TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jangan Menahan Tangis saat Sedang Galau, Ini 5 Alasannya

Memberi pemahaman yang lebih baik tentang diri kita

Pixabay.com/Anemone123

Ketika kecil, saat kita menghadapi masalah seperti jatuh, dipermalukan teman, atau keinginan tak terpenuhi, orang tua umumnya akan menenangkan kita agar tidak menangis atau berhenti menangis. Mungkin beberapa dari kita terbiasa untuk menahan tangisan. Padahal, menangis membawa manfaat kesehatan tersendiri, lho.

Saat sudah dewasa, banyak orang yang memilih untuk menahan tumpahan air mata, apalagi di depan banyak orang karena takut dipandang lemah, tidak dewasa, atau memalukan. 

Tiap orang memiliki ketahanan emosional yang berbeda-beda. Beberapa orang lebih bisa mengendalikannya, sementara yang lainnya mudah merasa cemas dan tertekan. Jika seperti itu, apakah salah jika kita menangis? Inilah alasan untuk kamu melepaskan emosi dan menangislah bila sudah tak kuat, jangan ditahan!

1. Menangislah di tempat yang tepat

pexels.com/thiszun

Jika khawatir akan penilaian dari orang lain, menangislah di tempat yang tepat dan nyaman untuk kamu menumpahkan air mata dan meluapkan segala emosi.

Melansir WebMD, Judith Orloff, MD, seorang profesor psikiatri klinis di UCLA, Amerika Serikat (AS) sekaligus penulis buku Emotional Freedom: Liberate Yourself from Negative Emotions and Transform Your Life menyarankan kita untuk tidak menangis dalam pertemuan bisnis atau di tempat kerja, karena itu bisa dianggap sebagai kelemahan.

Sebaliknya, Orloff menyarankan agar kita mencari tempat di mana kita bisa leluasa menangis, misalnya di ruangan kosong atau bilik kamar mandi. Sangat penting untuk menjaga privasi ataupun bila ada orang, orang tersebut harusnya yang kamu kenal dekat dan paham akan kondisimu.

Baca Juga: Sering Tertawa atau Menangis Tanpa Sebab? Waspada Pseudobulbar Affect

2. Menangis dapat mengurangi stres

freepik.com/pressfoto

Air mata terbagi atas tiga jenis yaitu air mata basal, air mata refleks, dan air mata emosional.

Air mata basal diproduksi sebagai pelumas bagi mata, air mata refleks diproduksi untuk membersihkan mata dari iritan, sedangkan air mata emosional diproduksi sebagai respons terhadap kesedihan, haru, ataupun bahagia. 

Melansir laman The University of Melbourne, Dr William H. Frey II, ahli biokimia di St Paul-Ramsey Medical Center di Minnesota, AS, menyatakan bahwa ada perbedaan kimiawi yang penting antara air mata emosional atau yang berhubungan dengan stres, dan yang hanya disebabkan oleh iritasi fisik, seperti saat memotong bawang.

Penelitian menyebut, menangis dapat membantu membersihkan bahan kimia yang terkait dengan stres dari tubuh, salah satu alasan kita merasa jauh lebih baik setelah menangis.

Tingkat adrenokortikotrofik (ACTH) yang lebih tinggi ditemukan dalam air mata emosional (dibandingkan dengan air mata refleks). Menghilangkan zat kimia ini dari tubuh bermanfaat karena memicu kortisol, hormon stres. Bila kadarnya terlalu banyak, bisa menyebabkan masalah kesehatan yang terkait dengan stres.

3. Menangis akan membuat kita merasa lebih tenang

pexels.com/jasmin chew

Berbeda dari air mata basal dan air mata refleks, air mata emosional yang dapat diproduksi saat mengalami kesedihan memiliki keistimewaan tersendiri. Air mata ini mengandung protein dan hormon yang lebih tinggi yang dapat membantu pelepasan hormon stres.

Melansir laman Penn Medicine, saat menangis, kita sebenarnya sedang melepaskan racun dan hormon yang tak terhitung jumlahnya, yang berkontribusi pada peningkatan tingkat stres dari tubuh kita.

Hal tersebut pada gilirannya dapat membantu setiap orang untuk bisa tidur lebih nyenyak, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan menghindari penambahan berat badan. Dengan menurunkan tingkat stres, menangis juga dapat membantu mengurangi tekanan darah.

4. Menangis sebagai refleksi pembelajaran diri dan sinyal sosial

pixabay.com/Free-Photos

Menangis dapat membantu kita untuk mengenali mengapa kita merasakannya dan bergerak maju dengan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri. 

Berdasarkan keterangan dari American Academy of Ophtalmology, Lauren Bylsma, PhD, dari University of Pittsburgh, AS, telah melakukan banyak penelitian tentang tangisan. Ia menemukan bahwa orang lebih mungkin merasa lebih baik setelah menangis jika mereka menerima dukungan sosial saat mereka menangis. 

Air mata yang mengarah pada penyelesaian peristiwa yang memicu air mata atau memberikan pemahaman baru tentang apa yang salah membuat seseorang menangis, membantu individu merasa lebih baik.

Sebaliknya, orang yang mencoba menahan tangis atau menangis dalam lingkungan sosial yang tidak mendukung (di tempat kerja misalnya) cenderung tidak merasa lebih baik setelah menangis.

Baca Juga: 7 Hal Penyebab Kamu Sering Banget Menangis, Wajarkah?

Verified Writer

Tyara Motik

The beginner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya