TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perhatikan! 5 Kesalahan Cuci Tangan yang Malah Sebarkan Kuman

Yakin, cara cuci tanganmu sudah benar?

ilustrasi cuci tangan dengan sabun dan air mengalir (freepik.com/Teksomolika)

Demi menekan laju penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, pemerintah tak henti-hentinya menggalakkan program 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Sayangnya, tanpa disadari, masih banyak yang belum benar-benar tepat mencuci tangan, sehingga upaya pencegahan penyebaran virus menjadi kurang maksimal. Di bawah ini akan dijelaskan kesalahan apa saja yang sering dilakukan banyak orang saat mencuci tangan. Yuk, simak!

1. Terlalu cepat mencuci tangan 

freepik.com/gpointstudio

Mengutip EurekAlert!, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Health melibatkan 3.749 partisipan pengguna toilet umum. Hasilnya, hanya 5 persen saja yang mencuci tangan sehabis dari kamar mandi, dengan waktu cukup lama untuk bisa membunuh kuman penyebab infeksi.

Diketahui, sebanyak 33 persen partisipan tidak menggunakan sabun saat cuci tangan, dan yang miris, sebanyak 10 persen tidak mencuci tangan sama sekali. Dibandingkan wanita, pria ternyata paling buruk dalam mencuci tangan dengan benar.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dibutuhkan waktu sekitar 15-20 detik untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun supaya dapat membunuh kuman secara efektif. Namun, berdasarkan penelitian, rata-rata orang mencuci tangan hanya 6 detik saja.

Padahal, mencuci tangan merupakan langkah satu-satunya yang paling efektif dalam mengurangi penyebaran penyakit menular. Masih menurut CDC, kegagalan mencuci tangan dengan benar telah berkontribusi sebanyak hampir 50 persen terhadap wabah penyakit akibat makanan (foodborne illness).

Baca Juga: [Infografis] 6 Langkah Cuci Tangan yang Benar, yuk Basmi Virus Corona

2. Melewatkan kuku dan sela-sela jari 

(IDN Times/Arief Rahmat)

Kesalahan lain yang kerap dilakukan saat mencuci tangan adalah tidak menggosok bagian kuku atau sela-sela jari. Padahal, menurut Dr. Roshini Raj, clinical associate professor di NYU Langone Health, Amerika Serikat (AS), kepada Reader's Digest, kuman suka bersembunyi di bawah kuku dan sela-sela jari. Karena itu, jangan luput membersihkannya.

Pastikan menggosoknya dengan benar sampai terbentuk busa sabun, sehingga hilang semua kotoran, minyak, maupun kuman yang menempel di kulit.

3. Membiarkan tangan masih basah 

urdesignmag.com

Terkadang karena terburu-buru, tangan yang habis dicuci masih dibiarkan basah. Padahal, menurut Dr. Raj, kuman senang berkembang biak di tempat yang lembap. Membiarkan tangan basah akan lebih memudahkan terpapar kuman dari permukaan yang disentuh setelah cuci tangan selesai, misalnya dari permukaan gagang pintu.

Untuk itu, pastikan tangan benar-benar kering setelah cuci tangan. Sebaiknya gunakan tisu bersih dan hindari penggunaan hand dryer.

Melansir Harvard Health Publishing, sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology mengungkap bahaya dari pengering tangan (hand dryer) yang biasa ada di toilet umum.

Diketahui lewat penelitian, cawan petri yang dibiarkan terpapar udara dalam kamar mandi selama 2 menit, menghasilkan kurang dari 1 koloni bakteri. Sementara itu, cawan petri yang dipaparkan hand dryer selama 30 detik, menghasilkan rata-rata 18-60 koloni bakteri.

Para peneliti menduga, cemaran bakteri pada hand dryer terjadi saat seseorang menyiram toilet tanpa penutup. Terdapat percikan udara mengandung bakteri dari toilet yang kemudian tersedot ke dalam hand dryer dan bisa membuat orang yang menggunakannya terpapar bakteri tersebut. Karena itu, sebisa mungkin hindari hand dryer dan pilih tisu untuk mengeringkan tangan sehabis dicuci.

4. Mengandalkan hand sanitizer 

freepik.com/alexeyzhilkin

Meski tampak sepele, faktanya mencuci tangan berperan besar dalam mencegah penularan COVID-19. Studi yang dimuat dalam jurnal Clinical Infectious Diseases tahun 2020 mengamati pengaruh sanitasi tangan terhadap risiko tertular COVID-19 bagi para tenaga kesehatan (nakes).

Hasilnya, para nakes yang bekerja di bidang HRD dengan kondisi sanitasi tangan kurang optimal pasca kontak dengan pasien COVID-19, memiliki risiko lebih tinggi tertular SARS-CoV-2. Risiko lebih tinggi juga terjadi pada para nakes di bagian HRD yang memiliki jam kerja lebih lama.

Meskipun hand sanitizer dapat membantu menurunkan risiko penularan COVID-19, tetapi CDC mengatakan, cuci tangan dengan air dan sabun adalah cara terbaik dalam menghilangkan kuman.

Melansir Forbes, kandungan alkohol yang terdapat pada hand sanitizer bekerja lebih lambat dalam menghilangkan kuman, dibandingkan dengan sabun yang hanya membutuhkan waktu 30 detik saja.

Kelebihan lain dari penggunaan sabun adalah, proses penggosokan yang kemudian menghasilkan busa, sehingga mampu menjangkau permukaan tangan lebih luas, hingga pada celah-celah kulit, sehingga proses sanitasi jauh lebih efektif dan menyeluruh.

Baca Juga: 7 Tips Kulit Gak Kering dan Pecah-pecah karena Sering Cuci Tangan  

Verified Writer

S U S A N T I .

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya