8 Efek Samping Konsumsi Kunyit yang Berlebihan, Hati-hati!

Konsumsi secukupnya saja

Intinya Sih...

  • Selain ditambahkan dalam masakan, kunyit juga sering dimanfaatkan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan yang ringan, salah satunya mengatasi nyeri.
  • Walaupun punya banyak manfaat kesehatan, tetapi bukan berarti kamu bisa mengonsumsi kunyit secara berlebihan. Waspadai efek samping ini!
  • Konsumsi kunyit yang berlebihan dapat mengencerkan darah, menyebabkan sakit perut, menyebabkan batu ginjal, serta menurunkan kadar gula darah terlalu banyak.

Kunyit adalah tanaman yang banyak tumbuh di negara-negara Asia dan Amerika Tengah. Kunyit yang kita manfaatkan untuk masakan adalah bagian dari akar tanaman.

Warna kuning yang mencolok pada kunyit disebabkan oleh kandungan komponen yang disebut kurkumin. Selain memberikan warna kuning, kurkumin juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Karenanya, selain ditambahkan dalam masakan, kunyit juga sering dimanfaatkan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan yang ringan, salah satunya mengatasi nyeri.

Namun, bukan berarti kamu dapat menggunakan kunyit dalam jumlah banyak untuk masakan maupun pengobatan. Pasalnya, kunyit juga memiliki efek samping yang harus diwaspadai.

Apa saja efek samping dari kunyit? Baca sampai selesai untuk mendapatkan jawabannya.

1. Mengencerkan darah

Tidak jelas mengapa kunyit dapat membuat darah menjadi lebih encer. Namun, diperkirakan bahwa sifat kunyit dalam menurunkan kolesterol dan tekanan darah mungkin ada hubungannya dengan cara kunyit mengencerkan darah.

Sebuah penelitian menyarankan agar orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin, menghindari mengonsumsi kunyit dalam dosis besar. Orang yang akan menjalani operasi juga disarankan untuk tidak mengonsumsi kunyit beberapa hari sebelumnya.

2. Menyebabkan sakit perut

8 Efek Samping Konsumsi Kunyit yang Berlebihan, Hati-hati!ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro studio)

Kunyit dikenal mampu menenangkan dan meredakan sakit perut. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah besar, ini justru menyebabkan iritasi dan sakit perut.

Sebuah studi yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan kunyit untuk pengobatan kanker mencatat bahwa para partisipan harus berhenti mendapatkan kunyit karena pencernaan mereka sangat terpengaruh. Efek samping ini diperkirakan terjadi karena kunyit merangsang lambung untuk memproduksi lebih banyak asam lambung.

3. Menyebabkan kontraksi kandung empedu

Studi tahun 2002 menunjukkan bahwa kurkumin dalam kunyit dapat menyebabkan kontraksi kandung empedu. Kurkumin seberat 40 mg ditemukan menghasilkan kontraksi 50 persen di kantong empedu dan pemberian suplemen kunyit sebanyak 20–40 mg juga dilaporkan meningkatkan kontraksi kandung empedu.

Oksalat dalam kunyit juga diyakini meningkatkan risiko batu empedu. Namun, penelitian tentang klaim ini masih terbatas. Untuk individu yang berisiko terkena batu empedu atau memiliki masalah kandung empedu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan kunyit dalam pola makan.

Baca Juga: 20 Manfaat Kunyit Putih untuk Kesehatan dan Kecantikan

4. Meningkatkan risiko batu ginjal

8 Efek Samping Konsumsi Kunyit yang Berlebihan, Hati-hati!ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Terlalu banyak asupan kunyit dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Menurut penelitian, ini karena adanya oksalat dalam kunyit yang dapat mengikat kalsium untuk membentuk kalsium oksalat yang bertanggung jawab dalam terbentuknya batu ginjal.

Dalam studi tersebut, diketahui bahwa konsumsi kunyit menyebabkan ekskresi oksalat urine yang lebih tinggi sehingga memperkuat fakta bahwa kunyit menyebabkan batu ginjal. Karena alasan ini, individu dengan masalah ginjal disarankan untuk menghindari kunyit. Untuk lebih jelasnya tanyakan kepada dokter yang merawat.

5. Memicu reaksi alergi kontak

Kandungan kurkumin dalam kunyit bisa menyebabkan alergi kontak. Menurut studi tahun 2015, kontak dengan kunyit dapat menyebabkan dermatitis kontak dan urtikaria, suatu bentuk ruam yang berbentuk bulat.

Karena kunyit termasuk dalam keluarga jahe, seseorang yang alergi terhadap jahe juga cenderung mengembangkan alergi terhadap kunyit. Seseorang yang alergi terhadap pewarna makanan kuning juga bisa alergi terhadap kunyit.

6. Menyebabkan kekurangan zat besi

8 Efek Samping Konsumsi Kunyit yang Berlebihan, Hati-hati!ilustrasi lemas karena kekurangan zat besi (pixabay.com/Engin_Akyurt)

Sebuah penelitian tahun 2019 mengungkapkan bahwa kunyit bersifat mengikat zat besi. Penelitian yang dilakukan terhadap tikus ini menunjukkan bahwa konsumsi kunyit dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan, sehingga menyebabkan kekurangan zat besi.

