TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konsumsi 5 Makanan Ini untuk Mencegah Divertikulitis

Berkat beragam nutrisi penting yang dikandungnya

ilustrasi konsumsi yoghurt (vecteezy.com/nuttawan jayawan)

Divertikulitis adalah infeksi atau peradangan pada kantong yang terbentuk di usus. Kantong ini disebut divertikula.

Divertikula biasanya tidak berbahaya. Mereka bisa muncul di mana saja di usus. Jika mengalaminya, kondisi ini disebut divertikulosis. Namun, jika terinfeksi atau meradang, kamu menderita divertikulitis.

Terkadang, divertikulitis sifatnya ringan. Namun, penyakit ini juga bisa parah, disertai infeksi masif atau perforasi (ruptur atau pecah) pada usus.

Spektrum dan tingkat keparahan temuan yang terkait dengan bentuk divertikulitis akut dan kronis penting untuk diketahui, karena tahapan penyakit yang berbeda memiliki implikasi pengobatan dan penatalaksanaan yang berbeda.

Untuk mencegah divertikulitis, artinya kita harus mencegah terbentuknya divertikula di usus besar. Nah, salah satu caranya adalah lewat pola makan dengan mengonsumsi makanan-makanan ini.

1. Pepaya

ilustrasi buah pepaya (pixabay.com/varintorn)

Pepaya mengandung enzim pencernaan alami yang disebut papain. Enzim pencernaan alami yang dapat membantu tubuh mencerna makanan dan menyerap nutrisi dari makanan tersebut dengan lebih baik.

Secara khusus, papain membantu memecah protein dalam makanan yang kita makan. Tubuh mencerna protein lebih lambat. Salah satu penyebab divertikulitis yaitu makanan tidak tercerna dengan baik sehingga terjebak di dalam divertikula dan menyebabkan divertikula tersumbat.

Penyumbatan tersebut menyebabkan divertikula membengkak dan menyebabkan robekan-robekan kecil di dinding usus besar. Kondisi ini memungkinkan bakteri dari usus besar masuk ke divertikula. Hal inilah yang diduga mengakibatkan peradangan atau infeksi pada divertikula. Divertikulitis merupakan peradangan atau infeksi pada divertikula.

Dilansir GoodRx Health, seperti enzim pencernaan pada umumnya, papain dapat membantu meringankan gejala seperti kembung, gas dan sembelit. Selain itu, papain juga mendukung pergerakan usus yang normal, mengurangi rasa sakit, meredakan peradangan dan pembengkakan, mendukung penurunan berat badan, membantu pembakaran lemak, dan mempromosikan penyembuhan luka.

Pepaya juga mengandung antioksidan, serat, dan karpaina yaitu suatu alkaloid  untuk membersihkan usus, membawa sisa-sisa makanan ke saluran pembuangan, dan melancarkan saluran pencernaan.

Satu pepaya berukuran kecil mengandung sekitar 3 gram serat. Jumlah tersebut tidak terlalu tinggi, tetapi tetap dapat membantu memenuhi asupan harian yang direkomendasikan, yaitu 25 gram untuk perempuan dan 38 gram untuk laki-laki per harinya.

Baca Juga: Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

2. Kacang arab

ilustrasi chickpea atau kacang arab (pixabay.com/panchenko_karyna)

Banyaknya manfaat kacang arab atau chickpea bagi kesehatan bukanlah hal yang mengejutkan. Kacang arab mengandung banyak protein, mineral, dan elemen pelacak, serta tinggi vitamin B dan serat.

Dikutip dari Healthy Hildegard, kacang arab termasuk dalam makanan yang bisa mencegah berbagai macam penyakit (termasuk divertikulitis) dan meningkatkan kesehatan. Kacang arab mempunyai efek positif pada pencernaan dan kesehatan usus karena kandungan seratnya yang tinggi. Mengonsumsi 100 gram kacang arab dapat memenuhi 50 persen dari kebutuhan serat pangan harian.

Dua pertiga serat kacang arab adalah serat tidak larut, artinya serat ini melewati saluran pencernaan tidak berubah hingga mencapai usus besar. Dalam perjalanannya, serat tidak larut merangsang gerak peristaltik usus, membersihkan usus, dan menjaga kesehatan lingkungan usus.

Pada bagian terakhir usus, bakteri usus besar memecah sebagian serat yang tidak dapat dicerna menjadi asam lemak rantai pendek, seperti asam asetat, asam propionat, dan asam butirat.

Asam lemak rantai pendek ini diserap oleh sel-sel dinding usus besar dan digunakan sebagai sumber energi. Serat makanan dalam kacang arab berkontribusi menjaga kesehatan mukosa usus, yang pada gilirannya mengurangi risiko terkena masalah usus besar seperti divertikulitis.

3. Bayam

ilustrasi sayur bayam (pexels.com/JacquelineHowell)

Dilansir PharmEasy, bayam mengandung klorofil, pigmen alami yang telah dikaitkan dengan peningkatan kesehatan pencernaan. Klorofil membantu meningkatkan produksi enzim (lipase, amilase, protease, serta laktase) yang membantu memecah makanan, mendukung proses pencernaan, dan meningkatkan kesehatan usus.

Karena obesitas merupakan faktor risiko divertikulitis, disarankan untuk makan bayam dalam menu diet untuk menurunkan berat badan. Kandungan seratnya yang tinggi membantu pencernaan, mengatur gula darah, dan mencegah sembelit. Bayam  juga membuat rasa kenyang lebih laman dan mengekang nafsu makan.

Bayam menjaga pikiran tetap tenang dan menjaga otak bebas dari stres (stres dapat memicu konstipasi). Stres psikologis mengarah ke gejala fisik yang dikenal sebagai gejala somatik, efek yang diberikan hormon stres pada tubuh yaitu menyebabkan sembelit.

Sumber zink dan magnesium dalam bayam membuat tidur nyenyak pada malam hari, dan tidur nyenyak dapat membantu meringankan beberapa masalah terkait pencernaan.

4. Yoghurt

ilustrasi yoghurt (pixabay.com/Schäferle)

Yoghurt adalah produk susu yang dibuat dengan memfermentasi susu dengan kultur bakteri yoghurt. Mengonsumsinya dapat meningkatkan bakteri usus probiotik yang sehat. Dilansir Medical News Today, manfaatnya berkisar dari meredakan penyakit iritasi usus dan membantu melancarkan buang air besar.

Yoghurt dimulai sebagai susu segar atau krim. Sering kali dipasteurisasi terlebih dahulu, kemudian difermentasi dengan berbagai kultur bakteri hidup, dan diinkubasi pada suhu tertentu untuk mendorong pertumbuhan bakteri.

Kultur tersebut memfermentasi laktosa, gula alami yang ditemukan dalam susu. Ini menghasilkan asam laktat, yang memberi rasa khas yoghurt. Yoghurt mengandung bakteri hidup aktif yang dikenal sebagai probiotik, yang dapat membantu menjaga kesehatan usus dan meningkatkan mikrobiota usus.

Probiotik dapat memberikan perlindungan untuk organ pencernaan serta membantu mencegah masalah pencernaan. Yoghurt juga mengandung banyak protein, kalsium, dan vitamin.

Yoghurt rendah lemak bisa menjadi sumber protein untuk diet penurunan berat badan. Beberapa produk yoghurt menambahkan probiotik ke dalamnya. Probiotik adalah sejenis bakteri sehat yang bermanfaat bagi usus, membantu mengatur sistem pencernaan dan mengurangi gas, diare, sembelit, serta kembung.

Baca Juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pasien Divertikulitis

Verified Writer

Tiya Ananta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya