ilustrasi tulang panggul (pexels.com/Magda Ehlers)
Pubalgia, dikenal juga sebagai sports hernia atau athletic pubalgia, merupakan cedera jaringan lunak di area selangkangan dan perut bawah yang umum terjadi pada atlet, seperti sepak bola, hoki, dan atletik. Berbeda dari hernia biasa, pubalgia tidak menimbulkan benjolan di selangkangan, melainkan berupa sobekan atau ketegangan pada otot, tendon, atau ligamen yang menempel di tulang pubis. Cedera ini sering muncul akibat gerakan eksplosif, seperti memutar tubuh, menendang, atau mengubah arah secara mendadak, aktivitas khas dalam sepak bola atau hoki. Istilah athletic pubalgia kini lebih disukai dalam dunia medis karena mencakup berbagai kelainan jaringan di daerah pangkal paha, bukan hanya hernia.
Cedera ini terjadi di area pertemuan antara otot perut bagian bawah (terutama rectus abdominis dan obliques) dengan otot paha bagian dalam (adductor longus). Ketidakseimbangan gaya tarik antara kedua kelompok otot tersebut menciptakan tekanan berlebih pada tulang pubis, yang berperan sebagai titik tumpu utama. Kondisi ini dapat memicu sobekan kecil atau kelemahan pada dinding posterior kanal inguinal, yang menyebabkan rasa nyeri yang menjalar hingga ke paha dan perut bagian bawah.
Pubalgia juga sering disalahartikan sebagai hernia biasa karena lokasinya yang berdekatan dengan kanal inguinal. Namun, tidak seperti hernia yang menimbulkan tonjolan akibat keluarnya jaringan perut, pubalgia merupakan kerusakan pada jaringan lunak tanpa pembengkakan yang kasat mata. Itulah mengapa diagnosisnya sering terlambat karena banyak atlet yang terus bermain dengan rasa nyeri ringan tanpa menyadari jika mereka mengalami cedera yang bisa berkembang menjadi kronis.
Menariknya, terdapat mitos bahwa pubalgia muncul akibat aktivitas seksual berlebihan. Secara medis, klaim ini tidak terbukti. Cedera pubalgia terjadi karena tekanan biomekanis dan ketidakseimbangan otot panggul, bukan akibat hubungan seksual. Meski aktivitas tersebut memang melibatkan otot perut dan paha bagian dalam, tidak ada bukti ilmiah hal itu menjadi penyebab langsung terjadinya cedera.