Hari Kanker Tulang Nasional 2023: Sejarah dan Fakta Menariknya

Dibanding jenis lainnya, kanker tulang menjadi salah satu yang masih jarang disadari. Bukan hal aneh mengingat kanker tulang termasuk jenis kanker langka yang kasusnya hanya satu persen dari seluruh penyakit kanker yang ada, melansir Mayo Clinic.
Meski langka, bukan berarti kanker ini tidak bisa terjadi. Nah, untuk meningkatkan kesadaran akan ganasnya kanker tulang, pemerintah Indonesia menetapkan 11 April sebagai momen peringatannya. Pada Hari Kanker Tulang Nasional 2023 ini, coba kenalan dulu dengan penyakit satu ini dulu, yuk!
Sejarah Hari Kanker Tulang Nasional 2023
Tahun 2023 bukan pertama kalinya peringatan Hari Kanker Tulang dilaksanakan. Sejak tahun-tahun sebelumnya, pemerintah dan berbagai penggerak kesehatan, rutin mengampanyekan pentingnya kesadaran akan penyakit yang menyerang tulang ini.
Pada 2022 lalu, peringatan tahunan ini mengusung tema 'Cegah Kanker Tulang dengan Kenali Gejala dan Tanda Sejak Dini'. Menyasar berbagai kalangan, pengenalan dilakukan melalui berbagai platform, dari media sosial hingga penyebaran poster.
Dari tahun ke tahun, berbagai kalangan terus mengampanyekan gerakan ini. Tujuannya, untuk mendorong masyarakat lebih awas terhadap kanker tulang.
Dengan begitu, harapannya masyarakat dapat mengenal kanker tulang lebih dalam. Selain itu, bisa pula mendorong setiap individu agar menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur. Pemeriksaan akan membantu deteksi dini yang memungkinkan seseorang untuk mengambil langkah pencegahan maupun pengobatan lebih awal.
Mengenal kanker tulang
Sesuai namanya, kanker tulang merupakan kanker yang terjadi pada tulang. Istilah kanker tulang sendiri merujuk pada kanker yang menyerang tulang primer. Kanker ini benar-benar tumbuh di bagian tulang, ya. Bukan hasil sebaran dari kanker organ lain.
Kanker tulang terjadi ketika sel-sel tulang mulai tumbuh di luar kendali. Dilansir American Cancer Society, pertumbuhan sel ini bisa terjadi di berbagai bagian tulang. Termasuk lapisan terluas (kortikal), tulang spons (trabekular), jaringan fibrosa (periosteum), tulang rawan, dan lainnya.
Beberapa jenis kanker tulang jamak terjadi pada anak-anak, tapi ada pula yang menyerang orang dewasa. Adapun gejala kanker tulang meliputi beberapa hal berikut:
- Sakit tulang
- Pembengkakan dan sensasi lembut di daerah yang terinfeksi
- Tulang melemah dan mudah patah
- Kelelahan
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
Fakta kanker tulang
Nah, berikut ini terdapat beberapa fakta terkait kanker tulang yang perlu diketahui.
- Termasuk jenis kanker langka
Seperti disinggung sebelumnya, kanker tulang primer termasuk jenis kanker langka. Kejadiannya sekitar satu persen dari keseluruhan kasus kanker yang ada. Faktanya, tumor tulang non-kanker dan kanker tulang sekunder atau metasis tulang jauh lebih umum daripada kanker tulang primer.
- Menyerang tulang panggul dan tulang panjang
Sejatinya, sel-sel tidak normal pemicu kanker bisa berkembang di bagian tulang mana saja. Namun, sebagian besar kasus berkembang di tulang panjang kaki atau lengan atas, melansir NHS Inform. Sementara itu, Mayo Clinic menyebutkan bahwa kanker tulang dapat menyerang bagian panggul.
- Jenis kanker tulang pada anak-anak dan orang dewasa berbeda
Pada orang dewasa, kanker tulang yang paling umum terjadi berjenis chondrosarcoma. Setelah itu, disusul osteosarkoma, kordoma, dan tumor Ewing. Adapun pada anak-anak dan remaja, kanker yang sering terjadi yakni osteosarcoma dan tumor Ewing. Sisanya jauh lebih jarang.
- Jenis kanker terjadi di jenis kelamin atau ras tertentu
Kanker tulang bisa terjadi di semua kalangan. Namun, penjelasan dalam New York State Health Department menyebutkan bahwa jenis kanker tertentu lebih banyak terjadi pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, osteosarkoma lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Sementara, sarkoma Ewing kerap menyerang orang kulit putih, tetapi jarang terjadi pada orang kulit hitam dan Asia.
Hari Kanker Tulang Nasional 2023 mengajakmu untuk lebih mengenal penyakit langka ini. Sebisa mungkin lakukan pemeriksaan rutin guna mengetahui potensi risiko dan mencegahnya, ya.