ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/Angela Roma)
Meskipun FDA mengklasifikasikan MSG pada umumnya aman, tetapi beberapa penelitian telah mengeksplorasi hubungan potensial MSG dengan sejumlah kondisi kesehatan, terutama setelah laporan gejala ringan dan sensitivitas setelah dikonsumsi.
Studi tahun 2019 menyebut adanya hubungan antara konsumsi MSG dosis tinggi dengan peningkatan denyut jantung, risiko serangan jantung, dan dampak negatif pada kesehatan hati, kesuburan, dan pembentukan tumor dalam konteks obesitas yang diinduksi MSG pada tikus.
Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah MSG yang digunakan pada tikus tidak mencerminkan kenyataan dalam konsumsi MSG pada manusia.
Penelitian lain dalam sebuah studi laboratorium tahun 2017 menemukan kalau MSG dosis tinggi berpotensi bertindak seperti pengganggu endokrin dan mungkin berperan dalam pengembangan obesitas.
Namun, sekali lagi, dosis MSG yang diberikan dalam penelitian tersebut juga lebih tinggi daripada asupan harian rata-rata 13 gram glutamat dari makanan alami dan 0,55 g dari bahan tambahan makanan MSG per hari, dan tingkat dosis aman 30 miligram glutamat per kilogram (kg) berat badan konsumsi MSG harian.
Misalnya, dalam satu percobaan, tikus menerima 0,5-1,5 g MSG per kg berat badan, yang menyebabkan detak jantung yang cepat.
Untuk orang dewasa dengan berat 68 kg (150 pon), ini setara dengan 34-102 g glutamat per hari, yang 2,5-7,5 kali lebih besar dari asupan harian rata-rata saat ini.
Oleh karena itu penting untuk dicatat bahwa kita tidak dapat memperkirakan hasil penelitian berbasis hewan dan laboratorium ini kepada manusia.
Tidak jelas bagaimana paparan MSG dosis rendah jangka panjang dari berbagai sumber makanan memengaruhi kesehatan manusia. Penelitian lebih lanjut dan luas pada manusia diperlukan.
MSG adalah bentuk garam dari asam amino glutamat, yang terjadi secara alami dalam berbagai makanan dan sayuran kaya protein, seperti udang, rumput laut, dan tomat. Meskipun dianggap aman sebagai aditif makanan, beberapa kontroversi kesehatan seputar masih terus berkembang luas. Hubungan antara penggunaan MSG pada manusia dan timbulnya kondisi seperti obesitas, penyakit jantung, infertilitas, atau penyakit hati masih belum jelas dan belum terbukti.