TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagaimana Cara Menghitung IMT Ibu Hamil? Ini Penjelasannya!

Metode pengukuran yang mudah dan murah, coba yuk!

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/cottonbro)

Kebutuhan nutrisi sangat penting pada masa kehamilan. Tidak bisa dimungkiri gejala awal trimester menyebabkan status gizi ibu hamil menurun. Keadaan morning sickness berupa mual, muntah, pusing, dan tidak nafsu makan pada pagi hari kerap dikeluhkan.

Bukan hanya demi kesehatan ibu, status gizi yang baik akan berpengaruh besar pada janin. Itulah kenapa, pemeriksaan status gizi ibu hamil perlu dipantau selama kehamilan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LLA).

Penghitungan IMT bisa dilakukan sendiri oleh bunda di rumah. Lalu, bagaimana cara menghitung IMT pada ibu hamil? Yuk, kita coba hitung bersama!

1. Apa itu IMT? 

ilustrasi timbangan (pexels.com/pixabay)

Berat badan dapat memengaruhi keadaan kesehatan seseorang. Cara yang sering dipakai untuk mengenali status gizi dengan menghitung IMT. Indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) adalah metode pengukuran proporsi tubuh manusia.

Namun, IMT tidak dapat dipakai untuk mengetahui tumbuh kembang anak. Ada pedoman tersendiri yang menjadi acuan penghitungan status gizi anak.

Baca Juga: Waktu Terbaik Hamil Setelah Keguguran? Ini Penjelasannya  

2. Bagaimana cara menghitung IMT? 

ilustrasi rumus dan klasifikasi IMT (dok.pribadi/septinsld)

Menghitung IMT sebenarnya tidaklah sulit. Kamu perlu mengukur tinggi badan dan berat badanmu. Setelah mengetahuinya, kamu bisa langsung memasukkannya ke rumus. Nilai IMT dapat dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Rumus ini juga berlaku untuk menghitung IMT ibu hamil.

Selanjutnya, status gizi diketahui dengan mencocokkan hasil pada indikator. Berdasarkan klasifikasi IMT nasional dibagi menjadi lima yaitu kurus berat, kurus ringan, normal, gemuk ringan, dan gemuk berat.

Apabila hasil IMT kurang dari 17 berarti kamu tergolong kurus berat, sedangkan kisaran 17-18,4 adalah kurus ringan. Jika hasilnya 18,5-25 artinya berat badan normal. IMT bernilai 25,1-27 berarti gemuk ringan, sedangkan angka yang lebih dari 27 bermakna gemuk berat.

3. Apakah kelebihan dan kekurangan IMT? 

ilustrasi atlet (pexels.com/Binyamin Mellish)

Metode IMT dapat mudah dipakai oleh setiap individu. Tidak perlu khawatir biaya untuk proses pengukuran. Cara mengukur hanya perlu berat badan dan tinggi badan, lalu langsung dicocokkan dengan tabel indikator.

Walaupun IMT dinilai gampang dipakai, metode ini memiliki kekurangan. Buku berjudul Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat menyebutkan IMT tidak bisa digunakan untuk olahragawan, anak-anak, dan kelompok bangsa tertentu. Massa otot berlebih yang dimiliki olahragawan menyebabkan IMT tidak akurat. Padahal adanya penilaian IMT bertujuan untuk menilai jumlah lemak tubuh.

4. Kenaikan berat badan ibu hamil 

ilustrasi berat badan ibu hamil (pexels.com/lucas mendes)

Ibu hamil mungkin merasa tidak nyaman saat berat badannya meningkat. Namun, proses itu normal dialami oleh ibu hamil. Walaupun begitu, peningkatan berat badan setiap bumil berbeda-beda.

Dilansir dari buku Menu dan Resep Ibu Hamil, rekomendasi peningkatan berat badan 0,5 kg per bulan pada trimester awal. Sementara itu, kenaikan 0,5 kg per minggu akan terjadi pada tahapan trimester 2 dan 3.

Baca Juga: 5 Alasan Menstruasi Terlambat Saat Minum Pil KB, Belum Tentu Hamil

Verified Writer

Septin SLD

Bukan anak sastra, tapi kadang suka nulis saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya