5 Hal yang Dapat Meringankan Premenstrual Syndrome
Bisa membantu menjaga suasana hati para wanita ketika PMS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pasti sering dong mendengar kata 'PMS'. PMS merupakan singkatan dari Premenstrual Syndrome. Bagi para wanita pasti sangat tidak asing nih. Bagaimana tidak, 80 - 90 persen wanita mengalami gejala ringan PMS seminggu sebelum onset menstruasi. Melansir laman Heathline, premenstrual syndrome (PMS) adalah suatu kondisi yang mempengaruhi emosi, kesehatan fisik, dan perilaku wanita selama hari-hari tertentu dari siklus menstruasi, umumnya sebelum menstruasi.
Berdasarkan data American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) no. 15: Premenstrual Syndrome, salah satu kriteria diagnosis PMS yaitu setidaknya satu gejala afektif (depresi, ledakan kemarahan, sifat lekas marah, kecemasan, kebingungan, penarikan sosial) atau somatik (nyeri payudara, perut kembung, sakit kepala, pembengkakan ekstremitas) dalam 5 hari sebelum menstruasi. Nah, PMS ini sangat memungkinkan mengendalikan hidup seseorang, yang bahkan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Oleh karenanya, telah dilakukan berbagai studi manajemen PMS ini. Berikut lima treatment yang dapat mengurangi atau mengelola tanda dan gejala sindrom pramenstruasi berdasarkan beberapa studi ilmiah.
1. Latihan pilates
Citil dkk., telah melakukan studi untuk mengidentifikasi efek latihan pilates pada gejala PMS. Hasilnya telah diterbitkan di jurnal Complementary Therapies in Medicine tahun 2021. Partisipan dalam studi ini diminta untuk berlatih latihan pilates selama tiga bulan. Pada akhir tiga bulan, mereka didiagnosis dan dievaluasi melalui Premenstrual Syndrome Scale (PMSS).
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa skor PMSS para partisipan pada akhir latihan lebih rendah daripada skor yang mereka terima di awal latihan. Didapatkan bahwa skor total dan skor subdimensi terkait afek depresi, kecemasan, iritabilitas, pikiran depresi, nyeri, perubahan nafsu makan, perubahan tidur dan pembengkakan partisipan menurun. Dengan demikian, Citil dkk., menyimpulkan bahwa latihan pilates dapat menurunkan gejala PMS secara signifikan, sehingga memiliki peran penting dalam penyembuhan gejala PMS.
Baca Juga: Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndrome
Editor’s picks
Chin dan Nambiar telah meninjau terkait manajemen PMS yang diterbitkan di jurnal Obstetrics, Gynaecology and Reproductive Medicine tahun 2016. Dilaporkan bahwa selain latihan fisik, lini pertama untuk manajemen PMS yaitu penggunaan vitamin B6.
Terapi menggunakan vitamin B6 untuk PMS ini telah diinvestigasi oleh Kashanian dkk., yang hasilnya telah diterbitkan di International Journal of Gynecology & Obstretics tahun 2006. Tablet vitamin B6 yang digunakan adalah pyrodoxine dan placebo. Didapatkan hasil bahwa gejala yang paling umum dari kedua tablet tersebut adalah iritabilitas dan depresi.
Setelah pengobatan dengan pyrodixine, gejala kemurungan, lekas marah, kecemasan, depresi, pelupa, tangisan yang tidak masuk akal, pusing, mudah lelah, mengidam permen, nafsu makan meningkat, palpitasi, nyeri payudara, kembung, dan edema menurun secara signifikan. Sementara itu, dalam penggunaan placebo, gejala kemurungan, kecemasan, depresi, tangisan yang tidak wajar, kelelahan, nafsu makan meningkat, jantung berdebar, dan kembung menunjukkan penurunan yang signifikan.
Dari kedua tablet tersebut, gejala PMS yang menunjukkan penurunan terbesar adalah kecemasan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa penggunaan vitamin B6 dapat disarankan sebagai pengobatan untuk PMS, setidaknya untuk gejala psikiatri.
Baca Juga: 5 Cara Hadapi Pasangan yang Sedang Labil Saat PMS
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.