Korban Bullying Berisiko Terkena OCD, Orang Tua Wajib Tahu!
Bullying memicu kurang percaya diri, gangguan kecemasan, hingga keinginan bunuh diri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bullying merupakan permasalahan yang sering terjadi di usia anak-anak hingga remaja. Dampak bullying bisa menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, gangguan kecemasan, hingga memicu keinginan bunuh diri.
Terdapat bukti bahwa anak yang mengalami perundungan berisiko lebih tinggi terkena Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Ketika anak diintimidasi, mereka berada pada situasi mereka hanya mempunyai sedikit kendali atas situasi tersebut. Korban akan merasa kurang aman di tempat-tempat di mana seharusnya merasa aman, seperti di sekolah. Ditambah upaya untuk mencari bantuan untuk menghentikan penindasan tersebut mungkin diabaikan, sehingga hanya menambah perasaan bahwa dia memiliki kendali terbatas atas keadaannya.
Ada hubungan antara trauma (dampak perundungan) dengan gangguan obsesif kompulsif, individu korban perundungan cenderung terobsesi untuk mengendalikan lingkungannya dan/atau tubuh. Sayangnya, dalam mencoba mengendalikan, mereka justru seringkali kehilangan rasa kendali atas kemampuannya dalam mengambil keputusan.
1. Apa itu OCD?
Obsessive Compulsive Disorder atau disingkat OCD merupakan gangguan kesehatan mental yang menjadikan pengidapnya mempunyai pemikiran dan dorongan yang tidak bisa dikendalikan yang sifatnya berulang (obsesi) serta munculnya perilaku paksaan (kompulsif). Pemikiran dan perilaku tersebut tidak mampu dikendalikan oleh pengidapnya. Meskipun pengidap mungkin tidak memiliki pikiran maupun keinginan untuk melakukan hal tersebut, namun pengidap seperti tidak berdaya untuk menghentikannya.
Contoh perilaku kompulsif misalnya mencuci tangan hingga berulang kali setelah melakukan kontak langsung terhadap sesuatu yang menurutnya belum bersih.
Obsesi umum meliputi:
- Takut terkontaminasi (membuat sesuatu menjadi kotor atau beracun)
- Takut kehilangan atau melupakan sesuatu
- Takut melakukan kesalahan
- Kekhawatiran akan simetri atau ketepatan
Kompulsi umum meliputi:
- Memeriksa kembali hal-hal, seperti kunci, keran, atau sakelar, berulang kali
- Sering mencuci tangan dan/atau membersihkan sesuatu
- Mengulangi sesuatu lagi dan lagi hingga terasa benar
- Memutar ulang percakapan atau peristiwa masa lalu
- Berdoa dalam hati untuk mencegah terjadinya peristiwa yang ditakuti
- Orang dengan OCD mungkin juga mengalami obsesi dan kompulsi lain.
Pengidap OCD memiliki gejala yang bisa memakan waktu lama dan dapat menyebabkan tekanan yang signifikan atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, pengobatan tersedia untuk membantu orang mengendalikan gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca Juga: 4 Alasan Seseorang Jadi Korban Bullying di Drakor, Ada Beragam Faktor
Baca Juga: 3 Karakter Pelajar yang Jadi Korban Bullying di Drakor Oktober 2023
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.