TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Risiko Diet dengan Mengandalkan Jus untuk Detoks, Perhatikan ya!

Menyebabkan kekurangan nutrisi penting

ilustrasi jus detox hijau (Pexels/Toni Cuenca)

Detoksifikasi atau detoks dengan minum jus, atau dikenal dengan juice cleanse, adalah diet detoks yang melibatkan sayuran dan buah (dan sering kali tidak ada asupan lain) untuk jangka waktu, biasanya satu hingga tiga hari. Para pendukungnya percaya bahwa minum jus membanjiri tubuh dengan nutrisi penyembuhan sekaligus membuang racun dan limbah tubuh.

Cara tersebut juga dianggap dapat mendukung proses detoksifikasi alami tubuh dengan membersihkan makanan dari gula, kafein, makanan olahan, dan zat lain yang dapat menguras energi. Namun, penelitian yang mendukung klaim ini masih kurang dan berat badan yang hilang selama pembersihan jus kemungkinan akan diperoleh kembali setelah pola makan normal dilanjutkan.

Nah, kamu perlu tahu apa saja risiko dari diet dengan mengandalkan jus untuk detoks bagi kesehatan, apalagi bila sampai dilakukan dalam jangka waktu panjang.

1. Asupan kalori rendah, membuat tubuh berada dalam mode kelaparan

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dilansir Live Science, tergantung jenis diet detoks yang dilakukan dan berapa banyak botol atau gelas jus yang diminum, kalori yang akhirnya dikonsumsi seseorang setiap hari bisa berkisar antara 800 atau 1.200 kalori. Bila ini dilakukan selama 10 hari, asupan rendah kalori ini bisa menyebabkan tubuh berada dalam mode kelaparan, yang artinya akan mencoba menghemat kalori dengan memperlambat metabolisme, karena tubuh tidak tidak tahu kapan akan mendapat asupan makanan lagi.

Melakukan diet dengan juice cleanse biasanya mengurangi kalori dalam pola makan seseorang, dan dapat membantu menurunkan sedikit berat badan. Akan tetapi, ketika seseorang menghentikan pola makan biasa dengan melakukan diet ekstrem atau pilihan makanan sangat terbatas, nantinya mereka cenderung menghadiahi diri dengan makan makanan yang mereka suka, dan bahkan bisa berlebihan.

Perlu diketahui bahwa berat badan yang hilang selama diet dengan jus ini sebagian besar adalah air, dan kemungkinan berat badan yang berkurang tersebut bisa diperoleh kembali setelah orang tersebut kembali ke pola makannya yang biasa.

Baca Juga: Ini 8 Tanda Kalau Tubuhmu Benar-benar Perlu Detoks, Kenali Kebutuhanmu

2. Kekurangan protein

ilustrasi membuat jus (pexels.com/Mikhail Nilov)

Diet dengan mengandalkan jus umumnya tidak mengonsumsi protein sama sekali atau sangat membatasinya. Padahal, kita butuh pasokan protein yang cukup setiap harinya untuk membangun sel-sel kekebalan tubuh yang sehat dan meregenerasi otot setelah olahraga.

Buah-buahan dan sayuran hanya memiliki sedikit protein. Namun, beberapa paket jus kemasan mungkin menyertakan minuman susu kacang, seperti kacang mete atau almon, sebagai salah satu minuman harian, yang menawarkan sedikit protein dan lemak.

Melakukan diet detoks dengan jus selama tiga hari mungkin tidak berbahaya bagi orang sehat. Namun, jangan kaget kalau nantinya seseorang jadi gampang sakit karena asupan protein yang rendah.

Orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih rentan terhadap infeksi jika melakukan juice cleanse karena mereka sudah memiliki penyimpanan protein yang lebih sedikit.

Selain itu, jus buah dan sayuran menghilangkan sebagian serat di dalamnya. Makan serat dalam jumlah terbatas memang tidak merugikan diet pada kebanyakan orang selama beberapa hari. Namun, itu bisa membuatmu kelaparan, karena pada dasarnya serat membantu kita merasa kenyang atau mempertahankannya.

3. Ada risiko kadar gula darah rendah

ilustrasi kadar gula darah rendah (diabetesdaily.com)

Juice cleanse juga bukan ide baik untuk orang-orang dengan diabetes yang mungkin sedang minum obat untuk meregulasi aktivitas insulinnya. Minum terlalu banyak jus dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil.

Diet dengan jus ini rendah kalori dan mungkin dapat menyebabkan kadar gula darah rendah, yang mana dapat berbahaya bagi orang-orang dengan diabetes dan hipoglikemia. Gejala kadar gula darah rendah meliputi pusing, pingsan, kelemahan, gemetar, sakit kepala, dan lapar.

4. Risiko mengalami infeksi bakteri

ilustrasi sakit perut akibat infeksi bakteri (pexels.com/Sora Shimazaki)

Bila mengonsumsi jus yang tidak dipasteurisasi atau jus belum melewati proses untuk menghilangkan bakteri, maka ini meningkatkan risiko terkena penyakit. Ini terutama berlaku pada orang-orang dengan penyakit kronis, memiliki sistem imun yang lemak, lansia, dan anak-anak, menurut keterangan dari National Center for Complementary and Integrative Health.

Dilansir Verywell Health, jika kamu membuat sendiri jus di rumah, pastikan untuk membersihkannya dengan benar sebelum mengolahnya. Simpan sisa jus di dalam wadah tertutup dan minum dalam kurun waktu 24 jam.

Baca Juga: 5 Fakta Diet Gen yang Bikin Berat Ayudia Bing Slamet Turun 8 Kilo

Verified Writer

Abdi K Tresna

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya