TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali Obesitas Lebih Dalam, Ini Tips Pencegahan dari Dokter

Orang tua harus mengawasi asupan kalori anak

ilustrasi obesitas anak (unsplash.com/Vitolda Klein)

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi obesitas anak mencapai 12,7 persen di antara anak usia 2–5 tahun, 20,7 persen di antara anak usia 6–11 tahun, dan 22,2 persen di antara usia 12–19 tahun.

Untuk mengenal obesitas lebih jauh, dr. Dana Nur Prihadi, SpA(K), konsultan endokrinologi anak Eka Hospital Cibubur, membagikan informasi seputar obesitas anak.

1. Gejala obesitas anak

ilustrasi anak sakit (unsplash.com/Vitolda Klein)

Obesitas memiliki ciri-ciri yang bervariasi dan tidak menentu. Tidak semua anak yang kelebihan berat badan dikategorikan sebagai obesitas. Obesitas baru bisa didiagnosis oleh dokter dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT) menggunakan rumus, serta melihat usia dan kesehatan fisik anak.

Meski demikian, anak-anak dengan obesitas mungkin akan menunjukan beberapa gejala, seperti:

  • Sesak napas.
  • Postur tubuh yang buruk.
  • Mendengkur saat tidur.
  • Sakit punggung.
  • Gampang lelah.
  • Mudah berkeringat.

2. Penyebab obesitas pada anak

ilustrasi genetik (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko anak mengalami obesitas. Menurut dr. Dana, faktor ini meliputi:

  • Genetik: Jika ada anggota keluarga yang punya riwayat obesitas, maka ada kemungkinan anak akan mengalami obesitas juga.
  • Pola makan yang tidak teratur: Anak akan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami obesitas jika mereka memiliki pola makan yang tak teratur sejak dini. Makanan tinggi akan kalori, gula, hingga lemak dapat meningkatkan risiko anak mengalami obesitas.
  • Kurangnya aktivitas fisik: Jika anak kekurangan aktivitas fisik, maka kalori berlebih akan menumpuk dan menyebabkan obesitas.
  • Pengaruh psikologis: Anak dengan gangguan psikologis bisa saja mengembangkan kebiasaan yang bisa menyebabkan obesitas. Contohnya mekanisme menenangkan diri dengan mengonsumsi makanan secara berlebihan yang pada akhirnya meningkatkan risiko obesitas.

Baca Juga: Studi: Obesitas Tingkatkan Risiko Nyeri Punggung Bawah

3. Dampak obesitas pada anak

ilustrasi anak (unsplash.com/Ben Wicks)

Obesitas akan menimbulkan masalah kesehatan fisik pada anak. Beberapa gangguan kesehatan tersebut bahkan bisa terjadi hingga mereka dewasa. Beberapa di antaranya adalah:

  • Asma.
  • Sleep apnea.
  • Diabetes tipe 2.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kolesterol tinggi.
  • Penyakit jantung.

Selain itu, obesitas juga memiliki risiko dalam terkena gangguan kesehatan mental, seperti bullying, rasa percaya diri yang rendah, hingga depresi.

4. Kapan harus menemui dokter?

ilustrasi anak berobat (unsplash.com/CDC)

Tidak semua anak yang kelebihan berat badan bisa dianggap obesitas, tetapi ada baiknya orang tua terus memantau pertumbuhan berat badan si kecil. Jika kamu merasa buah hati sudah mulai kelebihan berat badan dan mulai mengganggu kesehatannya, segera periksakan mereka ke dokter anak.

Makin cepat bertindak, maka akan makin mudah anak bisa memulai program penurunan berat badan.

Baca Juga: IDAI: Bukan Cuma Stunting, Obesitas pada Anak Juga Harus Dicegah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya