Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndrome

Mood menurun dan jadi lebih mudah emosi

"Lagi PMS, ya?"

Kata-kata tersebut sering kali terlontar ketika seseorang menghadapi perempuan yang sedang moody atau emosi. Padahal fluktuasi hormonal yang dialami perempuan tak seharusnya menjadi bahan ledekan.

Sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang biasa muncul kira-kira seminggu sebelum perempuan haid. Dalam masa tersebut, mood memang jadi lebih sensitif, tubuh terasa sakit, perut kram, pusing, dan lain sebagainya. Munculnya kondisi tersebut disebabkan oleh naiknya estrogen dan progesteron. 

Namun, tak banyak yang tahu ternyata laki-laki juga mengalami hal serupa, lo. Memang kaum adam tidak mengalami pendarahan seperti haid, tapi ada kalanya laki-laki mengalami perubahan hormon yang membuat diri lebih sensitif dan mudah emosi. Kondisi tersebut dikenal sebagai irritable male syndrome (IMS).

1. Apa itu irritable male syndrome?

Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndromeilustrasi laki-laki sedih (freepik.com/jcomp)

Mengutip penjelasan dari laporan dalam jurnal Reproduction, Fertility, and Development tahun 2001, IMS adalah kondisi di mana laki-laki merasa gugup, mudah marah, lesu, dan depresi. Kondisi tersebut terjadi ketika testosteron menurun. 

Selama ini banyak orang mengira bahwa testosteron hanya berperan untuk menjaga gairah seksual laki-laki. Padahal kenyataannya, hormon tersebut memiliki peran yang lebih dari itu.

Pada aspek fisik, testosteron berperan dalam menjaga berat badan, energi, kerapatan tulang, dan rambut. Sementara secara psikologis, hormon tersebut berpengaruh besar terhadap mood

2. Apa yang membuat testosteron menurun?

Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndromeilustrasi junk food (freepik.com/wayhomestudio)

Ada banyak faktor yang berpotensi membuat testosteron menurun sehingga laki-laki mengalami IMS. Berikut ini di antaranya:

  • Stres: Psikologis yang tertekan dapat membuat testosteron drop. Sebaliknya, ketika hormon itu menurun, kita akan semakin stres. Alhasil, ini akan menjadi siklus yang tak ada hentinya.
  • Kurang tidur: Menurut studi dari Sleep Foundation, laki-laki yang tidur kurang dari 6-8 jam sehari mengalami penurunan testosteron, terutama di pagi hari.
  • Pola makan: Diet yang terlalu ketat bisa berpengaruh terhadap kadar hormon tersebut. Begitu pula dengan konsumsi makanan tertentu, seperti kedelai dan olahannya, susu, alkohol, makanan manis, hingga makanan berlemak.
  • Penurunan serotonin di otak: Serotonin adalah hormon yang membawa perasaan bahagia. Jika kadarnya menurun, testosteron pun akan mengikutinya. 
  • Faktor lainnya adalah kebiasaan merokok, penyakit tertentu, dan obesitas. 

Berbeda dengan PMS pada perempuan, menurunnya testosteron pada laki-laki tidak seperti siklus yang harus terjadi setidaknya sekali dalam sebulan. Kondisi ini dapat terjadi kapan saja dan pada siapa saja, khususnya jika kamu memiliki faktor-faktor di atas.

3. Seperti apa gejala irritable male syndrome?

Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndromeilustrasi laki-laki marah (pexels.com/Sora Shimazaki)

Secara garis besar, IMS membuat orang yang mengalaminya merasa terganggu (irritated). Dilansir Healthline, ada beberapa gejala yang sering dirasakan ketika laki-laki mengalami IMS. Berikut ini di antaranya:

  • Sedih
  • Mudah marah
  • Gelisah
  • Sulit konsentrasi
  • Tidak bersemangat untuk melakukan apa pun
  • Kepercayaan diri menurun
  • Depresi

Baca Juga: 7 Alasan Perempuan Sulit Terlubrikasi saat Seks, Tak Kunjung 'Basah'

4. Ada pula gejala fisik yang biasa ditimbulkan oleh irritable male syndrome

Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndromeilustrasi laki-laki sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

IMS utamanya memengaruhi psikologis seseorang. Namun, kondisi ini tak jarang juga menimbulkan gejala fisik.

Yang umum dirasakan adalah berat badan naik dan sulit untuk turun, merasa lelah yang lebih daripada biasanya setelah berolahraga, sulit tidur, nyeri punggung, hingga sakit kepala. Selain itu, karena kadar testosteron rendah, laki-laki akan mengalami penurunan gairah seksual. 

5. Siapa yang berisiko mengalami irritable male syndrome?

Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndromeilustrasi laki-laki galau (pexels.com/Andrew Neel)

Sebenarnya IMS bisa terjadi pada laki-laki mana pun, seperti yang disinggung sebelumnya. Akan tetapi, testosteron cenderung menurun secara gradual saat laki-laki menginjak usia 30 tahun. Di situlah, laki-laki lebih rentan untuk mengalami IMS. 

Akan tetapi, jangan merasa aman dulu jika kamu sekarang masih berusia kepala dua. Kamu tetap bisa mengalami kondisi ini jika memiliki salah satu atau beberapa faktor yang telah disebutkan di atas. 

6. Kondisi ini sering kali berpengaruh terhadap hubungan

Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndromeilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/cookie_studio)

Sedikit berbeda dengan PMS yang biasanya berhenti setelah haid, IMS bisa terjadi dalam periode yang lebih lama mengingat testosteron bisa turun secara gradual. Hal ini sering kali memengaruhi hubungan laki-laki dengan pasangan dan anaknya. 

Laman A Train Education mengumpulkan sejumlah kesaksian perempuan yang memiliki pasangan yang menderita IMS. Mereka mengatakan bahwa pasangannya sering marah, menyalahkan si perempuan dan bahkan anak, hingga ada pula yang melampiaskannya dalam bentuk kekerasan. 

Inilah kenapa IMS tak boleh disepelekan. Laki-laki yang mengalaminya disarankan untuk konsultasi dengan psikolog atau dokter yang terkait. Bukan hanya untuk lingkungan sekitar, melainkan juga demi kesehatan psikologis dirinya sendiri. Jika memang mood yang berantakan itu benar-benar disebabkan oleh penurunan testosteron, dokter akan menawarkan sejumlah penanganan. 

7. Cara mengatasi irritable male syndrome

Laki-laki Juga Bisa 'PMS', Ini 7 Fakta Irritable Male Syndromeilustrasi laki-laki duduk di tebing (pexels.com/riciardus)

Dari sisi medis, IMS dapat diatasi dengan terapi hormon. Dilansir Healthline, umumnya, hal ini dilakukan dengan cara menyuntikkan testosteron sintetis ke dalam tubuh secara rutin. Namun, prosedur tersebut harus dilakukan dalam pengawasan dokter. Jangan sekali-kali melakukannya sendiri. 

Selain itu, orang yang mengalami IMS juga diharapkan melakukan sejumlah perubahan terhadap kebiasaannya. Selalu konsumsi makanan sehat yang bisa meningkatkan testosteron, hindari merokok dan minum alkohol, tidur dengan cukup, dan olah stres dengan baik. 

Nah, ternyata laki-laki juga bisa mengalami fluktuasi hormon yang menyebabkan gangguan mood. Jika hal ini sudah berada di tahap mengganggu, jangan ragu konsultasi dengan ahli, ya. 

Baca Juga: Awal Dunia Medis, Ini 7 Cara Orang Zaman Dulu Lakukan Pembedahan

Topik:

  • Izza Namira
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya