Apa Itu Splash Pregnancy? Kehamilan yang Tak Biasa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan terjadi saat sperma membuahi sel telur, yang harus ditanamkan ke dalam lapisan rahim. Saat berhubungan seksual, penis mengeluarkan sperma ke dalam vagina. Sperma kemudian berjalan melalui leher rahim, ke dalam rahim, dan ke saluran tuba, tempat terjadinya pembuahan. Sebagian besar sperma akan mati sebelum mencapai sel telur. Namun, pembuahan cuma butuh satu sperma.
Kebanyakan kehamilan terjadi melalui hubungan seksual penetrasi. Namun, kehamilan mungkin terjadi tanpa penetrasi. Aktivitas apa pun yang menyebabkan masuknya sperma ke dalam vagina dapat menyebabkan kehamilan. Kehamilan yang terjadi tanpa seks dikenal sebagai splash pregnancy’. Apa itu splash pregnancy? Di sini, kita akan membahasnya bersama-sama.
1. Apa itu splash pregnancy?
Splash pregnancy adalah kehamilan yang terjadi karena sperma mencapai area luar vagina tanpa melakukan hubungan seksual. Selama sebagian air mani berhasil sampai ke vulva atau area vagina, seorang perempuan berpeluang hamil. Begitu pula jika ejakulasi terjadi sedikit di dalam vagina.
Sebuah studi menemukan bahwa perempuan dengan vaginismus seumur hidup mampu hamil dan memiliki anak melalui splash pregnancy (Psychology Research and Behavior Management, 2018). Jumlah kehamilan karena splash pregnancy tentu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kehamilan dari seks penetrasi.
2. Bagaimana splash pregnancy bisa terjadi
Saat laki-laki ejakulasi di dekat vagina, sperma berjalan menuju sel telur setelah bersentuhan dengan lendir serviks perempuan. Tubuh perempuan memproduksi lendir ini menjelang masa ovulasi.
Diterangkan dalam laman Profemina, karena lendir serviks terbentuk di leher rahim dan dikeluarkan melalui vagina, maka lendir tersebut dapat ditemukan di lubang vagina. Oleh sebab itu, selama aktivitas seksual, sel sperma dapat bersentuhan dengan lendir ini dan menemukan jalan menuju sel telur melalui vagina. Lendir serviks bertindak seperti transportasi, yang mengangkut sel sperma ke atas. Oleh sebab itu, hubungan seksual tanpa penetrasi dapat menyebabkan kehamilan.
Baca Juga: 7 Komplikasi Darah Tinggi selama Kehamilan, Bumil Waspada!
3. Gejala splash pregnancy
Gejala splash pregnancy sama dengan kehamilan pada umumnya. Untuk itu, jika kamu terlambat haid atau mengalami gejala awal kehamilan, penting untuk melakukan tes kehamilan. Berikut tanda kehamilan dilansir Health Grades:
- Sering buang air kecil.
- Lesu.
- Mual dengan atau tanpa muntah.
- Payudara bengkak atau sakit.
- Adanya bercak ringan.
- Kram.
Beberapa gejala kurang umum yang mungkin kamu alami, meliputi:
- Pusing.
- Sensasi logam di mulut.
- Sembelit.
Editor’s picks
4. Faktor penyebab terjadinya splash pregnancy
Mengutip dari Verywell Family, berikut beberapa faktor yang meningkatkan peluang kesuksesan splash pregnancy:
- Waktu berhubungan seks mendekati masa ovulasi.
- Tetap berbaring telentang setelah berhubungan seks untuk sementara waktu.
- Menggunakan pelumas yang ramah kesuburan.
- Mencapai orgasme.
5. Cara mencegah kehamilan
Jika kamu ingin menunda kehamilan, penting untuk menggunakan alat kontrasepsi. Ada banyak pilihan alat kontrasepsi, yang terbagi dalam dua kategori utama, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Berikut jenis-jenis alat kontrasepsi yang bisa kamu diskusikan dengan dokter.
Kontrasepsi jangka panjang:
- IUD tembaga non hormonal.
- IUD hormonal.
Metode kontrasepsi jangka pendek:
- Pil KB.
- Koyo KB.
- Cincin vagina.
- Kondom laki-laki.
- Kondom perempuan.
- Diafragma dan cervical cap.
Metode kontrasepsi permanen:
- Vasektomi.
- Litigasi tuba.
Ada juga kontrasepsi darurat yang bisa digunakan setelah berhubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Ada dua jenis utama kontrasepsi darurat, yakni pil kontrasepsi darurat dan IUD tembaga.
Jadi, splash pregnancy adalah bukti bahwa kehamilan dapat terjadi tanpa hubungan seks penis ke vagina. Selama air mani yang mengandung sperma menyentuh vulva atau vagina dalam kondisi tertentu, kehamilan bisa saja terjadi.
Namun, kemungkinan hamil melalui splash pregnancy sangat rendah. Sperma biasanya mati 15–30 menit setelah terpapar udara. Jika kamu ingin menghindari kehamilan, maka wajib menggunakan alat kontrasepsi.
Baca Juga: 7 Penyebab Batu Empedu pada Perempuan, Salah Satunya Kehamilan