Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Usia pernikahan di Indonesia telah diatur oleh undang-undang, tepatnya dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974. Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa batas minimal usia pernikahan untuk laki-laki minimal 19 tahun, sementara perempuan minimal 16 tahun. Meski begitu, praktik pernikahan di bawah umur masih kerap terjadi.
Alasannya beragam, seperti kemiskinan, pendidikan rendah, norma sosial, hukum adat dan aturan hukum yang kurang tegas. Padahal, risiko kesehatan mengancam mereka yang melakukan pernikahan dini. Berikut di antaranya.
1. Risiko keguguran lebih besar
Akibat pernikahan dini akan banyak dirasakan oleh perempuan. Itu karena perempuan yang menikah di usia belia belum siap secara fisik dan mental.
Organ tubuh yang belum matang sepenuhnya membuat janin gak bisa berkembang dengan maksimal. Itu sebabnya risiko keguguran lebih besar terjadi untuk perempuan yang belum dewasa secara usia.
2. Kehamilan di usia muda berisiko tekanan darah tinggi
Meskipun berhasil hamil, perempuan berisiko tinggi terhadap peningkatan tekanan darah. Seorang perempuan bisa mengalami pre-eclampsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein dalam urine dan kerusakan organ dalam tubuh.
Pengobatan perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi. Namun, di satu sisi itu berbahaya bagi pertumbuhan bayi.
Baca Juga: Sebenarnya, Kapan sih Waktu Terbaik untuk Menikah?
3. Calon ibu yang hamil di usia muda pun berisiko terkena anemia
unsplash.com/Kinga Cichewicz Perempuan memang bisa saja terkena anemia selama hamil. Namun, risiko itu lebih besar jika hamil di usia muda. Anemia disebabkan oleh kurangnya konsumsi zat besi pada ibu hamil.
Biasanya, ibu hamil bisa mengonsumsi penambah darah. Adapun, anemia saat hamil mengakibatkan susahnya bayi lahir. Anemia selama kehamilan pun berakibat buruk pada tumbuh kembang janin.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Bayi berisiko lahir secara prematur
Hal ini terjadi akibat bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Bayi belum siap untuk dilahirkan. Adapun, bayi prematur berisiko mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif dan beragam masalah kesehatan lainnya.
5. Risiko ibu meninggal saat melahirkan pun lebih besar
Dilansir dari National Health Service, perempuan yang lahir di bawah 18 tahun berisiko meninggal saat bersalin. Itu karena perempuan belum siap fisiknya untuk hamil dan melahirkan, salah satunya seperti panggul yang masih kecil sehingga bayi sulit keluar. Gak hanya berbahaya bagi sang ibu, sang anak juga bisa meninggal selama persalinan.
6. Secara psikologis, mental pasangan belum sepenuhnya dewasa sehingga akan sering mengalami bentrok dan kekerasan rumah tangga
pexels.com/freestocks.org Pernikahan dini membuat kesehatan psikis pasangan terganggu. Mereka pun jadi mudah cekcok dan bertengkar. Ujung-ujungnya salah satunya bisa jadi mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Baca Juga: 14 Alasan Kenapa Berhubungan Seksual yang Benar Itu Setelah Menikah