TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bayi yang Sejak Lahir Diberi ASI Berpotensi Tumbuh Cerdas

Apa fakta menarik lainnya?

ilustrasi menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pekan ASI Sedunia atau World Breastfeeding Week diperingati tiap tanggal 1–7 Agustus setiap tahunnya. Lebih dari 120 negara merayakannya, termasuk Indonesia. Ini pertama kali dirayakan pada tahun 1992 oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA).

Tak mau ketinggalan, dr. Ameetha Drupadi, CIMI, dokter konselor laktasi/MPASI, turut membahas seputar "Tips Sehat dan Lancar MengASIhi". Ini disiarkan secara langsung di Instagram @manukahealth.id pada Selasa (2/8/2022).

1. Kandungan lengkap ASI

Seperti yang kita ketahui, ASI adalah makanan utama bayi usia 0–6 bulan. Kandungannya super lengkap, mulai dari zat gizi makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, hingga mineral. Selain itu, terdapat antibodi yang bisa melawan infeksi.

"Kandungan nutrisinya bagus sekali. Terdapat DHA untuk kecerdasan otak dan growth factor untuk tumbuh kembang bayi," jelas dr. Ameetha.

2. ASI diproduksi sesuai kebutuhan bayi

ilustrasi bayi (pixabay.com/RitaE)

Tiga hari pertama setelah melahirkan, ASI masih berupa kolostrum yang berwarna kekuningan dan kental. Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi untuk membangun sistem kekebalan bayi yang baru lahir.

Pada hari ketiga hingga kelima adalah fase peralihan dari kolostrum ke ASI matang. Menurut dr. Ameetha, warnanya putih kekuningan dan masih agak kental. Lalu, pada hari kelima dan seterusnya, ASI menjadi mature.

ASI matang dibagi menjadi dua, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang keluar di awal yang agak encer untuk menghilangkan dahaga bayi. Ketika ASI diisap agak lama, keluarlah hindmilk, yang cenderung kental dan tinggi lemak untuk meningkatkan berat badan bayi.

"Kalau menyusui, usahakan satu payudara dulu sampai tuntas, sampai anak mendapat foremilk dan hindmilk. Setelah itu, pindah ke payudara sebelahnya di sesi berikutnya," ia menyarankan.

Baca Juga: ASI yang Dihasilkan Terlalu Sedikit? Ini 7 Penyebabnya

3. Proses menyusui dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin

Perempuan dianugerahi hormon prolaktin untuk memproduksi ASI dan oksitosin untuk mengeluarkannya. Proses pembentukan ASI dinamakan laktogenesis. Menurut dr. Ameetha, hormon ini akan terbentuk ketika hamil.

"Ini terjadi secara bertahap. Di usia kehamilan 6 minggu saluran ASI mulai terbentuk, lalu di usia kehamilan 22–27 minggu kelenjar ASI membesar. Biasanya ASI baru keluar ketika bayinya lahir. Paling banyak keluar di hari ketiga pasca melahirkan," ungkapnya.

Terkadang, ASI tidak keluar segera setelah melahirkan. Para new moms tidak perlu sedih karena ASI yang keluar mengikuti kebutuhan bayi. Ketika baru lahir, lambung bayi ukurannya sebesar kelereng dan hanya mampu menampung ASI dengan volume 5–7 ml.

4. Lakukan IMD selama satu jam

Yang paling penting adalah dekapan langsung antara ibu dan bayinya di awal kehidupan. Ini dikenal dengan istilah inisiasi menyusu dini atau IMD.

"Jadi, setelah tali pusat (bayi) dipotong, bayi diletakkan di dada ibu selama satu jam. Kenapa satu jam? Dua puluh menit pertama bayi masih diam. Nah, di menit ke-20 hingga ke-40 dia mulai geser-geser ke payudara karena bau puting ibu mirip seperti bau ketuban. Di menit ke-40 hingga ke-60 bayi mulai menjilat-jilat puting," dr. Ameetha menerangkan.

Artinya, IMD harus dilakukan selama satu jam agar berhasil. Produksi ASI akan meningkat dengan sendirinya, sesuai dengan isapan bayi.

Baca Juga: Membedah Nutrisi ASI, Ini Komposisi Lengkapnya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya