ilustrasi suplemen (unsplash.com/Alexander Grey)
Meskipun penelitian menunjukkan bahwa kunyit sebagian besar aman, tetapi beberapa penelitian melaporkan adanya efek samping.
Misalnya, subjek dalam studi respons dosis melaporkan serangkaian efek samping dari mengonsumsi 500 hingga 12.000 mg kurkumin. Tujuh dari 24 subjek melaporkan efek samping, termasuk diare, sakit kepala, ruam kulit, dan tinja berwarna kuning.
Sementara itu, menurut sebuah uji klinis, beberapa pasien dengan kanker kolorektal stadium lanjut melaporkan mual dan diare dari mengonsumsi 0,45 hingga 3,6 gram kurkumin per hari selama satu hingga empat bulan.
Menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) dan European Safety Authority (EFSA), asupan kurkumin harian yang diperbolehkan adalah 0 hingga 3 mg per kg berat badan.
Jika berat badan kamu 68,18 kg, jumlah maksimum kurkumin untuk dikonsumsi per hari adalah sekitar 205 mg, atau 0,2 gram.
Sebagai bumbu, kunyit dapat menambah banyak rasa pada masakan. Bonusnya, kamu akan mendapatkan efek antiinflamasi dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. Kamu mungkin bisa mendapatkan manfaat lebih besar dengan mengonsumsi kunyit dalam bentuk suplemen.
Meskipun kunyit secara umum dianggap aman, tetapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkan suplemen ke dalam pola makan, terutama jika kamu mengonsumsi obat-obatan. Dokter dapat menentukan keamanannya dan mengetahui dosis ideal untuk tujuan kesehatan kamu.
Referensi
Heck AM, DeWitt BA, Lukes AL. "Potential interactions between alternative therapies and warfarin." Am J Health Syst Pharm. 2000 Jul 1;57(13):1221-7; quiz 1228-30. PMID: 10902065.
Gupta, S. C., Patchva, S., Koh, W., et al. (2012). "Discovery of curcumin, a component of golden spice, and its miraculous biological activities." Clinical and Experimental Pharmacology & Physiology, 39(3), 283–299. https://doi.org/10.1111/j.1440-1681.2011.05648.x
Rasyid, A., Rahman, A. R. A., Jaalam, K., et al. (2002). "Effect of different curcumin dosages on human gall bladder." Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 11(4), 314–318. https://doi.org/10.1046/j.1440-6047.2002.00296.x
"Oxalate (Urine)." University of Rochester Medical Center Rochester. Diakses Mei 2024.
Tang, M., Larson‐Meyer, D. E., & Liebman, M. (2008). "Effect of cinnamon and turmeric on urinary oxalate excretion, plasma lipids, and plasma glucose in healthy subjects." American Journal of Clinical Nutrition, 87(5), 1262–1267. https://doi.org/10.1093/ajcn/87.5.1262
Chaudhari SP, Tam AY, Barr JA. "Curcumin: A Contact Allergen." J Clin Aesthet Dermatol. 2015 Nov;8(11):43-8. PMID: 26705440; PMCID: PMC4689497
Smith, T. J., & Ashar, B. H. (2019). "Iron deficiency anemia due to high-dose turmeric. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.3858
Zhang, D., Fu, M., S, G., & Liu, J. L. (2013). "Curcumin and Diabetes: A Systematic review." Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, 2013, 1–16. https://doi.org/10.1155/2013/636053
Lao, C. D., Ruffin, M. T., Normolle, D. P., et al. (2006). "Dose escalation of a curcuminoid formulation." BMC Complementary and Alternative Medicine, 6(1). https://doi.org/10.1186/1472-6882-6-10
Sharma, R. A., Euden, S. A., Platton, S. L., et al. (2004). "Phase I Clinical trial of oral curcumin." Clinical Cancer Research, 10(20), 6847–6854. https://doi.org/10.1158/1078-0432.ccr-04-0744
"Can Too Much Turmeric Cause Side Effects?" Everyday Health. Diakses Mei 2024.