Love Bombing: Penyebab, Tanda Bahaya, dan Penanganan

Waspada taktik manipulatif yang satu ini

Ketika seseorang terlibat dalam hubungan romantis, maka akan timbul kecenderungan untuk mencurahkan kasih sayang dan perhatian. Namun, ini tidak selalu merupakan hal positif. Pasalnya, curahan kasih sayang dan perhatian berlebih bisa menjadi indikasi praktik manipulatif untuk mencapai tujuan tertentu. Ranah psikologi mengenal fenomena ini sebagai love bombing.

Love bombing mengacu pada pola perilaku yang mana pada awal hubungan romantis, seseorang menghujani pasangannya dengan perhatian dan kasih sayang secara berlebihan. Ini terjadi ketika seseorang menggunakan kata-kata, tindakan, dan perilaku yang seolah-olah penuh kasih sebagai strategi manipulasi. Oleh karena itu, love bombing termasuk sinyal bahaya yang perlu diwaspadai dalam sebuah hubungan.

1. Mengapa love bombing bisa menjadi sesuatu yang berbahaya dalam suatu hubungan?

Love Bombing: Penyebab, Tanda Bahaya, dan Penangananilustrasi love bombing (unsplash.com/taylor hernandez)

Love bombing sering kali terjadi pada fase awal hubungan. Pada fase awal umumnya pasangan masih dalam tahap mengenal satu sama lain, dan seseorang mungkin menganggap bahwa pasangannya adalah pribadi yang menarik dan sangat perhatian. Selain itu, seseorang tidak ragu menunjukkan pujian secara berlebihan dan tampak terlalu cepat terikat secara emosional.

Love bombing juga dapat terjadi pada pasangan yang terlibat konflik, seperti putus hubungan atau bertengkar. Memaafkan dan memberi kesempatan kedua tidak ada salahnya. Akan tetapi, jika pasangan menunjukkan sinyal meremehkan dengan skenario memohon pengampunan, berjanji tidak mengulangi kesalahan, bahkan sampai memberi hadiah berlebihan, ini patut diwaspadai.

Love bombing juga berkaitan dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga. Situasi ini menjadikan pelaku bersandiwara secara dramatis untuk mendapatkan kesempatan menjalin hubungan bersama kembali. Di sinilah titik bahayanya. Pelaku akan menggunakan kontrol dan melakukan kekerasan sebagai siklus yang berulang.

2. Tahapan love bombing yang perlu diwaspadai

Love Bombing: Penyebab, Tanda Bahaya, dan Penangananilustrasi love bombing (pexels.com/Arina Krasnikova)

Dilansir Verywell Mind, terdapat dua tahapan love bombing yang perlu diwaspadai, yakni:

  • Idealisasi: Pada fase awal suatu hubungan, pelaku love bombing menempatkan prinsip idealisasi dengan begitu cepat. Ini dibuktikan dengan pemberian pujian, menggoda melalui pesan romantis, menelepon, atau mengirim kado secara intens.
  • Devaluasi: Dalam tahapan ini, seseorang dapat menunjukkan sikap baik dan kasar secara bergantian dengan porsi seimbang. Dengan kata lain, individu tersebut akan bersikap baik (biasanya) di depan umum, kemudian berubah menjadi kasar (terutama) secara pribadi.

Studi dalam jurnal Discovery tahun 2017 melakukan kajian mengenai perilaku love bombing secara empiris. Peneliti menemukan adanya korelasi antara perilaku ini dengan narsisme, harga diri rendah, dan insecure attachment style.

Diperkirakan bahwa generasi milenial menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dalam praktik narsisme. Dengan begitu, risiko terjadinya love bombing juga akan lebih besar mengenai para milenial.

Baca Juga: 11 Tipe Kepribadian Seks untuk Mengekspresikan Love Language

3. Tanda love bombing

Love Bombing: Penyebab, Tanda Bahaya, dan Penangananilustrasi love bombing (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Praktik love bombing tampaknya sangat membingungkan. Di satu sisi, curahan kasih sayang dan perhatian cenderung didambakan oleh kebanyakan orang. Namun, jika sudah mengarah pada tanda hubungan toksik, siapa pun akan merinding dibuatnya. 

Mengutip Healthline, beberapa tanda love bombing yang perlu diwaspadai adalah:

  • Memberikan hadiah secara berlebihan.
  • Senantiasa memuji pasangan dengan kalimat romantis.
  • Sering mengirim pesan dan mengajak terlibat dalam percakapan melalui telepon.
  • Menginginkan feedback berupa perhatian secara penuh dari pasangan.
  • Selalu meyakinkan pasangan bahwa dirinya adalah belahan jiwa satu-satunya.
  • Menginginkan komitmen saat itu juga (terkesan terburu-buru).
  • Marah ketika pasangan menetapkan batasan.
  • Selalu membutuhkan pasangannya.

4. Mengapa seseorang melakukan love bombing?

Love Bombing: Penyebab, Tanda Bahaya, dan Penangananilustrasi pasangan tidak bahagia (pexels.com/HONG SON)

Penyebab pasti seseorang melakukan praktik love bombing adalah karena berbagai faktor yang sifatnya kompleks. Setidaknya ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi seseorang melakukan praktik ini, yaitu:

  • Keinginan secara sadar untuk memanipulasi orang lain.
  • Pola keterikatan yang tidak disadari atau belum terselesaikan yang terbentuk pada hubungan di masa lalu.
  • Mengalami gangguan kepribadian narsistik yang menyebabkannya ingin mengontrol orang lain.

Penting untuk dipahami bahwa kemungkinan penyebab di atas bisa jadi berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Individu dengan masalah kepribadian (gangguan kepribadian narsistik) tidak selalu mempraktikkan love bombing. Begitu juga individu dengan masalah keterikatan mungkin melakukan love bombing untuk "mengamankan" hubungan karena takut ditinggalkan oleh pasangannya.

5. Cara mengidentifikasi love bombing

Love Bombing: Penyebab, Tanda Bahaya, dan Penangananilustrasi love bombing (pexels.com/Eren Li)

Salah satu cara untuk membedakan antara kasih sayang yang normal dan love bombing adalah dengan memperhatikan tingkat intensitasnya. Ini berhubungan dengan pola perilaku, misalnya menunjukkan cinta yang berlebihan kemudian beralih ke sikap menjauh. 

Di samping itu, masing-masing individu perlu membangun jalinan asmara yang sehat sebagai serangkaian interaksi bertahap sesuai aturan yang disepakati bersama. Pada intinya adalah cinta yang tulus berasal dari hati untuk memberi, sedangkan love bombing bersumber dari keegoisan semata.

Jika saat ini kamu merasa tengah berada dalam bahaya love bombing, tidak ada salahnya untuk mengevaluasi kembali tujuan awal sebuah hubungan. Tanyakan kepada hatimu apakah pasanganmu adalah orang yang tepat atau sebaliknya. Ingat, hakikat cinta adalah suatu proses yang harus dinikmati, bukan ajang perlombaan yang harus terburu-buru dalam menjalankannya.

Baca Juga: Mengenal FRIES, 5 Syarat Sexual Consent yang Valid 

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

@Ani412_ (Insta)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya