Apakah Puasa Memengaruhi Kesuburan? Berikut Faktanya

Benarkah bisa menurunkan hormon?

Puasa intermitten, termasuk Ramadan, dipercaya memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Sebut saja, meningkatkan metabolisme, menjaga berat badan sehat, hingga menurunkan tekanan darah dan kadar gula.

Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa hal ini dapat mengganggu produksi hormon reproduksi. Bagi sebagian kalangan, terlebih pasangan yang sedang menjalani program hamil, ini mungkin jadi isu serius. 

Lantas, apakah benar puasa memengaruhi kesuburan yang juga memberikan dampak pada potensi kehamilan? Simak penjelasan lebih lanjut hingga akhir artikel, ya.

Hal yang terjadi pada tubuh saat puasa

Selama berpuasa, tubuh mengalami beberapa fase berbeda. Tahap pertama terjadi sekitar 0-3 jam setelah kamu mulai berhenti makan dan minum. Pada fase ini, kamu masih merasa kenyang karena ada cadangan makanan di perut. 

Pada periode ini pula, kadar glukosa darah meningkat karena tubuh sedang mencerna dan menyerap makanan. Hal tersebut membuat tubuh mengalami peningkatan sekresi insulin yang membantu mengatur gula darah. Dengan begitu, sel-sel di seluruh tubuh akan mendapatkan aliran energi yang stabil.

Fase kedua terjadi setelah 3-18 jam berpuasa. Berdasar penelitian dalam Current Obesity Reports dijelaskan bahwa pankreas mulai mengeluarkan hormon glukagon lebih tinggi pada fase ini. Hormon tersebut dapat membantu mencegah kadar gula darah turun terlalu rendah. Kadar insulin pun mengalami penurunan, lalu tubuh akan menggunakan glikogen sebagai sumber energi alternatif. 

Setelah glikogen habis, tubuh mulai mencari sumber 'bahan bakar' lain. Hormon seperti glukagon, epinefrin, hingga kortisol lalu meningkat dan memecah protein serta lemak. Hormon-hormon tersebut lantas membuat puasa dapat membakar lemak, melansir studi dalam jurnal Diabetes.

Baca Juga: Bolehkah Makan Pedas saat Sahur dan Buka Puasa? Ini Faktanya

Hubungan puasa dan hormon fertilitas

Apakah Puasa Memengaruhi Kesuburan? Berikut Faktanyailustrasi test pack (Freepik.com/freepik)

Terdapat beberapa pandangan berbeda yang membahas keterkaitan antara puasa dengan hormon yang berperan dalam fertilitas. Beberapa mengatakan bahwa puasa berdampak negatif pada kesuburan, sedangkan yang lain mengungkapkan sebaliknya.

Sebuah penelitian dalam jurnal Nutrients mengungkapkan bahwa puasa dapat mengganggu produksi hormon reproduksi. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa puasa intermitten menurunkan penanda androgen. Namun, tidak berpengaruh pada kadar estrogen, gonadotropin, atau prolaktin. 

Sementara itu, studi lebih baru yang diterbitkan dalam jurnal Obesity pada 2022 berpendapat lain. Adanya efek buruk puasa intermitten pada kesuburan mungkin bukan hal universal atau terjadi pada semua orang. Penelitian dilakukan dengan responden yang berpuasa selama 18-20 jam ini, menunjukkan bahwa satu-satunya hormon yang menurun adalah DHEA. 

Dilansir Eating Well, DHEA merupakan hormon steroid yang penting untuk menjaga fungsi ovarium dan kualitas sel telur. Namun, kadar DHEA dapat kembali normal pada 8 minggu setelah berpuasa. Perlu dicatat, penelitian ini dilakukan pada perempuan dengan obesitas dalam kurun waktu singkat. 

Lantas, apakah puasa memengaruhi kesuburan?

Pendapat lain ada yang mengatakan sebaliknya. Dr. Salem El Shawarby MD, FRCOG, CCT (UK) dalam Fakih IVF menjelaskan, puasa justru membantu proses detoksifikasi tubuh. Menurutnya, puasa dapat meningkakan kualitas sperma dan mengatur ovulasi pada perempuan.

Dengan demikian, racun dalam tubuh dikeluarkan dan produksi hormon pun diseimbangkan sehingga mendukung kemampuan hati untuk melakukan pembersihan dan pembakaran lemak berlebih. Di samping itu, puasa juga dapat menurunkan tingkat stres yang berpengaruh pada reproduksi.

Puasa mungkin memengaruhi kesuburan pada beberapa kondisi tertentu. Namun, berpuasa juga dapat mengembalikan fungsi tubuh menjadi lebih sehat. Kondisi tersebut diperlukan untuk meningkatkan peluang perempuan hamil, melansir Better Health Channel.

Archives of Andrology menyebutkan bahwa puasa juga tidak memberikan dampak buruk bagi kualitas sperma. Sebaliknya, konsumsi makanan dan minuman yang terbatas berpotensi menurunkan fungsi organ reproduksi dan kesuburan. 

Pasangan yang sedang merencanakan kehamilan tidak dilarang berpuasa. Namun, menimbang potensi puasa dapat memengaruhi kesuburan pada kondisi tertentu, ada baiknya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu. Dokter akan membantu mempertimbangkan langkah terbaik sesuai dengan kondisi masing-masing individu. 

Baca Juga: Memanfaatkan Puasa untuk Menurunkan Berat Badan? Ini Saran dari Ahli

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya