TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Risiko Kanker Naik setelah Makan Sate dan Daging yang Dibakar

Terutama jika dibakar dengan suhu tinggi hingga gosong

ilustrasi sate (pixabay.com/blazejosh)

Dalam waktu kurang dari seminggu, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Iduladha. Daging sapi, kambing, atau domba yang kita dapat saat Iduladha bisa diolah menjadi beraneka macam masakan, mulai dari gulai, rendang, tongseng, semur, rawon, hingga sate.

Namun, menurut dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, FINASIM, konsultan hematologi dan onkologi medik di Eka Hospital Cibubur, konsumsi sate dan daging yang dibakar bisa meningkatkan risiko kanker. Berikut pemaparan lengkapnya!

1. Ini karena karsinogen, zat kimia yang terbentuk selama proses pembakaran

ilustrasi memanggang steak (pixabay.com/rstamats)

Menurut dr. Andhika, karsinogen adalah zat kimia yang terbentuk saat daging dimasak dengan temperatur tinggi dalam waktu yang lama, misalnya dipanggang atau dibakar di atas arang. Karsinogen bisa menyebabkan kerusakan sel yang pada akhirnya mengakibatkan penyakit kanker.

Asam amino, gula, dan kreatin dalam daging merah yang dimasak dengan suhu tinggi akan membentuk heterocyclic amines (HCAs) atau zat yang membentuk karsinogen. Kandungan zat karsinogen akan meningkat jika daging tersebut menghitam atau gosong.

"Bila zat karsinogen sudah masuk ke dalam tubuh kita, risiko kanker usus besar dapat terjadi. Gejala kanker usus besar adalah buang air besar (BAB) tidak tuntas, pendarahan, sering kram, lemas, dan penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas," terangnya.

Kanker usus besar dibagi menjadi dua, yaitu kelompok risiko rendah dan kelompok risiko tinggi. Yang termasuk kelompok risiko rendah adalah orang yang kelebihan berat badan, sering memiliki masalah pencernaan, tetapi gaya hidupnya sehat. Kelompok risiko rendah disarankan melakukan skrining kanker usus besar sejak usia 45 tahun dan diulang setiap lima tahun sekali.

Sementara itu, kelompok risiko tinggi adalah mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus besar. Kelompok ini sebaiknya melakukan skrining lebih awal, yaitu sejak usia 30 tahun.

2. Cara meminimalkan zat karsinogen saat memasak daging merah

ilustrasi tongseng, olahan daging yang dimasak dengan cara direbus (wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Dokter Andhika membagikan beberapa tips untuk meminimalkan zat karsinogen saat memasak daging merah, antara lain:

  • Pilih daging merah yang masih segar dan masak dengan cara yang sehat, misalnya direbus atau dikukus. Selain itu, kurangi konsumsi daging merah olahan seperti sosis atau kornet.
  • Rendam atau marinasi daging dengan bumbu sebelum dimasak untuk mengurangi kemungkinan gosong.
  • Buang lemak pada daging. Selain karena tinggi kalori, lemak yang terbakar akan meneteskan minyak yang akan mengasapi daging dan membuatnya cepat gosong.
  • Gunakan penjepit untuk membalik daging dan jangan menggunakan garpu. Jika garpu terkena arang, akan menimbulkan zat kimia yang mengasapi daging.
  • Jangan letakkan daging terlalu dekat dengan arang atau api agar tidak terkena jilatan api. Jilatan api memiliki temperatur yang tinggi dan berkontribusi pada pembentukan karsinogen.

Baca Juga: 8 Pro dan Kontra Daging Merah, Jangan Makan Berlebihan Saat Idul Adha

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya