Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Timbulkan Perilaku Berulang-ulang

Bersifat kronis, lho!

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental kronis di mana seseorang memiliki pikiran yang tak terkendali (obsesi) serta perilaku (kompulsi) mereka yang merasa harus melakukan suatu tindakan berulang-ulang. Jika tidak dilakukan, hal tersebut akan membuat mereka diliputi kecemasan dan ketakutan.

Untuk memahami kelainan mental yang satu ini, berikut ini penjelasannya.

1. Gejala-gejala seseorang mengidap OCD

Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Timbulkan Perilaku Berulang-ulangorissapost.com

Orang dengan OCD biasanya memiliki gejala obsesi, kompulsi, ataupun keduanya. Gejala-gejala ini dapat mengganggu semua aspek kehidupan, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi.

Gangguan psikis ini terdiri dari dua hal, yaitu gangguan obsesi dan kompulsi. Sehingga diperlukan pemahaman akan dua istilah tersebut. Obsesi adalah pikiran berulang, dorongan, atau gambaran mental yang menyebabkan kecemasan. Gejala umum meliputi:

  • Takut pada kuman atau terkontaminasi.
  • Berpikiran tentang hal terlarang atau tabu yang tidak diinginkan di mana melibatkan seks, agama, dan bahaya.
  • Pikiran agresif terhadap orang lain atau diri sendiri.
  • Segala hal harus simetris atau dalam urutan yang sempurna.

Kompulsi adalah perilaku berulang yang dialami oleh penderita OCD untuk menanggapi pemikiran obsesif mereka. Berikut adalah perilaku umum yang mereka lakukan.

  • Membersihkan sesuatu atau mencuci tangan dengan berlebihan.
  • Memesan dan mengatur berbagai hal dengan cara tertentu dan tepat.
  • Pengecekan berulang-ulang pada hal-hal, seperti pemeriksaan berulang kali untuk melihat apakah pintu terkunci atau oven dimatikan.

2. Tidak semua perilaku yang berulang-ulang adalah OCD

Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Timbulkan Perilaku Berulang-ulangleague.com

Tidak semua kebiasaan adalah tindakan kompulsif. Semua orang terkadang mengecek ulang suatu hal demi meyakinkan diri. Tetapi seseorang dengan OCD pada umumnya memiliki tanda yang sama seperti:

  • Tidak dapat mengendalikan pikiran atau perilakunya, bahkan ketika pikiran atau perilakunya itu diakuinya sebagai perilaku berlebihan.
  • Menghabiskan setidaknya 1 jam sehari untuk pikiran atau perilaku ini.
  • Tidak mendapatkan kesenangan saat melakukan perilaku tersebut, tetapi dapat merasakan kelegaan singkat dari kecemasan yang disebabkan oleh pikiran.
  • Mengalami masalah signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka karena pemikiran atau perilaku ini.

Baca Juga: 5 Fakta Skizofrenia, Gangguan Mental yang Sulit Bedakan Kenyataan

3. Faktor risiko OCD

Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Timbulkan Perilaku Berulang-ulangbusinessinsider.sg

OCD adalah gangguan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh dunia. Kebanyakan orang terdiagnosis di sekitar usia 19 tahunan. Secara spesifik, faktor penyebabnya belumlah diketahui. Namun faktor risikonya dikarenakan beberapa hal seperti faktor genetika, lingkungan dan struktur otak.

Orang yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan OCD akan memiliki risiko yang lebih tinggi. Studi pencitraan juga telah menunjukkan adanya perbedaan dalam korteks frontal dan struktur subkortikal otak pada pasien dengan OCD. 

Faktor lainnya yang cukup berkontribusi adalah lingkungan, dimana orang-orang yang mengalami pelecehan (fisik atau seksual) di masa kecil atau trauma lainnya berada pada risiko yang tinggi untuk mengalami OCD.

4. Penanganan penderita OCD

Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Timbulkan Perilaku Berulang-ulangvulture.com

Penanganan OCD biasanya dilakukan dengan obat-obatan, psikoterapi ataupun kombinasi keduanya. Meskipun sebagian besar pasien dengan OCD merespon positif dengan pengobatan tersebut, namun bagi sebagai lainnya terkadang tetap merasakan gejalanya. Sehingga dibutuhkan pengobatan yang berkelanjutan dan cukup panjang.

Kadang-kadang orang dengan OCD juga memiliki gangguan mental lain, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan dysmorphic tubuh, gangguan di mana seseorang secara keliru percaya bahwa bagian dari tubuh mereka tidak normal. Penting untuk mempertimbangkan kelainan lain ini saat mengambil keputusan untuk pengobatan.

Pengobatan OCD sendiri bertujuan untuk mengontrol gejala-gejala yang sering dialami penderita. Sehingga metode pengobatan pun dilakukan tergantung dari tingkat keparahan gejala. 

Itulah beberapa fakta tentang Obsessive-Compulsive Disorder yang perlu kita ketahui dan pahami, karena bukan tak mungkin pengidapnya ada di sekitar kita.

Baca Juga: Ini 7 Tahap Proses dalam Berduka secara Ilmiah, jika Mentalmu Sehat

Ganjar Firmansyah Photo Verified Writer Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya