TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cegah Stunting saat Kehamilan dan Menyusui, Ini Caranya!

Protein hewani dinilai lebih baik

ilustrasi anak (unsplash.com/Ben Wicks)

Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang berlangsung lama. Hal ini menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak

Stunting dapat menyebabkan kognisi buruk, prestasi sekolah buruk, pendapatan dan produktivitas rendah, serta berbagai risiko penyakit kronis. 

Dalam acara diskusi media yang dilaksanakan pada Rabu (18/1/203), dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah - Puri Indah, membagikan informasi pencegahan stunting, khususnya untuk ibu hamil

1. Faktor-faktor penyebab stunting

ilustrasi ibu hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Dokter Raissa menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan stunting. Untuk ibu dan calon ibu, faktor ini meliputi:

  • Kondisi kesehatan ibu. 
  • Tinggi badan ibu yang pendek. 
  • Jarak kehamilan terlalu dekat. 
  • Ibu yang masih remaja. 
  • Anemia dan malnutrisi. 

Untuk bayi dan balita, faktor penyebab stunting meliputi:

  • Kelahiran prematur. 
  • Panjang badan bayi baru lahir yang pendek. 
  • ASI tidak ekslusif. 
  • Makanan pendamping ASI (MPASI) dan asupan gizi yang kurang. 

Faktor sosial ekonomi dan lingkungan juga memengaruhi terjadinya stunting, seperti status ekonomi rendah, tingkat pendidikan, dan layanan kesehatan yang terbatas. 

2. Intervensi gizi spesifik untuk ibu hamil

ilustrasi hamil (unsplash.com/Suhyeon Choi)

Menurut dr. Raissa, mencegah stunting pada ibu hamil bisa dilakukan dengan intervensi gizi spesifik. Intervensi dengan sasaran ibu hamil bisa dilakukan dengan:

  • Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis. 
  • Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat
  • Mengatasi kekurangan yodium.
  • Menanggulangi cacingan pada ibu hamil. 
  • Melindungi ibu hamil dari malaria

Penambahan kalori selama kehamilan juga penting.

"Di trimester 1 itu idealnya ditambah 180 kalori, di trimester 2 dan 3 itu 300 kalori," dr. Raissa menambahkan.

Baca Juga: 9 Tanda Anjing Mengalami Depresi, Waspadai Gejalanya!

3. Mengapa kebutuhan gizi ibu hamil berbeda?

ilustrasi janin (pexels.com/mlkbnl)

Ada beberapa alasan kebutuhan saat hamil berbeda dengan sebelum kehamilan. Menurut pemaparan dr. Raissa, faktor utama meningkatnya kebutuhan gizi saat hamil karena adanya peningkatan kebutuhan energi. Ini meliputi:

  • Untuk menunjang metabolisme ibu dan janin. 
  • Pertumbuhan janin. 
  • Pertumbuhan plasenta ibu. 
  • Simpanan energi untuk pembentukan ASI. 

Selain itu, tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh asupan dan cadangan nutrisi ibu. Otak dan jantung sudah mulai terbentuk saat usia janin 3 minggu sehingga diperlukan peningkatan kebutuhan energi. 

4. Cegah stunting dengan protein hewani

ilustrasi Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan (p2ptm.kemkes.go.id)

Salah satu nutrisi penting untuk mencegah stunting adalah protein hewani. Protein hewani mengandung asam amino yang lebih lengkap, zat besi, asam folat, kalsium, yodium, dan zink. 

Nutrisi tersebut memiliki beberapa manfaat untuk kehamilan, yaitu:

  • Mendukung pembentukan semua hormon pertumbuhan. 
  • Mendukung regenerasi sel. 
  • Mendukung kekebalan tubuh. 
  • Menambah massa otot. 

Sumber protein hewani yang umum dikonsumsi termasuk telur, ikan, susu, ayam, dan daging sapi. Kamu bisa menggunakan konsep "Isi Piringku" dari Kementerian Indonesia sebagai pedoman porsi makan yang sehat. 

"Selain komposisi makanan, di sini perlu juga aktivitas fisik rutin, dan juga perilaku hidup bersih, seperti mencuci tangan," ucap dr. Raissa. 

Baca Juga: Cegah Diabetes pada Anak dengan Aktivitas Fisik Teratur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya