristaltik, kontraksi otot seperti gelombang yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan. Sementara itu, pati resisten merupakan jenis karbohidrat kompleks yang tahan terhadap pemecahan di usus halus. Karena usus tidak dapat mencerna dan menyerapnya ke dalam aliran darah, pati resisten berpindah ke usus besar tempatnya berinteraksi dengan mikroba usus.

Jenis pati ini difermentasi di usus besar dan menghasilkan senyawa yang disebut asam lemak rantai pendek atau short-chain fatty acid (SCFA). SCFA telah terbukti mengurangi peradangan dan meningkatkan sensitivitas insulin sehingga gula di dalam darah tak bisa terserap secara maksimal. Pati resisten juga bertindak sebagai prebiotik, atau makanan bagi bakteri usus probiotik yang bermanfaat, dan telah terbukti meningkatkan jumlah mikroba bermanfaat.

Singkatnya, pati resisten menawarkan manfaat kesehatan. Itulah sebabnya sebagian orang memilih pisang yang belum matang untuk dikonsumsi. Namun, dilansir Health, kombinasi tanin dan pati resisten dalam pisang yang belum matang dapat menyebabkan dan memperburuk, terutama jika konsumsi serat dan cairan terlalu sedikit.

Baca Juga: 7 Tipe Feses Menurut Bristol Stool Chart, Mana yang Paling Sehat?

Verified Writer

Tiya Ananta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya