TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Menyusun Suicide Safety Plan, Bikin Aware sama Diri Sendiri

Mulai pahami dan sayangi dirimu dengan membuat safety plan

ilustrasi seseorang sedang mencatat sesuatu (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Beberapa orang di antara kita mungkin pernah mengalami fase pemikiran pasif untuk bunuh diri. Walaupun pemikiran pasif ini gak selalu berkembang menjadi aktif berupa tindakan percobaan bunuh diri, baik pemikiran pasif maupun aktif gak boleh dibiarkan begitu saja.

Salah satu upaya preventif yang bisa dilakukan adalah dengan menyusun safety plan. Safety plan adalah daftar tertulis sebagai salah bentuk strategi coping yang bisa digunakan seseorang untuk mencegah tindakan menyakiti dirinya sendiri. Berikut langkah-langkah membuatnya!

1. Sadari dan tulislah tanda-tanda berbahaya bagi dirimu sendiri

ilustrasi seorang laki-laki sedang merenung (unsplash.com/Blake Connally)

Menyusun safety plan dapat dimulai dengan memikirkan berbagai situasi, gambar, pikiran, perasaan, serta kebiasaan yang dapat membuatmu merasa ingin mengakhiri hidup. Identifikasilah hal-hal gak biasa yang terjadi pada dirimu saat kamu merasa down. Kamu bisa memulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada dirimu sendiri:

  • Pemikiran dan perasaan seperti apakah yang biasanya muncul sebelum kamu memiliki keinginan untuk bunuh diri?
  • Apakah keinginanmu untuk bunuh diri meningkat?
  • Apakah ada perubahan kebiasaan pada dirimu, seperti mulai mengisolasi dirimu sendiri dan enggan bersosialisasi, kehilangan minat dengan hal-hal yang sebelumnya kamu sukai, atau lebih mudah overthinking dan semakin sensitif dengan orang-orang di sekitarmu?
  • Apa sajakah tempat, waktu, situasi, atau orang-orang tertentu yang membuatmu ke-trigger? Misalnya, event atau acara tertentu, musim tertentu, dan lain-lain.

Dengan mengetahui hal-hal yang dapat men-trigger-mu, kamu bisa mengurangi hal-hal yang bersifat toxic bagimu. Kamu juga bisa langsung menyadari apabila sudah mulai muncul hal-hal negatif yang mengganggumu sehingga kamu dapat lebih cepat mengatasinya.

Baca Juga: Kasus Keluarga Kalideres Harus segera Diungkap, Awas Suicide Contagion

2. Catatlah hal-hal yang dapat membuatmu tenang dan nyaman

ilustrasi perempuan tidur sambil memeluk boneka (pexels.com/cottonbro studio)

Di samping tanda-tanda bahaya dalam dirimu, catatlah juga hal-hal yang dapat membuatmu merasa tenang dan nyaman. Kamu bisa menulis berbagai aktivitas yang ampuh mengatasi rasa kecewa, sedih, marah, cemas, panik, dan emosi lainnya.

Bila sulit bagimu untuk menemukan aktivitas-aktivitas tersebut, kamu bisa mencontek aktivitas positif yang biasanya efektif bagi orang lain, misalnya, bermeditasi, berolahraga, mandi air hangat, hingga mendengarkan lagu. Cobalah berbagai aktivitas dan pilihlah yang kamu sukai.

Kamu juga bisa mencatat benda-benda yang bisa membuatmu merasa  nyaman, misalnya, boneka kesayanganmu, selimut, atau kaus kaki tidur. Catatan ini akan sangat membantumu saat kamu merasa down dan gak bisa berpikir jernih.

3. Buatlah daftar "alasan untuk hidup" versi kamu

ilustrasi perempuan sedang mencatat di buku (pexels.com/Karolina Grabowska)

Selanjutnya, buatlah daftar "alasan untuk hidup" versi kamu sehingga saat kamu merasa hidupmu gak lagi berarti dan gak ada harapan, daftar tersebut akan membuatmu merasa lebih mudah untuk mengingat hal-hal positif yang kamu rasakan di hidupmu.

Alasan untuk hidup yang kamu catat gak harus berupa hal-hal besar, bisa kamu mulai dari orang-orang yang mencintaimu, hal-hal yang masih ingin kamu lakukan, idolamu, hewan peliharaanmu, janjimu pada seseorang, mimpi dan rencanamu di masa depan, hingga hobi dan hal-hal yang kamu sukai. Kamu juga bisa menjadikan hal-hal yang kamu syukuri sebagai "alasan untuk hidup".

4. Simpanlah kontak-kontak orang terpercaya dan terdekatmu, juga kontak ahli

ilustrasi laki-laki sedang bermain ponsel (unsplash.com/Joshua Reddekopp)

Simpanlah kontak orang-orang terdekatmu yang bisa kamu percaya dan cari saat kamu membutuhkan bantuan. Catatlah beberapa kontak, mulai dari anggota keluargamu, sahabatmu, pasanganmu, guru, atau siapapun yang bisa menanggapi secara positif dan membuatmu merasa jauh lebih baik. Akan lebih baik kalau kamu memiliki beberapa orang yang bisa kamu andalkan, sehingga kamu gak hanya bergantung pada satu orang yang mungkin gak selalu bisa menemanimu.

Sampaikanlah kepada mereka bahwa kamu akan menghubungi mereka setiap kali merasa down. Kamu bisa membagikan safety plan-mu dengan mereka. Bahkan, kamu juga bisa memberitahukan kepada mereka "isyarat" saat kamu sedang merasa gak baik-baik saja.

Akan tetapi, bila memang gak ada orang di sekitarmu yang bisa kamu percaya dan andalkan, kamu bisa menyimpan kontak psikolog atau hotline pencegahan bunuh diri.

Baca Juga: 5 Tips Melawan Suicide Word dari Diri Sendiri ataupun Orang Lain

Verified Writer

Rastianta Rinandani

Instagram: rastiantar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya