ilustrasi vaksin HPV (pexels.com/FRANK MERIÑO)
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, HPV adalah penyebab dari beragam penyakit, salah satunya kanker serviks. Dua genotipe HPV yang paling umum ditemukan menjadi penyebab sekitar 70 persen dari kasus kanker serviks pada perempuan.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, vaksin HPV terbukti memiliki tingkat efikasi yang tinggi, hampir mencapai 100 persen dalam mencegah infeksi HPV bagi individu yang belum terinfeksi saat pemberian vaksin.
Berbagai studi pun telah membuktikannya. Studi terbaru di Skotlandia menunjukkan dampak nyata dari vaksin terhadap HPV, yang mana negara ini tidak mendeteksi adanya kasus kanker serviks pada perempuan yang lahir antara tahun 1988–1996 dan telah menerima vaksinasi lengkap terhadap HPV antara usia 12 dan 13 tahun (Journal of the National Cancer Institute, 2024).
Studi tersebut juga menunjukkan betapa pentingnya waktu vaksinasi. Anak perempuan yang tidak mengidap kanker apa pun divaksinasi sebelum menjadi aktif secara seksual. Jadi, sangat direkomendasikan untuk tidak menunggu mendapatkan vaksin HPV saat perempuan sudah aktif secara seksual.
Untuk mengurangi risiko dampak dari HPV, vaksin HPV penting diberikan pada anak dan juga pada usia remaja serta dewasa, baik untuk perempuan maupun laki-laki.
Adapun pemberian untuk perempuan dewasa, baik yang sudah aktif secara seksual maupun yang belum, bisa diberikan mulai usia 18–45 tahun. Dosisnya sendiri hingga 3 kali, dengan periode waktu 2 bulan setelah vaksin pertama dan 6 bulan dari dosis pertama.
Untuk anak anak perempuan dan laki-laki, vaksin HPV diberikan pada usia 9–12 tahun atau saat duduk di kelas 5 dan 6 SD. Untuk laki-laki yang belum pernah berhubungan seksual bisa mendapatkan vaksin hingga usia 26 tahun.