Kelaparan Parah dapat Menyebabkan Refeeding Syndrome, Kondisi Apa Itu?

Jangan sembarangan makan setelah kelaparan panjang

Saat mengalami kelaparan, kita mungkin cenderung terburu-buru untuk melakukan pengisian kembali (refeeding) saat mendapatkan makanan. Seakan-akan ingin membalas dendam dengan makan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat.

Namun, tahukah kamu, aksi "balas dendam" tersebut justru bisa memicu kondisi medis lain yang lebih serius, lho? Kondisi ini dikenal dengan sindrom refeeding atau refeeding syndrome.

Bisa dibilang, refeeding syndrome adalah ketidaksiapan tubuh saat tiba-tiba mendapatkan pengisian makanan kembali setelah kekosongan yang panjang. Kondisi ini tak bisa dianggap sepele, sebab bisa bermanifestasi pada kegagalan organ hingga berakibat fatal.

Bagaimana sindrom refeeding dijelaskan secara medis? Inilah yang perlu kamu ketahui.

1. Proses terjadinya sindrom refeeding

Kelaparan Parah dapat Menyebabkan Refeeding Syndrome, Kondisi Apa Itu?ilustrasi makan terburu-buru (pexels.com/Kampus Production)

Pada kondisi normal atau ketika tubuh mendapat asupan makanan yang cukup, tubuh memecah karbohidrat dari makanan untuk menghasilkan energi. Proses ini dinamakan dengan metabolisme.

Akan tetapi, ketika terjadi kekurangan asupan makanan, tubuh tidak bisa memecah karbohidrat. Sebagai gantinya, tubuh terpaksa memecah simpanan cadangan lain, yang berupa lemak dan protein. Dengan kata lain, ini mengubah cara tubuh melakukan metabolisme makanan.

Perubahan metabolisme ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, misalnya rendahnya kadar fosfat. Ini adalah elektrolit yang membantu memecah karbohidrat.

Namun ketika kondisi kelaparan ini tiba-tiba mendapatkan asupan makanan kembali, otomatis ini memaksa tubuh untuk memproses makanan yang masuk. Sayangnya, elektrolit yang tersedia kadarnya tidak mencukupi untuk memecah makanan tersebut. Sehingga terjadilah kondisi sindrom refeeding

2. Tanda dan gejala sindrom refeeding

Kelaparan Parah dapat Menyebabkan Refeeding Syndrome, Kondisi Apa Itu?ilustrasi sakit perut (freepik.com/KamranAydinov)

Selain menyebabkan penurunan fosfat, atau juga disebut dengan kondisi hipofosfatemia, sindrom refeeding juga menyebabkan penurunan kadar elektrolit lain, seperti tiamin (vitamin B1), kalium, dan magnesium. Akibatnya, gejala yang ditimbulkan bisa memengaruhi tubuh secara luas, mulai dari sistem pencernaan, jantung, paru-paru, ginjal, darah, dan otot.

Berikut secara rinci gambaran gejala dari sindrom refeeding:

  • kelemahan otot, nyeri otot
  • kebingungan
  • kesulitan bernapas
  • penglihatan ganda
  • kejang
  • kelemahan jantung
  • tekanan darah rendah
  • gula darah tinggi
  • sakit perut, mual, muntah
  • sembelit yang parah
  • masalah jantung: kelemahan jantung, irama jantung tidak normal, iskemia jantung
  • edema paru-paru
  • disfungsi ginjal
  • masalah keseimbangan dan koordinasi (ataksia).

Mengutip Healthline, gejala ini biasanya muncul setelah 4 hari pemberian makan. Beberapa orang mungkin bisa mengalaminya, beberapa lainnya mungkin tidak. Tidak ada cara pasti untuk mengetahui siapa yang akan mengembangkannya. Oleh sebab itu, menghindari kemungkinannya akan jauh lebih baik.

