TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Atasi Cedera Otot, Pertolongan Pertama Wajib Diketahui 

Keseleo atau terkilir tidak boleh dipijat maupun diurut 

ilustrasi cedera otot (pexels.com/Kindel Media)

Cedera otot kerap dialami di kehidupan sehari-hari. Faktor-faktor penyebab cedera antara lain, kurang optimal saat pemanasan, kondisi fisik tidak sehat, tubuh lelah, dan fasilitas olahraga yang kurang baik.

Cedera otot ditandai dengan otot terasa sakit, memar, bengkak, kaku, dan sulit digerakkan. Saat cedera otot, tidak disarankan untuk diurut karena berpotensi meningkatkan pembengkakan. Bahkan, lebih parahnya lagi otot bisa mengalami pendarahan. Selain itu, penanganan kurang tepat dapat memperpanjang masa penyembuhan.

Metode pertolongan pertama cedera otot dikenal sebagai PRICE. Bagaimana cara penerapannya? Yuk, simak ulasan berikut, ya!

1. P (Protection atau lindungi korban)

ilustrasi lindungi pergerakan cereda otot (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perlindungan pertama pada korban yaitu dengan cara menempatkan korban pada kondisi aman dan nyaman. Studi dalam Jurnal Pengabdian Masyarakat memaparkan penanganan pertama di tempat dengan melepaskan sepatu korban.

Jika korban di lapangan, kita harus membawanya ke tepi lapangan atau ruangan khusus untuk penanganan lebih optimal. Sebelumnya, untuk menghindari pergerakan berlebih, dapat dilakukan pemasangan penyangga pada sisi cedera otot (pembidaian).

Baca Juga: 7 Latihan Paling Efektif untuk Membentuk Otot Trisep

2. R (Rest atau istirahatkan bagian cedera)

ilustrasi mengistirahatkan area cidera (pikwizard.com)

Bagian tubuh yang mengalami cedera otot tidak diperbolehkan banyak pergerakan atau beraktivitas. Luruskan bagian kaki atau tangan yang cedera dan istirahatkan beberapa saat. Olahraga yang dilakukan sebelumnya tidak boleh dilanjutkan kembali. 

3. I (Ice atau pemberian kompres es)

ilustrasi pengompresan memakai es (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Kompres es pada daerah cedera dapat menurunkan bengkak dan mengurangi nyeri. Es dilapisi kain atau handuk sebelum diaplikasikan ke area cedera.

Berikan kompres es selama 5-15 menit dan ulangi setelah 30 menit. Hal ini bertujuan otot mendapatkan aliran darah yang cukup.  

4. C (Compression atau pemasangan balut tekan)

ilustrasi pemasangan perban (pexels.com/RODNAE Productions)

Balutan tekan (bandage) dipasang dengan tidak terlalu kencang ataupun longgar. Pemasangan terlalu kencang dapat mengganggu aliran peredaran darah.

Sedangkan penggunaan bandage yang longgar tidak dapat berfungsi maksimal. Jurnal Prosiding SENADIMAS tahun 2019 menyebutkan bahwa balut tekan pada otot cedera dapat mengurangi pembengkakan.

Baca Juga: 6 Gerakan yang Penting untuk Mendapatkan Otot Perut Six Pack

Verified Writer

Septin SLD

Bukan anak sastra, tapi kadang suka nulis saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya