10 Jenis-Jenis Disabilitas yang Perlu Dipahami Semua Orang

Tidak cuma gangguan fungsi pada fisik

Disabilitas merupakan segala kondisi tubuh atau pikiran yang membuat penyintasnya kesulitan melakukan aktivitas tertentu. Kondisi tersebut dikategorikan ke dalam beberapa jenis.

Jenis-jenis disabilitas dikelompokkan berdasar kapasitas fisik, psikologis, dan sosial. Berikut pengategoriannya menurut National Disability Services.

1. Gangguan perkembangan saraf

10 Jenis-Jenis Disabilitas yang Perlu Dipahami Semua Orangilustrasi Down syndrome (pexels.com/Cliff Booth)

Gangguan perkembangan saraf merupakan sekelompok gangguan yang umumnya timbul pada awal pertumbuhan (atau berusia 0-18 tahun). Hal ini ditandai dengan defisiensi perkembangan yang menyebabkan gangguan fungsi pribadi, sosial, akademik, atau pekerjaan. Beberapa disabilitas yang termasuk kategori ini yaitu:

  • Cacat intelektual
  • Gangguan spektrum autisme
  • Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
  • Gangguan komunikasi yang meliputi gangguan bahasa maupun gangguan suara
  • Gangguan belajar tertentu yang ditandai dengan defisiensi spesifik pada kemampuan individu dalam memahami atau memproses informasi secara efisien dan akurat
  • Gangguan motorik, misalnya gangguan koordinasi perkembangan, gangguan gerakan stereotip, gangguan tic, dan sebagainya.

2. Disabilitas fisik

Jenis-jenis disabilitas kategori ini ditandai dengan kondisi fisik yang memengaruhi mobilitas, kapasitas fisik, stamina, atau ketangkasan seseorang. Contohnya seperti ada sklerosis multipel, distrofi otot, artritis kronis, cerebral palsy, dan sebagainya. 

Disabilitas fisik mungkin menyebabkan penyintasnya kesulitan menggerakkan dan mengoordinasikan bagian tubuh. Adapun tingkat kesulitan yang dialaminya tergantung pada jenis dan faktor lingkungan.

3. Cedera otak

Acquired brain injury mengacu pada kerusakan otak apa pun yang terjadi setelah lahir. Misalnya, akibat kecelakaan, keracunan, stroke, tumor otak, kekurangan oksigen, dan penyakit saraf degeneratif.

Disabilitas terkait kondisi ini bersifat kompleks dan dapat menyebabkan keterbatasan di banyak bidang kehidupan. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi kognitif, fisik, emosional, bahkan kemandirian.

4. Disabilitas neurologis

10 Jenis-Jenis Disabilitas yang Perlu Dipahami Semua Orangilustrasi pasien Alzheimer (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Disabilitas neurologis menggambarkan adanya kerusakan pada sistem saraf seseorang yang memengaruhi fungsi mental dan tubuh mereka. Hal ini terjadi karena otak, sumsum tulang belakang, dan sistem saraf seluruhnya terdampak. Kondisi yang dialami juga bervariasi pada tiap individu. Beberapa kondisi yang dikelompokkan sebagai disabilitas neurologis di antaranya cerebral palsy, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, epilepsi, hingga Alzheimer.

Baca Juga: 27 Potensi Masalah Kesehatan dan Disabilitas pada Bayi Prematur

5. Gangguan penglihatan

Gangguan penglihatan didefinisikan sebagai keterbatasan satu atau fungsi penglihatan. Nah, yang termasuk pada hal ini gangguan penglihatan ringan hingga kebutaan total. Kondisi ini juga meliputi gangguan penglihatan bawaan sejak lahir ataupun masalah degeneratif maupun kecelakaan.

Jenis-jenis disabilitas ini tidak dapat kembali ke penglihatan normal dengan lensa preskriptif ataupun pembedahan. Tingkatan kondisinya bisa berbeda tergantung individu, tetapi secara umum memengaruhi kemampuan dalam melakukan tugas-tugas kejuruan.

6. Gangguan pendengaran

Kategori ini meliputi masalah pada satu atau lebih di bagian telinga, saraf yang berasal dari telinga, maupun bagian otak yang mengontrol pendengaran. Gangguan ini mencakup ketidakmampuan sebagian atau pun seluruhnya untuk mendengar ucapan dan suara.

Jenis disabilitas ini dapat memengaruhi siapa saja dalam usia berapa pun. Bentuk gangguannya ada yang bersifat sementara, tetapi beberapa mengalaminya secara permanen. Kondisi ini juga meliputi gangguan pendengaran bawaan maupun karena kecelakaan.

7. Tunanetra-rungi (sensorik ganda)

10 Jenis-Jenis Disabilitas yang Perlu Dipahami Semua Orangilustrasi kebutaan (pexels.com/Yan Krukov)

Jenis-jenis disabilitas lainnya yakni tunanetra-rungu yang merupakan gabungan gangguan penglihatan dan pendengaran. Hal ini berdampak signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, sosialisasi, mobilitas, dan kehidupan sehari-hari.

Sama seperti beberapa jenis lainnya, tingkat disabilitas ini bisa beragam tergantung level keparahannya. Selain itu juga ada kemungkinan adanya disabilitas lainnya.

8. Gangguan bahasa bicara

Gangguan bahasa bicara meliputi masalah dengan bunyi ucapan atau pemahaman dan penggunaan bahasa. Dengan demikian, individu menjadi tidak dapat berkomunikasi dengan cara yang sama seperti orang lain.

Anak-anak mungkin dilahirkan dengan kondisi ini. Beberapa disabilitas seperti gangguan spektrum autisme, disabilitas intelektual, down syndrome, dan cedera otak dapat memicu kondisinya. Di luar itu, gangguan bahasa bicara juga dapat berkembang secara bertahap pada orang dewasa.

9. Disabilitas psikososial

Disabilitas psikososial merujuk pada disabilitas yang mungkin timbul akibat masalah kesehatan mental. Meski demikian, tidak semua orang dengan masalah kesehatan mental mengalami hal ini. 

Namun, bagi yang mengalaminya, disabilitas ini bisa menjadi parah, berlangsung lama, dan berdampak pada proses pemulihan mereka. Adapun kondisi kesehatan mental yang dimaksud seperti depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, hingga bipolar.

10. Keterlambatan perkembangan

Keterlambatan perkembangan merupakan jenis-jenis disabilitas yang merujuk pada keterlambatan tumbuh kembang anak. Hal ini terjadi ketika anak membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk mengembangkan keterampilan fisik, emosional, sosial, komunikasi, dan berpikir.

Contohnya, beberapa anak mungkin membutuhkan bantuan ekstra untuk melakukan aktivitas sehari-hari dibanding anak usia lain pada umur yang sama. Penting untuk mengamati gejala yang muncul guna mendapatkan pelatihan yang mungkin diperlukan anak.

Memahami jenis-jenis disabilitas di atas menjadi ilmu penting untuk setiap orang. Dengan demikian, lingkungan inklusif dan ramah difabel bisa terus dikembangkan.

Baca Juga: Perbedaan Difabel dan Disabilitas yang Perlu Diketahui

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya