Teratai adalah tanaman akuatik yang biasa tumbuh di kolam atau danau, dikenal karena memiliki bunga yang cantik dengan daun lebar yang mengapung di permukaan air. Namun, sangat sedikit yang tahu kalau teratai bisa dimakan dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Penasaran, apa manfaat mengonsumsi teratai bagi kesehatan? Dan bagian mana yang paling berkhasiat? Cari tahu di sini, yuk!
Studi yang diterbitkan dalam European Journal of Medicinal Chemistry tahun 2020 menjelaskan peran antioksidan. Senyawa ini membantu menetralkan radikal bebas. Stres oksidatif akan terjadi jika radikal bebas menumpuk di tubuh, yang bisa merusak sel dan berkontribusi dalam perkembangan penyakit.
Beberapa senyawa antioksidan yang ditemukan dalam teratai atau lotus ialah flavonoid, alkaloid, kuersetin, kaempferol, katekin, dan asam klorogenat. Aktivitas antioksidannya paling terkonsentrasi pada biji dan daunnya. Selain itu, antioksidan juga ditemukan di kelopak dan benang sarinya.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Technology and Health Care tahun 2019 mempelajari efek antimikroba ekstrak daun teratai India (Nelumbo nucifera). Peneliti menggunakan 100 gram daun teratai India, lalu menambahkan metanol 70 persen.
Hasilnya, ekstrak daun teratai India efektif menghambat pertumbuhan Streptococcus anginosus yang biasanya hidup di rongga mulut manusia. Temuan tersebut membuat teratai berpotensi dijadikan pasta gigi dan produk kebersihan mulut lainnya.
Hal-hal seperti infeksi, paparan zat berbahaya, pola makan yang buruk, merokok, dan kurang olahraga bisa menyebabkan peradangan atau inflamasi kronis. Lama-kelamaan, kondisi tersebut bisa merusak jaringan dan berkontribusi pada timbulnya penyakit seperti kanker, diabetes, penyakit jantung, dan sebagainya.
Menurut studi dalam American Journal of Chinese Medicine tahun 2014, beberapa senyawa dalam teratai seperti kuersetin dan katekin bisa membantu mencegah atau mengurangi inflamasi, terutama ekstrak daun dan bijinya.
Studi dalam jurnal Nutrients tahun 2020 menunjukkan bahwa tikus yang diberi ekstrak biji teratai mengalami penurunan kadar gula darah. Efek yang sama terlihat pada kelinci diabetes yang diberi ekstrak daun teratai, seperti yang dipublikasikan dalam Indian Journal of Animal Research tahun 2021.
Para peneliti berspekulasi bahwa efek antidiabetes berasal dari antioksidan dalam ekstrak teratai. Salah satunya adalah polifenol, senyawa alami pada tumbuhan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, daun teratai kaya akan flavonoid. Penelitian dalam jurnal BioMed Research International tahun 2022 mencari tahu efek ekstrak flavonoid dalam daun teratai terhadap sel kanker usus besar HT-29.
Hasilnya, flavonoid dalam daun teratai mampu menghambat proliferasi sel kanker usus besar HT-29. Proliferasi merupakan fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan.
Nah, itulah beberapa manfaat mengonsumsi teratai bagi kesehatan. Bagaimana, tertarik menjadikan teratai sebagai bagian dari pola makan sehat?