Teh Tidak Dapat Membunuh Virus Corona, Jangan Percaya Hoaksnya
Tidak asal, penelitian lanjutan terkait teh perlu dilakukan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, beredar luas informasi kalau teh bisa membunuh virus corona (SARS-CoV-2). Klaim ini mencatut dokter asal Tiongkok yang bernama Li Wenliang. Bahkan, rumah sakit di Tiongkok disebut-sebut memberi teh sebanyak tiga kali sehari pada pasien positif COVID-19.
Pada Kamis (2/4), informasi ini telah dilabeli sebagai hoaks oleh Kominfo. Sebab, dr. Li Wenliang tidak pernah mengeluarkan pernyataan ini. Bahkan, dr. Li Wenliang sejatinya adalah seorang dokter mata (ophthalmologist), bukan ahli virus dan telah meninggal pada 7 Februari lalu. Lantas, mengapa teh tidak bisa membunuh virus SARS-CoV-2 yang memicu COVID-19?
1. Kandungan methylxanthine diklaim bisa mengurangi dampak virus corona
Dalam hoaks tersebut, disebut bahwa teh memiliki kandungan methylxanthine, zat yang bisa mengurangi dampak virus COVID-19. Mari kita cek kebenarannya. Menurut penelitian bernama "Nootropics, Functional Foods, and Dietary Patterns for Prevention of Cognitive Decline" yang diterbitkan dalam buku berjudul Nutrition and Functional Foods for Healthy Aging, methylxanthine merupakan alkaloid yang ditemukan dalam jumlah besar di teh, kopi dan cokelat.
Methylxanthine biasanya digunakan untuk pengobatan obstruksi jalan napas akibat penyakit tertentu, misalnya emfisema, bronkitis atau asma. Berkat methylxanthine, seseorang bisa mempertahankan kontrol jalan napas yang baik. Akan tetapi, methylxanthine tidak efektif melawan COVID-19. Sebab, ini adalah infeksi virus dan hanya bisa diobati oleh obat-obatan antiviral.
Baca Juga: 7 Teh Ini Bisa Menurunkan Berat Badan dan Mengurangi Lemak di Perut