TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berpikir Keras Bisa Sebabkan Kelelahan, Ini Faktanya!

Kelelahan kognitif bisa menghambat produktivitas

ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Jika kamu merasa lelah saat berpikir keras, itu adalah hal yang wajar. Peristiwa ini disebut dengan kelelahan kognitif. Ini merupakan sebuah kegagalan eksekutif untuk mempertahankan dan mengoptimalkan kinerja otak. Cedera otak juga bisa menyebabkan kelelahan kognitif.

Kelelahan ini berbeda dengan jenis kelelahan yang menyebabkan kantuk, tetapi lebih pada kelelahan mental.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology menjelaskan kemungkinan mekanisme yang menyebabkan kita bisa merasakan kelelahan kognitif. Lantas, apa yang menyebabkan kelelahan kognitif dan apa yang bisa kamu lakukan? Simak ulasannya di bawah ini. 

1. Studi menggunakan magnetic resonance spectroscopy (MRS)

ilustrasi otak (unsplash.com/Milad Fakurian)

Penelitian ini menggunakan magnetic resonance spectroscopy (MRS) untuk memantau metabolik otak saat bekerja sepanjang hari. Para peneliti menggunakan dua kelompok berbeda yang ditugaskan untuk melakukan pekerjaan dengan kontrol kognitif tinggi (high-demand) dan kontrol kognitif rendah (low-demand).

Setelah itu, para peserta dari kedua kelompok diminta untuk membuat berbagai pilihan ekonomi. Kelelahan kognitif ditunjukkan pada kelompok yang melakukan pekerjaan high-demand yang ditandai dengan pelebaran pupil selama pengambilan keputusan. 

Baca Juga: Studi: 2 Cangkir Anggur Setiap Hari Bisa Perpanjang Umur

2. Kelelahan kognitif disebabkan oleh penumpukan glutamat

ilustrasi kelelahan kognitif (unsplash.com/Shane)

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pekerjaan dengan kontrol kognitif tinggi menyebabkan penumpukan glutamat di korteks prefrontal lateral (LPFC). Para ahli percaya bahwa korteks prefrontal lateral memiliki peran penting dalam beberapa tugas, termasuk:

  • Memperhatikan sesuatu.
  • Perencanaan.
  • Inhibisi.
  • Menyelesaikan masalah.
  • Memori kerja.

Didukung dengan data fMRI yang diambil, hasil tersebut mendukung mekanisme neuro-metabolik ketika akumulasi glutamat memicu mekanisme regulasi. Ini menjelaskan mengapa kontrol kognitif lebih sulit untuk dimobilisasi setelah bekerja seharian. 

Dengan kata lain, setelah membuat berbagai keputusan yang berat, otak akan memberi sugesti untuk beristirahat.

Baca Juga: Olahraga 150–600 Menit Seminggu Cegah Kematian Dini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya