Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyakit kronis banyak dialami populasi dunia. Tak cuma menyerang usia tua, kondisi ini juga banyak dialami usia yang lebih muda. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari genetik, usia, gaya hidup, hingga kondisi lain yang bisa memicu tingginya tekanan darah.
Umumnya pengidap hipertensi tidak merasakan gejala tertentu, sehingga biasanya kondisi ini baru terdeteksi saat menjalani pemeriksaan kesehatan atau sudah terjadi komplikasi. Inilah kenapa hipertensi dijuluki 'pembunuh diam-diam'.
Hipertensi tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikontrol untuk mencegah komplikasi. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), di luar komplikasi lainnya, hipertensi bisa menyebabkan kerusakan serius pada jantung. Tekanan darah yang berlebihan dapat mengeraskan arteri, menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung. Tekanan yang meningkat dan aliran darah yang berkurang ini dapat menyebabkan:
- Nyeri dada angina
- Serangan jantung, terjadi ketika suplai darah ke jantung tersumbat dan sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah tersumbat, semakin besar kerusakan jantung
- Gagal jantung, muncul ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ vital tubuh lainnya
- Detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian mendadak
Hipertensi juga dapat memecahkan atau menyumbat arteri yang menyuplai darah dan oksigen ke otak, sehingga menyebabkan stroke.
Selain itu, hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan ginjal, menyebabkan gagal ginjal.
Nah, di samping mendapatkan pengobatan dari dokter, penderita hipertensi juga perlu melakukan perubahan gaya hidup, salah satunya lewat pola makan. Ada diet yang dibuat khusus untuk penderita hipertensi, yaitu diet DASH. Apa itu diet DASH dan bagaimana cara melakukannya? Simak ulasannya berikut ini, ya!