Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Daging Sapi? Ini 5 Fakta Pentingnya!

Mengonsumsi makanan bergizi saat hamil menjadi kunci utama menjaga kesehatan ibu sekaligus menjaga perkembangan janin. Salah satu jenis makanan yang sering jadi pertanyaan apa lagi kalau bukan daging sapi, karena kandungan gizinya memang tinggi, tapi cara pengolahannya sering dianggap berisiko. Tidak sedikit yang bertanya-tanya mengenai apakah ibu hamil boleh makan daging sapi, terutama jika dimasak setengah matang atau dalam bentuk olahan tertentu.
Jawabannya bisa berbeda, tapi penjelasan di bawah ini bisa membantu kamu untuk lebih paham mengenai boleh tidaknya mengonsumsi daging sapi di masa kehamilan ini. Supaya tidak keliru saat memilih menu olahan daging sapi terutama saat Idul Adha nanti, mari pahami selengkapnya melalui uraian berikut ini.
1. Daging sapi bisa menjadi sumber nutrisi penting bagi ibu hamil

Daging sapi menyimpan banyak kandungan yang dibutuhkan ibu hamil, seperti protein, vitamin B12, zat besi, dan juga seng. Kandungan protein di dalam daging sapi berguna untuk membantu pembentukan jaringan tubuh pada janin, serta memperkuat daya tahan tubuh ibu agar tetap fit selama masa kehamilan. Selain itu, zat besi dalam daging sapi juga dibutuhkan untuk meningkatkan volume darah, terutama saat memasuki trimester kedua dan ketiga.
Jika tubuh kekurangan zat besi, ibu hamil berisiko mengalami anemia, yang mana bisa berdampak pada kelelahan, penurunan konsentrasi, bahkan gangguan pertumbuhan janin. Konsumsi daging sapi matang secara rutin dengan porsi wajar bisa membantu menekan risiko tersebut, lho. Agar manfaat nutrisinya tetap optimal, perhatikan metode memasaknya supaya tidak merusak kandungan gizi daging sapi.
2. Cara memasak menentukan aman atau tidaknya daging sapi

Faktor penting yang harus diperhatikan bukan hanya jenis daging sapinya saja, tapi juga bagaimana cara memasaknya. Daging sapi harus dimasak hingga benar-benar matang sempurna, tanpa ada bagian yang masih berwarna merah muda atau berdarah. Hal ini penting dicermati karena untuk memastikan bahwa parasit berbahaya seperti Toxoplasma gondii sudah mati dan tidak menimbulkan risiko infeksi.
Parasit Toxoplasma gondii dapat menyebabkan toksoplasmosis yaitu sebuah infeksi yang sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Gejala toksoplasmosis memang sering tidak terlihat, tapi dampaknya bisa sangat serius, termasuk risiko keguguran. Oleh karena itu, menghindari konsumsi daging sapi mentah atau setengah matang bisa jadi langkah pencegahan awal yang wajib dilakukan.
3. Hindari jenis olahan daging yang diawetkan atau belum dipanaskan

Walau terlihat praktis dan menggugah selera, olahan daging sapi seperti sosis, daging asap, atau daging kornet perlu diwaspadai saat hamil. Produk tersebut termasuk dalam kategori daging olahan yang bisa saja terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini bisa bertahan pada suhu rendah dan berisiko menular ke janin melalui plasenta.
Mengonsumsi daging olahan tanpa dipanaskan terlebih dahulu bisa membuka jalan masuknya infeksi serius ke dalam tubuh. Supaya tetap aman, jika ingin makan olahan daging saat hamil, pastikan dipanaskan hingga benar-benar panas dan mengeluarkan uap. Ini berlaku juga untuk daging beku dalam kemasan siap saji yang harus dihangatkan kembali sebelum dikonsumsi.
4. Perhatikan kebersihan saat mengolah daging sapi di rumah

Saat mengolah daging sapi mentah, kebersihan harus dijaga secara maksimal karena bakteri bisa menyebar dengan mudah melalui peralatan dapur seperti talenan, pisau, hingga tangan. Hindari mencampur bahan makanan lain yang tidak dimasak bersama dengan daging sapi. Bahan-bahan yang dimaksud misalnya sayur untuk salad, dengan alat yang telah digunakan memotong daging mentah.
Setelah selesai mengolah, segera cuci tangan, permukaan meja, alat masak, dan semua peralatan yang digunakan menggunakan sabun dan air panas. Menjaga kebersihan semacam ini penting untuk mencegah kontaminasi silang yang bisa berujung pada infeksi selama kehamilan. Ingat, saat hamil, daya tahan tubuh memang cenderung lebih rentan terhadap serangan bakteri yang umumnya tidak terlalu berbahaya pada kondisi normal.
5. Tak semua bagian daging sapi cocok dikonsumsi ibu hamil

Memang benar bahwa daging sapi mengandung banyak nutrisi, tapi tidak semua bagiannya cocok untuk dikonsumsi saat hamil. Misalnya, bagian daging sapi yang dihindari adalah hati sapi karena mengandung vitamin A terlalu tinggi. Asupan vitamin A berlebih bisa berdampak buruk pada perkembangan janin, terutama di trimester awal kehamilan.
Selain itu, bagian daging yang tinggi lemak sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan karena bisa memicu naiknya kadar kolesterol dan tekanan darah. Pilihlah bagian daging yang rendah lemak seperti has dalam atau sirloin, lalu olah menggunakan metode masak sehat seperti dikukus, direbus, atau dipanggang tanpa minyak berlebihan. Ini membantu menjaga keseimbangan nutrisi tanpa menambah risiko kesehatan tambahan.
Dari berbagai penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa ibu hamil boleh makan daging sapi, asalkan diolah sampai matang sempurna dan bergantung pada jenis daging yang dipilih. Pastikan untuk selalu konsultasi dengan tenaga medis bila ragu dalam memilih bahan makanan selama kehamilan. Jadi, tidak perlu ragu lagi kalau kamu ingin mengonsumsi daging sapi, selama semuanya dilakukan dengan cara yang benar.
Referensi
"Foods to avoid in pregnancy". NHS. Diakses pada Juni 2025.
"Foods to Avoid During Pregnancy". American Pregnancy Association. Diakses pada Juni 2025.
"13 Best Foods to Eat When Pregnant". Healthline. Diakses pada Juni 2025.
"What meat can I eat when pregnant?". Aptaclub. Diakses pada Juni 2025.