Sebaiknya, periksa kadar zat besi dalam darah sebelum menggunakan suplemen kunyit atau memasukkan kunyit ke dalam makanan. Jika kamu mengalami defisiensi zat besi, konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan kunyit yang aman untukmu.

7. Menurunkan kadar gula darah terlalu banyak

Di satu sisi, beberapa penelitian (kebanyakan terhadap hewan) menunjukkan bahwa kunyit dapat membantu mengobati dan mencegah diabetes. Kunyit mungkin dapat memperbesar efek obat diabetes yang menurunkan gula darah, sehingga meningkatkan risiko gula darah rendah (hipoglikemia).

Diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia. Sebaiknya hindari mengonsumsi suplemen kunyit untuk diabetes tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

8. Bisa menyebabkan mual, diare, dan sakit kepala

8 Efek Samping Konsumsi Kunyit yang Berlebihan, Hati-hati!ilustrasi suplemen (unsplash.com/Alexander Grey)

Meskipun penelitian menunjukkan bahwa kunyit sebagian besar aman, tetapi beberapa penelitian melaporkan adanya efek samping.

Misalnya, subjek dalam studi respons dosis melaporkan serangkaian efek samping dari mengonsumsi 500 hingga 12.000 mg kurkumin. Tujuh dari 24 subjek melaporkan efek samping, termasuk diare, sakit kepala, ruam kulit, dan tinja berwarna kuning.

Sementara itu, menurut sebuah uji klinis, beberapa pasien dengan kanker kolorektal stadium lanjut melaporkan mual dan diare dari mengonsumsi 0,45 hingga 3,6 gram kurkumin per hari selama satu hingga empat bulan.

Menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) dan European Safety Authority (EFSA), asupan kurkumin harian yang diperbolehkan adalah 0 hingga 3 mg per kg berat badan.

Jika berat badan kamu 68,18 kg, jumlah maksimum kurkumin untuk dikonsumsi per hari adalah sekitar 205 mg, atau 0,2 gram.

Sebagai bumbu, kunyit dapat menambah banyak rasa pada masakan. Bonusnya, kamu akan mendapatkan efek antiinflamasi dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. Kamu mungkin bisa mendapatkan manfaat lebih besar dengan mengonsumsi kunyit dalam bentuk suplemen.

Meskipun kunyit secara umum dianggap aman, tetapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkan suplemen ke dalam pola makan, terutama jika kamu mengonsumsi obat-obatan. Dokter dapat menentukan keamanannya dan mengetahui dosis ideal untuk tujuan kesehatan kamu.

Baca Juga: 9 Manfaat Biang Kunyit untuk Lambung dan Pencernaan

Referensi

Heck AM, DeWitt BA, Lukes AL. Potential interactions between alternative therapies and warfarin. Am J Health Syst Pharm. 2000 Jul 1;57(13):1221-7; quiz 1228-30. PMID: 10902065.
Gupta, S. C., Patchva, S., Koh, W., et al. (2012). Discovery of curcumin, a component of golden spice, and its miraculous biological activities. Clinical and Experimental Pharmacology & Physiology, 39(3), 283–299. https://doi.org/10.1111/j.1440-1681.2011.05648.x
Rasyid, A., Rahman, A. R. A., Jaalam, K., et al. (2002). Effect of different curcumin dosages on human gall bladder. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 11(4), 314–318. https://doi.org/10.1046/j.1440-6047.2002.00296.x
University of Rochester Medical Center Rochester. Diakses pada Mei 2024. Oxalate (Urine)
Tang, M., Larson‐Meyer, D. E., & Liebman, M. (2008). Effect of cinnamon and turmeric on urinary oxalate excretion, plasma lipids, and plasma glucose in healthy subjects. American Journal of Clinical Nutrition, 87(5), 1262–1267. https://doi.org/10.1093/ajcn/87.5.1262
Chaudhari SP, Tam AY, Barr JA. Curcumin: A Contact Allergen. J Clin Aesthet Dermatol. 2015 Nov;8(11):43-8. PMID: 26705440; PMCID: PMC4689497
Smith, T. J., & Ashar, B. H. (2019). Iron deficiency anemia due to high-dose turmeric. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.3858
Zhang, D., Fu, M., S, G., & Liu, J. L. (2013). Curcumin and Diabetes: A Systematic review. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, 2013, 1–16. https://doi.org/10.1155/2013/636053
Lao, C. D., Ruffin, M. T., Normolle, D. P., et al. (2006). Dose escalation of a curcuminoid formulation. BMC Complementary and Alternative Medicine, 6(1). https://doi.org/10.1186/1472-6882-6-10
Sharma, R. A., Euden, S. A., Platton, S. L., et al. (2004). Phase I Clinical trial of oral curcumin. Clinical Cancer Research, 10(20), 6847–6854. https://doi.org/10.1158/1078-0432.ccr-04-0744
Everyday Health. Diakses pada Mei 2024. Can Too Much Turmeric Cause Side Effects?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya