TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Mencegah Keracunan Makanan saat Menjamu Tamu di Rumah 

Kalau sedang diare, batuk, atau demam, jangan memasak!

ilustrasi acara makan bersama teman dan keluarga (pexels.com/Nicole Michalou)

Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2022, beberapa di antara kita mungkin merencanakan untuk merayakannya di rumah. Apakah kamu termasuk?

Setiap acara pastinya akan ada hidangan yang disajikan untuk tamu dan keluarga. Masih dalam masa pandemik COVID-19, selain tetap harus mempraktikkan protokol kesehatan seperti pakai masker dan membatasi jumlah tamu yang diundang, higienitas makanan juga perlu diperhatikan.

Nah, bicara tentang higienitas makanan, berikut ini ada tips untuk mencegah keracunan makanan saat menjamu tamu di rumah. Jangan meremehkannya, ya!

1. Jangan memasak apabila sedang sakit

ilustrasi sakit perut akibat keracunan makanan (pixabay.com/nastya_gepp)

Hindari segala macam aktivitas yang berkaitan dengan pengolahan, memasak, dan menyajikan makanan bila sedang batuk, pilek, mengalami infeksi kulit, dan sakit perut. Dikutip dari laman Food Hygiene Company, batuk dan pilek memiliki risiko penularan bakteri Staphylococcus aureus yang tinggi.

Laman Minnesota Department of Health menyebutkan, seseorang yang sedang diare atau muntah tidak diperbolehkan untuk memasak karena berisiko tinggi menularkan penyakit akibat kontaminasi bakteri dalam makanan (foodborne illness). Ini juga berlaku untuk orang-orang yang baru sembuh dari diare atau muntah.

Baca Juga: 9 Tips atau Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Tanpa Obat

2. Menggunakan peralatan memasak yang bersih dan terpisah

ilustrasi memotong sayuran dengan talenan (pixabay.com/ayeletphotography)

Peralatan memasak yang tidak bersih dan menggunakan peralatan memasak yang sama tanpa dicuci untuk memotong daging dan sayur dalam waktu bersamaan juga tidak dianjurkan. Ini dapat mengakibatkan kontaminasi silang atau cross contamination yang mengakibatkan foodborne illness.

Dirangkum dari laman Food Standards Agency, kontaminasi silang terjadi saat makanan mentah menyentuh atau cairan dari makanan mentah tersebut tercampur dengan makanan siap saji atau permukaan dari peralatan memasak. Untuk mencegah kontaminasi silang, kita dapat menerapkan cara-cara ini:

  • Menggunakan peralatan memasak seperti talenan dan piring yang berbeda untuk makanan mentah dan matang.
  • Mencuci peralatan memasak dengan bersih dan sebelum memulai aktivitas baru sebaiknya peralatan tersebut dicuci lagi.
  • Mencuci tangan dengan bersih sebelum memasak.
  • Menghindari untuk mencuci daging mentah sebelum memasak. Mengutip The Food Safety and Inspection Service, bakteri yang menempel di daging mentah saat dicuci dapat berpindah tempat dan menempel di permukaan lain seperti alas talenan, panci, atau wastafel dapur.
  • Saat menyimpan makanan, pisahkan kotak makanan untuk makanan mentah dari kotak untuk makanan matang. Tidak lupa, tutup dengan rapat. Apabila dibungkus dengan plastik, pastikan plastik tidak bocor atau berlubang.

3. Gunakan termometer makanan untuk memastikan hidangan daging sudah matang

ilustrasi penggunaan termometer makanan (pixabay.com/Ahmad Ardity)

Saat sedang memasak dan sebelum menyajikannya ke tamu, sebaiknya ukur suhu menu daging, misalnya daging panggang, dengan termometer khusus makanan. Mengutip Better Health Channel, semua masakan yang kita masak harus memiliki suhu internal minimum 75 derajat Celcius karena kebanyakan bakteri penyebab keracunan makanan mati pada suhu ini.

Masih dari sumber yang sama, menu makanan yang mengandung telur harus benar-benar dimasak hingga matang. Hindari penyajian menu makanan yang mengandung telur mentah, misalnya mayones yang dibuat sendiri atau hidangan penutup seperti tiramisu atau mousse kepada ibu hamil, anak kecil, dan orang-orang dengan penyakit kronis.

Kemudian untuk menu seperti daging ayam, pastikan daging bagian dalam tidak berwarna merah muda dan kuah kaldu berwarna bening atau transparan.

Campylobacter adalah salah satu bakteri yang ada dalam daging mentah atau daging yang tidak dimasak dengan suhu yang cukup. Seperti dijelaskan di laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala diare, demam, dan muntah yang disebabkan oleh Campylobacter umumnya muncul 2–5 hari setelah terinfeksi. 

4. Selalu mencuci tangan sebelum mulai memasak

ilustrasi mencuci tangan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memasak dan saat hendak melakukan aktivitas lainnya seperti mengangkat telepon, membalas pesan, dan melanjutkan memasak; atau setelah mengolah daging mentah dan kemudian akan memotong sayuran.

Dengan mencuci tangan sampai bersih, kita memastikan bahwa tangan kita tidak terkontaminasi oleh patogen.

Sedikit berbeda dari protokol kesehatan yang kita terapkan saat ini, penggunaan hand sanitizer dalam aktivitas memasak tidak dianjurkan. Kenapa?

Laman University of Minnesota Extension menjelaskan, saat kita memasak, tangan kita bersentuhan dengan lemak, darah atau mungkin kotoran dari daging mentah. Residu dari bahan-bahan tersebut tidak bisa hilang dengan hand sanitizer meski ada kandungan alkoholnya. Salah satu virus yang umumnya ditemukan dalam makanan adalah norovirus, dan jenis virus ini tidak bisa hilang dengan hand sanitizer.

Mengutip CDC, seseorang yang terkena norovirus akan mengalami diare, muntah, mual, dan sakit perut. Solusi untuk mencegahnya adalah dengan:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air.
  • Tidak memasak saat sedang sakit dan minimal dua hari setelah sembuh.
  • Mencuci sayur dan buah hingga bersih. 
  • Memasak menu kerang-kerangan hingga matang.

Baca Juga: Tips Diet untuk Penderita Asam Urat, Ini Anjuran dan Pantangannya

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya