Apa Saja Bahaya Memberi Jamu kepada Bayi?

Walau pengobatan alami, tetapi tidak selalu aman digunakan

Seorang ibu menceritakan pengalamannya tentang bayinya yang meninggal dunia usai diberikan ramuan tradisional atau jamu oleh keluarganya. Tak lama setelah bayi berusia 54 hari tersebut meminum ramuan herbal, ia mengalami sesak napas. Nahas, nyawanya tidak tertolong saat tiba di rumah sakit.

Pada dasarnya, banyak ahli mengatakan bahwa bayi berusia 6 bulan hanya boleh mengonsumsi ASI. Memberikan makanan atau minuman kepada bayi sebelum waktunya berpotensi mengganggu tumbuh kembangnya, bahkan dapat membahayakan kesehatannya.

Apa saja bahaya memberi jamu atau ramuan herbal kepada bayi? Berikut penjelasannya!

1. ASI adalah sumber makanan utama bayi

Apa Saja Bahaya Memberi Jamu kepada Bayi?ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/ RODNAE Productions)

Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Oleh sebab itu, para ahli merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, dan tetap melanjutkan ASI dengan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) sampai usianya 2 tahun.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, selama pertumbuhan bayi, kandungan ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisinya. Selain itu, ASI juga membantu melindungi bayi dari penyakit.

Bayi yang mendapatkan ASI memiliki risiko asma, obesitas, diabetes tipe 1, penyakit saluran pernapasan berat, hingga infeksi telinga yang lebih rendah.

Tidak hanya bermanfaat bagi bayi, ibu yang memberikan ASI juga memiliki risiko yang lebih rendah mengalami kanker payudara, kanker ovarium, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.

2. Mengapa makanan selain ASI harus menunggu sampai berusia sekitar 6 bulan?

Apa Saja Bahaya Memberi Jamu kepada Bayi?ilustrasi menyuapi anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

National Health Service (NHS) menjelaskan, MPASI baru dikenalkan saat bayi berusia sekitar 6 bulan karena ASI atau susu formula sudah dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrisinya sampai mereka berusia 6 bulan. Selain itu, memberikan ASI sampai bayi berusia sekitar 6 bulan dapat membantunya melindungi dari penyakit dan infeksi.

Menunggu sampai usia tersebut juga dapat memberi waktu bayi untuk berkembang sehingga mereka mampu makan makanan padat. Menunggu sampai bayi cukup umur juga membuat bayi lebih mampu untuk makan sendiri.

Baca Juga: Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih? Ini Waktu yang Tepat

3. Minuman herbal dan teh tidak boleh diberikan kepada bayi

Apa Saja Bahaya Memberi Jamu kepada Bayi?ilustrasi menggendong bayi (pexels.com/Anna Shvets)

ASI merupakan satu-satunya makanan atau minuman yang dibutuhkan bayi hingga berusia 6 bulan. Setelah usianya 6 bulan, baru boleh dikenalkan dengan makanan atau minuman selain ASI dan susu formula. ASI atau susu formula tetap diberikan meskipun bayi sudah mulai mengonsumsi MPASI.

Walaupun sudah boleh mulai mengonsumsi makanan atau minuman selain ASI, tetapi tidak lantas semuanya boleh dan aman dikonsumsi oleh bayi. Misalnya, teh dan kopi tidak cocok untuk bayi. NHS juga menyebutkan bahwa minuman herbal tidak direkomendasikan untuk bayi.

4. Apa risikonya jika memberikan pengobatan tradisional untuk bayi?

Apa Saja Bahaya Memberi Jamu kepada Bayi?ilustrasi bayi menangis (pixabay.com/joffi)

Dilansir National Capital Poison Center, suplemen herbal dan teh juga diberikan kepada sekitar 9 persen bayi di Amerika Serikat berdasarkan studi. Alasan pemberian tersebut untuk mengurangi rewel, mengatasi masalah pencernaan, dan mengobati kolik.

Namun, pemberian herbal tersebut justru dapat membahayakan anak. Anak dapat mengalami kejang dan infeksi dari teh dan pengobatan herbal, keracunan timbal dan merkuri dari pengobatan tradisional, serta kerusakan hati akibat suplemen tertentu.

Beberapa masalah yang berpotensi muncul akibat memberikan suplemen herbal dan teh kepada bayi yaitu:

  • Bayi mungkin akan memberi respons yang berbeda dengan orang dewasa karena berat badannya yang kecil dan sistem gastrointestinal, saraf, serta imun yang belum sempurna.
  • Walau sediaan herbal telah memiliki sejarah penggunaan yang panjang, namun bahan tersebut dapat terkontaminasi logam berat atau bakteri.
  • Memberikan bahan herbal kepada bayi berpotensi menimbulkan reaksi alergi.
  • Adanya kemungkinan interaksi obat apabila diberikan bersama dengan obat resep yang sedang digunakan.
  • Kurangnya penelitian tentang efektivitas dan keamanan terkait bahan herbal pada bayi.

5. Pentingnya berkonsultasi sebelum menggunakan obat herbal

Apa Saja Bahaya Memberi Jamu kepada Bayi?ilustrasi berkonsultasi dengan dokter anak (freepik.com/Freepik)

Ketika anak mengalami sakit yang serius, sebagian orang tua mungkin beralih menggunakan pengobatan alami atau tradisional. American Academy of Pediatrics menjelaskan, meskipun pengobatan alami, tetapi pengobatan tersebut tidak selalu aman.

Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak sebelum menambahkan atau mengganti pengobatan. Ini penting karena dokter anak memahami akan pengobatan yang aman dan efektif untuk anak.

Pada dasarnya, bayi berusia kurang dari 6 bulan hanya boleh mendapatkan ASI sebagai makanan utamanya. Selanjutnya, bayi mulai diperkenalkan dengan jenis makanan lain dengan tetap meneruskan pemberian ASI.

Pemberian bahan herbal untuk obat tradisional atau suplemen tidak disarankan untuk bayi karena respons tubuh bayi yang mungkin berbeda dengan orang dewasa, risiko terkontaminasi logam berat dan bakteri, risiko munculnya reaksi alergi, risiko interaksi obat, hingga kurangnya penelitian tentang efektivitas dan keamanan terkait bahan herbal pada bayi.

Baca Juga: 7 Pemeriksaan Penting untuk Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Terlewat

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya