ilustrasi garam (unsplash.com/Jason Tuinstra)
Untuk pertama kalinya, ilmuwan menunjukkan peran natrium terhadap penuaan. Dilansir Insider, para ilmuwan menemukan bahwa remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas dan mengonsumsi asupan tinggi garam memiliki 'telomere' yang lebih pendek dibanding mereka yang diet garam.
Telemore sendiri merupakan tutup pelindung di ujung kromosom. Setiap kali sel membelah, telomere menjadi lebih pendek. Jika sudah terlalu pendek, sel akan berhenti membelah dan mati.
Ilmuwan utama, Dr Haidong Zhu, dari Georgia Regents University di Augusta, menjelaskan terkait efek dari asupan natrium yang terlalu tinggi. Penelitiannya menunjukkan bahwa asupan natrium yang tinggi dan obesitas secara sinergis dapat mempercepat penuaan sel.
Pada penelitian tersebut, tim Dr Zhu membagi 766 remaja berusia 14 hingga 18 tahun ke dalam kelompok berbeda. Remaja dengan asupan rendah mengonsumsi rata-rata sekitar 5 g garam sehari. Sementara itu, kelompok yang berlawanan mengonsumsi 10 g garam.
Hasilnya, remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas yang lebih banyak mengonsumsi garam memiliki telomere yang jauh lebih pendek daripada mereka yang makan sedikit. Meski begitu, asupan nutrium tinggi tidak memberikan efek signifikan pada pemendekan telomere pada remaja dengan berat badan normal.
Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American Heart Association di San Francisco ini membuktikan adanya efek natrium pada tubuh. Meskipun hubungan garam hanya ditemukan pada orang dengan kelebihan berat badan, ini adalah pertama kalinya garam terbukti mempengaruhi penuaan sel.
Diet garam bukanlah hal wajib yang mesti dilakukan oleh setiap orang. Meski demikian, membatasi asupan natrium yang dikonsumsi dapat memberikan manfaat luar biasa pada organ jantung maupun ginjal. Bahkan, mungkin membantu menjaga telomere sehingga bisa membuatmu awet muda.