Baca Juga: Mandi dan 5 Kebiasaan usai Makan yang Bahaya bagi Kesehatan

3. Siapa yang paling berisiko mengembangkan sindrom refeeding?

Kelaparan Parah dapat Menyebabkan Refeeding Syndrome, Kondisi Apa Itu?ilustrasi kelaparan (pexels.com/Timur Weber)

Sindrom refeeding sering kali terjadi mengikuti periode kekurangan gizi (malnutrisi), puasa, diet ekstrem, dan kelaparan parah. Meski tidak bisa dipastikan siapa saja yang dapat mengembangkan kondisi ini, tetapi ada beberapa kelompok yang diketahui memiliki risiko lebih tinggi mengalaminya. Di antaranya:

  • Kekurangan makanan selama lebih dari tujuh hari dengan adanya stres dan kelelahan.
  • Mengalami penurunan berat badan hingga 15 persen dalam 3 hingga 6 bulan terakhir.
  • Memiliki indeks massa tubuh (BMI) di bawah 16.
  • Memiliki gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
  • Memiliki riwayat gangguan penggunaan alkohol atau pengobatan tertentu, misalnya insulin, obat kemoterapi, antidiuretik atau antasida.
  • Memiliki diabetes yang tidak terkontrol.
  • Memiliki gangguan malabsorbsi, seperti pankreastitis kronis dan penyakit radang usus.
  • Menderita kanker.

Jika kamu memiliki kondisi di atas, sebaiknya segeralah temui dokter jika mengalami tanda dan gejala yang mengarah pada sindrom refeeding.

4. Perawatan sindrom refeeding

Kelaparan Parah dapat Menyebabkan Refeeding Syndrome, Kondisi Apa Itu?ilustrasi pengobatan kanker (pexels.com/Ivan Samkov)

Individu yang mengalami sindrom refeeding biasanya akan menjalani beberapa tes, termasuk tes darah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui elektrolit apa yang hilang atau kekurangan. Setelah teridentifikasi, dokter mungkin akan memberikan perawatan lanjutan berupa pemberian cairan intravena (infus) untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Proses refeeding harus dilakukan secara bertahap untuk mencegah kewalahan pada sistem tubuh. Rata-rata, ini dimulai dengan pemberian sekitar 20 kalori per kilogram berat badan, atau setengah dari kebutuhan kalori yang ditargetkan. Selain itu, harus dilakukan pemantauan yang ketat oleh tim dokter untuk memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik.

5. Pemulihan dan pencegahan

Kelaparan Parah dapat Menyebabkan Refeeding Syndrome, Kondisi Apa Itu?ilustrasi perawatan pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Pemulihan sindrom refeeding membutuhkan waktu yang cukup lama. Ini mungkin memakan waktu hingga berminggu-minggu, tergantung pada tingkat keparahan gejala dan jumlah nutrisi yang hilang.

Penanganan yang tepat dan segera dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan. Namun, pada beberapa kasus yang parah, ini mungkin bisa berakibat fatal.

Langkah paling efektif menangani sindrom refeeding adalah melakukan pencegahan, meski ini tidak selalu mudah. Inilah beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan:

  • Jika kamu melakukan puasa berkepanjangan, sebaiknya lakukan di bawah pengawasan medis.
  • Jika kamu memiliki kondisi serius terkait malnutrisi, berhati-hatilah untuk mengobatinya
  • Jangan terlalu sering atau hindari penggunaan alkohol. Ini juga berlaku untuk penggunaan obat-obatan medis lain.

Sindrom refeeding adalah kondisi yang terjadi akibat pemberian makanan yang terlalu cepat setelah periode kekurangan makanan atau nutrisi. Ini bisa menjadi komplikasi yang serius dan membutuhkan intervensi medis.  Segera temui tenaga kesehatan jika kamu menemukan kondisi seperti yang dijelaskan di atas. 

Baca Juga: Hal yang Terjadi saat Tubuh Kelaparan, Berapa Hari Kita Bisa Bertahan?

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya