Bahaya Makan Makanan Bekas Orang Lain, Tularkan Penyakit?

Jangan dianggap remeh

Baru-baru ini topik mengenai berbagi makanan yang sudah digigit ramai jadi pembicaraan warganet di media sosial. Beberapa orang menyebut bahwa hal tersebut kurang sopan. Namun, di luar dari itu, tindakan tersebut sebetulnya berbahaya. Pasalnya, berbagi makanan yang sudah dikunyah dicurigai dapat menyebabkan penularan penyakit.

Apakah ada bahaya makan makanan bekas orang lain? Jika memang ada, apa saja risiko yang bisa terjadi? Simak penjelasannya di bawah ini, ya.

Bahaya makan makanan bekas orang lain

Beberapa dari kamu mungkin ada yang suka icip-icip makanan orang lain. Biasanya pesan berbagai menu berbeda agar bisa mencoba variasi makanan secara bergantian. Namun, apakah makan bergantian atau bahkan mengonsumsi makanan bekas orang lain ini aman?

Well, ada pro kontra yang menjelaskan hal ini. Jangankan berbagi makanan yang sudah digigit, menggunakan alat makan secara bergantian saja bisa menjadi sarana perpindahan bakteri. Sebuah studi dari Universitas Georgia menemukan bahwa bakteri bisa ditemukan di peralatan makan dan menyebar. 

Adanya air liur yang menempel di makanan bekas gigitan orang lain pun dikatakan dapat memuat mikroorganisme yang berdampak negatif pada tubuh. Dampak tersebut d iantaranya virus, bakteri, dan kuman. Hal ini pun mendukung penularan penyakit seperti pilek (rhinovirus), bakteri radang, hepatitis, dan sebagainya, melansir Cleveland Clinic Health Essentials.

Meski tidak sama dengan sekadar berbagi makanan, studi lain menunjukkan bahwa makanan yang dikunyah oleh ibu dan diberikan kepada anak dapat menularkan HIV. Sumber HIV ini kemungkinan besar berasal dari darah yang menginfeksi air liur. Oleh karenanya, orangtua dengan HIV disarankan menghindari memamah makanan sebelum memberikannya kepada anak.

Baca Juga: Apakah Ciuman Bisa Menularkan HIV? Ini Fakta dan Risikonya

Air liur punya manfaat antimikroba

Bahaya Makan Makanan Bekas Orang Lain, Tularkan Penyakit?ilustrasi mulut (freepik.com/diana.grytsku)

Air liur manusia memang bisa mengandung bakteri yang bisa ditransfer ke orang lain. Meski demikian, air liur kita sejatinya cukup kuat untuk menghalau infeksi. Salah satu fungsi dari air liur adalah melindungi mulut dari penyakit gusi, kerusakan gigi, dan berbagai infeksi lain.

Adanya zat antimikroba dalam air liur dapat mengurangi risiko infeksi bakteri yang masuk. Selain itu, air liur juga membantu menetralkan asam di mulut dan memastikan pertumbuhan mikrobiota mulut yang baik. 

Selain itu, HIV pada orang dewasa pun cenderung jarang ditularkan melalui air liur. Centers of Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa tidak ada kasus HIV yang terdokumentasi ditularkan melalui ludah karena HIB tidak menular melalui air liur. Kamu pun tidak bisa tertular HIV dengan mengonsumsi makanan yang dimasak oleh pengidap HIV, melansir situs HIV.gov.

Jadi, bagaimana bahaya makan makanan bekas orang lain? Kamu mungkin perlu waspada adanya penularan infeksi virus atau bakteri. Akan tetapi, risikonya bisa saja berkurang jika kamu memiliki imun tubuh yang baik. 

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses April 2024. Does Saliva Have Health Risks? 3 Ways Germs Can Spread

HIV gov. Diakses April 2024. How Is HIV Transmitted?

Centers of Disease Control and Prevention. Diakses April 2024. How is HIV passed from one person to another?

Delta Dental. Diakses April 2024. The importance of saliva

University of Georgia dari Science Daily. Diakses April 2024.  Kitchen utensils can spread bacteria between foods

University of Georgia dari Science Daily. Diakses April 2024.  Pre-chewed Food Could Transmit HIV

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya